With Abdul Manan, Chairman of the Alliance of Independent Journalists (AJI) Indonesia.
Photo by @emnajourney
The Alliance of Independent Journalists (AJI) is one of the government-recognized professional organizations and is the only journalist organization in Indonesia to become a member of the International Federation Journalists (IFJ). Since its establishment on August 7, 1994, AJI is very concerned about press freedom in Indonesia and persistently strives to improve the quality and welfare of journalists.
I have been a member of AJI since 1997 and once became chairman of AJI Kota Lhokseumawe in 2005-2008. I love this organization even though it has been inactive since becoming a member of the North Aceh Independent Election Commission (KIP). One of the requirements to become a member of AJI is not to be an election organizer. Many AJI members in various cities in Indonesia choose to stop being members after becoming election organizers.
But I keep abreast of AJI's development though not very intense. I was surprised when AJI developed itself into a professional organization that accepted bloggers and members of the student press become part of AJI since December 2014 ago.
How come?
In AJI Article 1 paragraph 1 mentions; "AJI membership is open to any professional and independent individual who regularly conducts activities in searching, obtaining, possessing, storing, processing and conveying information in writing, drawing, data, graphics or other forms using print, electronic, internet , and all available channels in accordance with journalism principles and ethics. "
With that article, every Steemians can become a member of AJI as far as holding the principles and ethics of journalism.
Every Steemians work to find and convey information to the public through posting. There are Steemians who focus on photos, videos, and the like. The work of Steemians is like the work of journalists in presenting information to the public, even though Steemians are not tied to mass media companies.
In AJI's sense, journalistic workers are open-ended from reporters, photographers, photographers, journalists, cameramen, editors, news curators, news producers, news photo editors, news video editors, news researchers, columnists, news illustrators, caricaturists, news graphic designer, fact-checker, newscaster on television and social networking, news audiences on television and radio, news anchor or news anchor, to citizen journalism.
Steemians belong to citizen journalism. Some of the posts in Steemit are journalistic products because they present news, photos, videos, to the public, although many also present information without preserving the rules of journalism such as balance, cover both side, and neutrality. However, many posts are also eligible to become a journalistic product.
The requirement of being a member of AJI is also quite easy for Steemians because it includes works that have been posted, upholding journalistic ethics some of which are similar to the code of ethics in Steemit such as not spreading the offensive, racial, and inter-group, pornographic, broadcast false news.
To become a member of AJI, every Steemians should also get support from three AJI members and pass verification. In Indonesia, being a member of AJI is very easy because AJI is available in almost all cities and can register online in AJI Indonesia situation.
In Aceh, AJI Kota is located in Lhokseumawe, Banda Aceh, Bireuen and Langsa. AJI Chairman Lhokseumawe is currently @agustiarismail, also an active Steemian. AJI is also available in Medan, Lampung, Pekanbaru, Jambi, and in all major cities in Indonesia.
So, what's in it for being a member of AJI for the Steemians? In addition to attending various training and capacity building activities that are often held AJI, Steemians also get legal protection when there is a problematic post.
According my opinio, Steemians outside of journalists have not been a member of AJI. Are you the first Steemians to become AJI members?
Wahai Steemians, Bergabunglah Dengan Aliansi Jurnalis Independen
ALIANSI Jurnalis Independen (AJI) adalah salah satu organisasi profesi yang diakui pemerintah dan menjadi satu-satunya organisasi jurnalis di Indonesia yang menjadi anggota International Federation Journalists (IFJ). Sejak berdiri pada 7 Agustus 1994, AJI sangat peduli terhadap kebebasan pers di Indonesia dan gigih memperjuangkan peningkatan kualitas dan kesejahteraan jurnalis.
Saya menjadi anggota AJI sejak 1997 dan sempat menjadi ketua AJI Kota Lhokseumawe pada 2005 -2008. Saya sangat mencintai organisasi ini meski sekarang sudah non-aktif sejak menjadi anggota Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh Utara. Salah satu syarat menjadi anggota AJI memang tidak boleh menjadi penyelenggara pemilu. Banyak anggota AJI di berbagai kota di Indonesia memilih berhenti menjadi anggota setelah menjadi penyelenggara pemilu.
Tapi saya tetap mengikuti perkembangan AJI meski tidak terlalu intens. Saya terkejut ketika AJI mengembangkan diri menjadi organisasi profesi yang menerima blogger dan anggota pers mahasiswa menjadi bagian dari AJI sejak Desember 2014 silam.
Mengapa bisa?
Dalam Anggaran Rumah Tangga AJI Pasal 1 ayat 1 menyebutkan; “Keanggotaan AJI terbuka bagi setiap individu professional dan independen yang secara teratur melakukan kegiatan mencari, memeroleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, gambar, data, grafik, maupun bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, elektronik, internet, dan segala saluran yang tersedia sesuai dengan prinsip dan etika jurnalisme.”
Dengan pasal tersebut, setiap Steemians bisa menjadi anggota AJI sejauh memegang prinsip dan etika jurnalisme.
