Lebih dari sebulan seolah “bertapa”, kini kembali lagi menulis di Steemit. Tulisan pertama ini adalah catatan tentang yang terjadi dan dialami selama sebulan ini. Pertama, soal prestasi. Meski bukan prestasi yang luar biasa, lagi satu kumpulan puisi tunggal saya terbitkan. Kali ini kumpulan puisi Aargh Reformasi yang diterbitkan menyambut 20 Reformasi 1998.
(Kumpulan Puisi Aargh Reformasi yang diterbitkan Nulisbuku Jendela Dunia Publishing pada Mei 2018. Foto: BDHS)
Peristiwa bersejarah di Indonesia yang ditandai dengan mundurnya Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998. Kumpulan puisi ini memuat 55 puisi yang didahului dengan kata pengantar oleh Prof. Dr. Toeti Heraty N. Roosseno, seorang gurubesar filsafat, budayawan, dan perempuan penyair terkemuka di Indonesia.
Buku yang merupakan cetakan pertama terbitan Mei 2018 dari penerbit Nulisbuku Jendela Dunia Publishing di Jakarta, dengan ISBN 978-602-6598-43-1, itu berisikan puisi-puisi yang ditulis dalam kurun 1998 – saat-saat ketika terjadinya kerusuhan di tengah-tengah demonstrasi para mahasiswa dan rakyat menuntut reformasi di Indonesia – sampai yang terbaru ditulis pada Mei 2018.
(Kumpulan puisi Aargh Reformasi di antara berbagai kumpulan puisi penyair Indonesia lainnya. Foto: BDHS)
Puisi terbaru “Aargh Reformasi” yang ditulis Mei 2018 dan dijadikan judul kumpulan puisi tersebut, isinya adalah teriakan kekecewaan terhadap hasil Reformasi yang belum seperti diharapkan ketika pertama kali digaungkan duapuluh tahun lalu. setelah 20 tahun Reformasi bergulir, sudah sampai di manakah kita? Sudah berhasilkah perjuangan Reformasi duapuluh tahun lalu itu? Ternyata masih banyak cita-cita Reformasi yang belum tercapai.
Aargh Reformasi merupakan kumpulan puisi tunggal keenam, setelah sebelumnya terbit Berty kumpulan puisi Kepada Kau (1981; tanpa ISBN), Kubayangkan Chairil Anwar (2017; ISBN: 978-602-6598-13-4), Ahok, Kebhinekaan, Belajar Pancasila (2017; ISBN: 978-602-6598-18-9), Puisi Itu Adalah (2017, ISBN: 978-602-6598-26-4), serta Tahun Politik dan Uang (2018, ISBN:978-602-51310-4-2).
(Tiga Pramuka putri membaca puisi dari kumpulan puisi Aargh Reformasi. Foto: R. Andi Widjanarko, ISJ)
Bersamaan dengan penerbitan kumpulan puisi itu, peristiwa penting lainnya adalah peluncuran kumpulan puisi Aargh Reformasi itu di Jambore Kita Coffee yang terletak di bilangan Ciputat, Tangerang Selatan, pada Hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2018. Sekaligus merayakan setahun dibukanya kafe yang digagas sejumlah aktivis Gerakan Pramuka itu.
Begitulah, catatan pertama di Steemit setelah sebulan lebih tak menulis di sini.