Qatar itu memang hebat, penduduknya cuma 2 jutaan (setengah penduduk provinsi Aceh,kalau bicara ukuran indoensia mungkin terlalu besar 2jutaan dari 200jutaan artinya cuma 1%).
Beberapa waktu lalu negara tetangga yaitu Arab cs memboikot mereka, tapi malah mereka masih kokoh berdiri dan semakin mandiri.
Bahkan hasil survey baru2 ini mereka masih masuk kategori negara termakmur didunia.
Dan yang paling membanggakan bagi warga dan pemerintah mereka, mereka akan menyelenggarakan piala dunia pd 2022.
Tentu bukan sembarang negara yg mampu akan hal ini, Asia baru Jepang dan Korea pada 2002 itupun mereka join 2 negara.
Qatar? Negara kecil, penduduk 2 jutaan tapi mampu. Wajar mereka patut berbangga.
Tentu ini bukan bicara populasi atau luas wilayah, ini bicara mampu atau tdk?
Andai kontestan juara dunia dipilih berdasarkan populasi, tentu yg selalu masuk semifinal Amerika,China,India ,Rusia dan indonesia.
Nah, ini seharusnya jadi pelajaran bagi pemilu atau pilpres.
Jika masalah populasi yang jadi acuan tentu selamanya akan di pimpin oleh orang suku Jawa.
Maaf, jangan sensitif dulu. Sedikit2 rasis, baca dulu sampai habis baru nalar dan kasih komen.
Jadi kalau Maslaah populasi yg selalu jadi ukuran,maka orang Jawa yang akan jadi presiden indoensia selamanya, karena orang Jawa paling banyak di Indonesia.
Nah, andai berbicara quantity tentu semua punya peluang, bahkan NTB,Aceh atau Papua sekalipun punya kesempatan jadi presiden.
Harusnya ada dewan khusus yg menseleksi calon presiden Dari segala hal. Bukan sekedar partai yg menentukan.
Tapi mungkinkah? Rasanya sulit, paling2 kalau nanti ga lolos sepak bola ke Asian games,olimpiade atau piala Asia dan piala dunia selalu banding2kan populasi, kroasaia penduduknya sekian juta,Qatar yang cuma 2 jutaan atau Panama yg mungkin ga sampe 1 juta jiwa mampu lolos piala dunia,Indonesia yg 200jutaan kapan lolos piala dunia?
Akhirnya siaran ulang itu akan terus muncul setiap penyelenggaraan piala dunia.
Kapan kita akan berubah?