Setiap Steemians bekerja mencari dan menyampaikan informasi kepada publik melalui postingan. Ada Steemians yang fokus kepada foto, video, dan semacamnya. Kerja-kerja Steemians tak ubahnya dengan kerja jurnalis dalam menyajikan informasi kepada publik, meski Steemians tidak terikat dengan perusahaan media massa.
Dalam pengertian AJI, pekerja jurnalistik terbuka luas mulai dari reporter, pewarta foto atau fotografer, video jurnalis, juru kamera, editor, kurator berita, produser siaran berita, editor foto berita, editor video berita, periset berita, kolumnis, ilustrator berita, karikaturis, perancang grafis berita, pengecek fakta, penulis cuplikan berita di televisi dan jejaring sosial, pembaca berita di televisi dan radio, jangkar berita atau news anchor, sampai jurnalisme warga.
Steemians termasuk dalam jurnalisme warga. Beberapa postingan di Steemit adalah produk jurnalistik karena menyajikan berita, foto, video, kepada publik, meski banyak juga yang menyajikan informasi tanpa menjaga kaidah jurnalisme seperti keberimbangan, cover both side, dan netralitas. Namun, banyak juga postingan yang memenuhi syarat untuk menjadi produk jurnalistik.
Syarat menjadi anggota AJI juga cukup mudah bagi Steemians karena menyertakan karya yang sudah pernah diposting, memegang teguh etika jurnalistik yang beberapa di antaranya sama seperti kode etik di Steemit seperti tidak menyebarkan berita yang menyinggung suka, ras, dan antar-golongan, pornografi, serta tidak menyiarkan berita bohong.
Untuk menjadi anggota AJI, setiap Steemians juga harus mendapat dukungan dari tiga anggota AJI dan lulus verifikasi. Di Indonesia, menjadi anggota AJI sangat mudah karena AJI terdapat di hampir semua kota dan bisa mendaftar secara online di situasi AJI Indonesia.
Untuk di Aceh, AJI Kota terdapat di Lhokseumawe, Banda Aceh, Bireuen, dan Langsa. Ketua AJI Lhokseumawe saat ini @agustiarismail, juga seorang Steemian yang aktif. AJI juga terdapat di Kota Medan, Lampung, Pekanbaru, Jambi, dan ada di semua kota besar di Indonesia.
Lantas, apa untungnya menjadi anggota AJI bagi Steemians? Selain bisa mengikuti berbagai kegiatan pelatihan dan peningkatan kapasitas yang sering digelar AJI, Steemians juga mendapatkan perlindungan hukum ketika ada postingannya yang bermasalah.
Sepengetahuan saya, Steemians di luar jurnalis belum ada yang menjadi anggota AJI. Andakah Steemians pertama yang menjadi anggota AJI?


Wonderful photo bro @ayijufridar
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Wuih, menarik juga nih bang join AJI, apa nih nama situs AJI bang @ayijufridar ?
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Di bawah postingan saya sudah ada web AJI. Sila dipelajari dan dibaca, siapa tahu cocok.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Terimakasih atas postingannya bang @ayijufridar disamping pentingnya manfaat berAJI ada bebrapa ilmu yang saya dapatkan dari hasil tulisan abang.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
mana webnya gak pun nampak
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Di bawah postingan saya sudah ada web AJI. Sila dipelajari dan dibaca, siapa tahu cocok.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Di bawah postingan saya sudah ada web AJI. Sila dipelajari dan dibaca, siapa tahu cocok.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Di bawah postingan saya sudah ada web AJI. Sila dipelajari dan dibaca, siapa tahu cocok.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Oohh web nya aji.or.id ya bang @ayijufridar okok sip bang, mudah2an berjodoh ya ihihi 😆
tapi saya bermodal kemauan aja, potensi menulis masih minim 😅
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
MenArik sekali bg @ayijufridar. Saya bukan penulis, tetapi sejak disteemit sudah ada keinginan belajar supaya bisa menjadi menulis dengan baik :) apakah saya blog saya termasuk Jurnalisme Warga bg?
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Great the journalist independen, from me @azroel fool me back kak..! Hehe.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Welcome to the club. Yuk gabung AJI 👍🏾🤗
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Wah saya baru tau infonya begitu Bang @ayijufridar. Saya pikir selama ini hanya wartawan media massa aja yang boleh masuk AJI. Jika demikian infonya saya malah tertarik masuk AJI. Terimakasih sudah berbagi bang. @abuarkan peu neutem rekom lon sirdroe? Haha
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Jeut bereh nyan, aman nyan. Watee mereumpek lon jok peutuah
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Siap, watee teuka u Manda lontuan menghadap droeneuh @abuarkan. Sabah! :D
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Siap melaksanakan sesuai arahan. Hehe
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Bereh cit menye steemians jeut keu anggota AJI. Hehehe... kita tunggu tiga tahun lagi, saya usulkan ini.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Eagle for you !

Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Saran yang menarik, dan ini tantangan yang harus di buktikan saya akan mencoba mencari informasi ini di Bireuen dan saya siap untuk bergabung.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Sangat bermanfaat
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit