Steemit Milestone #1: 3000 Followers!

Pada 17 Juli 2017 lalu, aku mendaftarkan akun @acehpungo dengan tergesa-gesa. Aku ingin agar nama akun itu menjadi milikku, dan berharap orang lain belum mendaftarkannya. Beruntung, nama @acehpungo masih tersedia dan bisa digunakan.

Dua hari sebelumnya, aku juga mendaftar steemit menggunakan email dan nomor handphone berbeda. Nama akun yang kupilih adalah @lmubarak seperti di Twitter. Sialnya, hingga pada hari aku mendaftarkan nama akun @acehpungo, email balasan dari pihak Steemit tidak kunjung tiba.

Setelah akun @acehpungo disetujui, barulah email balasan dari Steemit tiba. Karena sudah patah arang, aku memilih menggunakan nama lain ketika proses generate password. Untuk alasan pribadi, nama akun itu tidak akan kubeberkan di sini.

Oh ya, hari ini aku ingin mengabarkan sebuah kabar yang tidak penting, namun menjadi penting kalau dikabarkan. Per Senin (23/4/2018), usia @acehpungo sudah mencapai 279 hari. Kenapa 279 hari? Karena akun @acehpungo disetujui pada 17 Juli 2017 (nanti aku akan bikin tulisan lain genap setahun bergabung di Steemit, kalau tidak lupa). Jika soal usia 279 ini tidak penting, lalu apa informasi pentingnya? Bagus, jika di benak kalian muncul pertanyaan seperti itu.

Awalnya aku berharap jumlah pengikut (followers) mencapai angka 3000 ketika usia akun @acehpungo ini genap setahun. Namun, rupanya para pengikut akun saya tidak sabar menunggu. Sekali pun banyak follower datang dan pergi, jumlah 3000 follower terpenuhi juga. Bagi kalian yang sudah memiliki 10.000 follower, tentu pencapaian saya ini hanya pantas dijadikan bahan tertawaan saja.

"Jiah, jumlah follower segitu saja sudah bikin posting," dan disambung steemian lain, "Cemen, lu!", kemudian ditempong keras para senior, "Kayak orang kehabisan ide saja." Ah, kalian boleh saja meremehkan angka 3000 ini. Tapi, kalau kalian sering ikut demo yang dibiayai politisi, angka 100 saja sudah lebih dari cukup untuk tidak bikin malu sponsor.

Sebagai orang yang bersyukur, aku mensyukuri apapun hasil dan pencapaian yang aku dapatkan dari steemit ini, termasuk angka jumlah pengikut. Aku tak akan menganggap sia-sia niat baik orang-orang yang memutuskan untuk klik "follow" akun ini. Aku pun tak akan mempersoalkan motif mereka. **TERIMA KASIH SUDAH MENJADI PENGIKUT AKUN INI.**

Aku percaya, selama menjadi pengikut akun @acehpungo ini, kalian lebih banyak kecewa daripada bahagia. Banyak tulisan yang kutulis pun belum sesuai dengan ekspektasi kalian. Bahkan, kalian kecewa karena aku pun jarang mengunjungi akun kalian, memberi upvote dan berkomentar pada setiap postingan kalian. Kalian boleh marah untuk hal ini. Aku hanya manusia biasa yang dikasih kemampuan terbatas oleh yang maha kuasa, dan bukan sebuah robot (bot) dengan kecepatan di atas rata-rata.

Steemit memang bukan platform yang bisa mewujudkan banyak harapan. Namun, bukan berarti melalui steemit kita tidak bisa meraih dan menggapai apapun. Untuk kalian ketahui, sebagian penghasilan dari Steemit sudah pernah saya gunakan untuk menikmati banyak makanan enak di Kamboja dan Vietnam, membeli token listrik, mengisi pulsa, membeli pampers dan susu, membayar satu-dua bulan cicilan mobil, dan banyak kebutuhan kecil lainnya. Di kala pemasukan dari sumber lain macet, steemit kerap menjadi pahlawan yang jasanya tak bisa dibilang biasa-biasa saja.

Di luar itu, ada kenikmatan lain yang aku peroleh dari steemit ini. Melalui steemit, aku bisa mencicil tulisan untuk buku dengan mudah! Ya, semoga saja akhir tahun ini buku kumpulan tulisan dari steemit bisa terbit. Siap-siaplah di antara kalian yang akan kuminta untuk memberi kata pengantarnya. []