Steemit : The World in One Place

in steemit •  7 years ago  (edited)

"We are the world,
We are the children
We are the ones who make a brighter day
So, let's start giving
There's a choice we're making
We're saving our own lives
It's true we'll make a better day
Just you and me"

Still remember this song?! Yes, "We are The World" by Michael Jackson, and performed by USA singers for Africa.

I was still very young when that song became so popular and everybody that I met, sing that song. I didn't know for sure what was really happened, but the its lyrics, remain still in my memory up till today.


Masih ingat lagu ini?! Ya, judulnya "We are The World" yang diciptakan oleh Michael Jackson dan dinyanyikan oleh para penyanyi top Amerika untuk Afrika.

Saya masih sangat muda ketika lagu itu menjadi populer. Yang saya ingat, semua orang menyanyikannya. Saya masih terlalu polos untuk mengerti apa maksud sebenarnya, tetapi lirik lagu itu melekat terus dalam ingatan hingga sekarang.


Not only that song, I also still remember, a few years later there were interesting arguments between Francis Fukuyama Vs Samuel D. Huntington about what will we do the best after the Cold War. Both of them are prominent political science figures who have strong influences to what happened with us now, I guess.

Francis Fukuyama on his writing, "The end of History", said that the end of history as such the evolution and the universalization of Western liberal democracy as the final form of human government. In short, He sugested that liberal democracy is the only way that would lead us to modenization, the ideal will that govern the material world in the long run.

His writing was responded by "high temperature" commentary around the world, such as the critics from Samuel D. Huntington. Huntington who proposed the Clash of Civilization after the Cold War, totally disagree with Fukuyama's statement. He even said that Fukuyama was totally incorrect, forcefully imposing Western values that have not originated in other countries is a spread of "human rights imperialism". He proposed individual civilization in the world would take on a more firm identity as civilization, and they would begin with clash with each other.


Tidak hanya lagu itu yang tetap saya ingat. Saya juga masih sangat ingat, beberapa tahun kemudian ada perdebatan menarik antara Francis Fukuyama dan Samuel D. Huntington, temtang apa yang terbaik dilakukan pasca perang dingin. Mereka berdua adalah tokoh politik sains yang berpengaruh dalam kancah politik dunia hingga saat ini, menurut saya, loh!

Francis Fukuyama dalam tuisannya yang berjudul on his writing, "The end of History" - "Akhir dari Sejarah", berkata bahwa akhir dari sejarah seperti evolusi dan universalisasi liberal demokrasi barat adalah bentuk final dari pemerintahan dunia. Singkatnya, dia menyarankan bahwa liberal demokrasi adalah satu-satunya jalan yang bisa mengarahkan kita pada modernisasi, sebuah bentuk ideal yang dapat memimpin dunia materi dalam jangka waktu yang panjang.

Tentunya tulisan ini direspon dengan berbagai komentar panas di seluruh belahan dunia, terutama kritik dari Samuel D. HUntington. Huntington yag memiliki pendapat berbeda dan terurai dalam tulisannya yang berjudul "Clash of Civilization"alias "Benturan Peradaban", tentu saja sangat tidak setuju dengan Fukuyama. Dia bahkan bilang bahwa Fukuyama benar-benar ngaco, memaksa nilai-nilai Barat yang berbeda dengan nilai lokal sebuah negara akan membuat terjadinya imperialisasi atau penjajahan hak asasi. Dia menyarankan peradaban individual di dunia ini yang akan mengarahkan kepada kekuatan identitas diri yang lebih baik sebagai peradaban, dan akan dimulai dengan terjadinya benturan antara sesama.


Why I remember his arguments? Not because I was studying International Studies, but because the combination of their thoughts, are showing me what is happening in this world for the past 20 years.

Just look at the world today! Westernization is unable to stop and modernization proven by the changing of food, from local food to junk foods, from traditional clothes to T-shirt and jeans. Primordialism is covered by technology, gadget, and all lavish appearance. Modern way of thinking?

