Mengambil Sisi Baik dari Persoalan Pelik

in steemexlusive •  4 years ago  (edited)

IMG20210122111103.jpg

IMG20201229093228.jpg

Kangen nggak sih, membahas tentang parenting dan pasutri di blog ini? Iyap, rasanya rindu sekali. Karena pada mulanya aku belajar menulis itu dengan tulisan-tulisan ringan seputar pengasuhan dan komunikasi pasutri. Sebabnya tentu karena buku yang dibaca masa itu temanya berkaitan tentang dua hal tersebut, dibalut dengan pengalaman sehari-hari, aku jadi sering berlatih menulis dengan tema yang sama.

Bermula dari obrolan ringan dengan seorang sahabat—semoga ia tak keberatan aku membahas obrolan kami di sini—aku bisa merasakan kegelisahannya tentang tumbuh kembang anaknya: kenapa anak usia dua tahun belum punya banyak kosa kata? Secara alamiah, dia langsung membandingkan dengan anak yang usianya sepantaran dengan anaknya. Aku bisa memahami dirinya, sangat mungkin aku melakukan hal yang sama kalau berada di posisi dia saat itu, tetapi di sinilah aku kini, dengan empat orang anak yang salah satunya telah menjelang dewasa muda, aku bisa lebih mencerna situasi. Sahabat baikku itu lalu mengutarakan kegelisahannya sembari merunut segala penyebab kenapa anaknya mengalami speech delay.

Sebenarnya banyak orang tua zaman kini yang punya masalah sama, kita bisa saling berempati dan mendukung untuk sama-sama mencari solusi. Kali ini aku sedang tidak membahas tentang penanganan keterlambatan bicara, jadi aku tak ingin membahasnya di komentar bawah nanti, tapi hal yang mejadi fokus bahasanku kali ini adalah: mencari penyebab terkadang tidak penting saat solusilah yang benar-benar dibutuhkan.

Apalagi nanti ketika kita mencari penyebabnya, tiba-tiba harus ada yang rela dikambinghitamkan. Aku dulu pernah mengalami hal yang sama ketika Akib terlihat sangat aktif dan tidak bisa dikendalikan, ada saja yang mencari-cari apa sebabnya. Lalu ketika dia didiagnosis disleksia, aku sendiri berpikir apakah karena proses lahirannya yang lama dan sulit, mugkin saja kekurangan oksigen saat telah memengaruhi tumbuh kembang otaknya, tapi syukurlah aku tak berkarut-larut di sana. Toh, saat ini anak sulung kami itu sangat baik perkembangannya. Dia tumbuh baik dan tak berbeda dengan anak lainnya. Dia bahkan punya keahlian yang bisa dia andalkan dan yang paling penting kami sangat mencintainya dan dia anak yang halus budi dan berkasih sayang.

Jika kita mencari penyebab dan bertanya-tanya kenapa buah hati kita berbeda perkembangannya dari anak seusianya, jangan berlama-lama di sana. Pindahlah untuk pertanyaan lainnya; apa yang seharusnya kita lakukan untuk membantu memperbaiki keadaan. Fokus mencari solusi. Pasti ada hikmah di balik semua keadaan yang diberikan Tuhan buat kita. Seperti dulu ketika Akib terlihat unik, aku jadi lahap sekali membaca buku, mencari info yang tepat tentang kondisi Akib, berkelana di setiapevent seminar pengasuhan, bertemu banyak orang yang memotivasi dan eureka! Aku sangat menikmati musim-musim pengasuhan anak. Ketika adik-adik Akib lahir, aku tak lagi terkena panic attack. Walau kegelisahan sebagai seorang ibu belum sepenuhnya lenyap, tetapi itu aku anggap sebagai indikasi yang baik agar aku tak berhenti belajar dan lekas berpuas diri. Persoalan anak pula yang mengeratkan hubungan dengan suami, semakin intens komunikasi, semakin baik sebuah hubungan, semakin banyak yang bisa dibenahi. Fokus pentingnya adalah mencari solusi, bukan mencari siapa yang salah atas situasi ini.[]

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Kiban dilei ibuk @dyslexicmom, katapeugah neuboh gamba meu 2-3 on, neupoto aneuk² miet droneuh atau njou han meucok bak pixabay (bek tuwoe sumber). Leuh njan tag awal ka salah, neu edit njang beutoi #steemexclusive, dan kali ukeun neu post lansung bak komunitas Indonesia (neusubscribe dilei)

Buahahhahaha...tadi nggak sempat, Bang. Udah ter-klik pos.

Itu tag nggak bisa diedit.