Ribuan hari lalu, aku mulai mengenalmu. Menganggapmu bulan, sebab kita terlampau jauh, terlebih kamu sukar digenggam. Ribuan hari lalu perasaan itu mulai tumbuh. Ada satu keyakinan untuk terus melangkah maju, sekalipun aku tak cukup percaya diri waktu itu. Ada harapan bahwa kalau kita berjodoh, kita akan bertemu pada tempat dan waktu yang tepat.
Sejak ribuan hari itu, aku mulai menerka-nerka. Kadang menghubung-hubungkan satu kesamaan di antara kita. Kadang harus sadar diri, bahwa ternyata aku masih teramat cela di matamu. Namun, aku masih terlalu percaya diri waktu itu. Setidaknya, apabila orang-orang bertanya tentang kesiapanku bertemu dirimu, aku akan menjawab bahwa keberanian adalah satu siasat yang masih kupegang erat-erat. Sampai kapanpun. Baik ketika pada akhirnya kita akan bersama, atau harus merelakan seutuhnya. Setidaknya aku telah berjuang sebegitu manisnya.
Baiklah, pada akhirnya kita harus bersyukur telah bertemu.