Well, clash of civilization is actually the impact of it. Democratization and liberalism have made the world is full of war. Not much different from the collonialism era, just different slogan and different year. Gold and glory perhaps too awkward to be used, and it sounds primitive as well. Freedom, democracy, human rights, and God sound a lot more sophisticated.


Kenapa saya masih ingat? Bukan karena saya memang pernah sekolah Ilmu Internasional, tetapi karena kombinasi kedua pemikiran mereka adalah apa yang saya lihat terjadi dalam kurun waktu 20 tahun terakhir ini.

Cobalah lihat dunia sekarang! Pengatuh budaya barat terjadi di mana-mana, sampai rasanya nggak modern banget kalau masih makan makanan lokal dan belum pernah mencicipi masakah asing. Rasanya aneh kalau pakai baju tradisional, lebih enak pakai kaos dan celana jeans, kan? Keprimitifan cara berpikir ditutupi oleh teknologi yang canggih, gaya hidup ala orang asing, pakaian bermerk, dan semua yang trendy di mata dunia. Pemikiran modernnya ke mana ya?!

Benturan peradaban juga terjadi di mana-mana dan ini disebabkan oleh perubahan budaya yang mempengaruhi pola pikir akibat pemaksaan diterimanya budaya Barat tadi. Lihat saja, perang di mana-mana. Tidak berbeda dengan masa penjajahan dulu, hanya judulanya saja yang diubah. Kalau dulu "Gold and Glory", sekarang jadi demokrasi, liberalisasi, hukum, hak asasi, dan bahkan agama serta Tuhan. Intinya sama saja, duit dan kekuasaan!


I do not understand why having a mall in the city is much more important than keeping our own traditional market? I do not know why I have to go to the party with dresses instead of my own traditional custom?! I do not really get the idea why we all have to go to school and get higher education but we can not be ourself?! Why I have to be the crowd instead of being myself in the crowd?! Am I the primordial one?! (Please say no!).

I do not against globalization and I can except some of Western concepts and way of living. The thing is, I do not like being fooled! I learned from the beginning of my life that I should always tell the truth, no matter how painful it is. Besides who can accept lies?! Why I have to accept those lies?! It is not about a better world, or freedom, or humanity, justice or whatever it is. It is all about the money and power, isn't it? We all are just a bunch of crowd that played like a ball, and those who lie to us enjoy it so much.


Saya sungguh tidak mengerti kenapa memiliki mall di kota jauh lebih penting daripada mempertahankan pasar tradisional. Saya tidak paham kenapa saya harus berpakaian ala kekinian dan ditertawakan bila mengenakan pakaian tradisional ke mana-mana? Saya tidak tahu kenapa sekolah tinggi dan mahal justru semakin membuat anak tidak memiliki jati diri Indonesia? Mengapa saya harus menjadi kerumunan untuk bisa diterima dan tidak dianggap aneh atau gila? Apa yang salah jika saya ingin menjadi pribadi diri sendiri walau di kerumunan?! Apa saya yang begitu ketinggalan jamannya?

Saya tidak menentang globalisasi dan saya dapat menerima sebagi konsep budaya asing termasuk budaya Barat. Masalahnya, saya tidak suka dibodohi. Saya didik untuk selalu jujur walau itu sangatpahit sekalipun. Lagipula, siapa yang suka dibodohi dan dibohongi? Kenapa saya dipaksa harus menerima semua dusta dan kemunafikan yang terjadi hanya karena semua menerima dan memempercayai bahkan mengamininya? Bohong! Tidak ada semua kemanisan yang ditawarkan, yang ada hanya uang dan kekuasaan. Kita hanyalah bola yang kosong dan siap ditendang ke sana ke mari, dan mereka yang melakukannya tertawa-tawa saja. Siapa suruh mau, katanya mungkin.


I have to admit that I was frustated. Back then, a few years ago until a few months ago, i was giving up. I felt like living in the yellow submarine, just like John Lennon said. I was forced to ride under the storm (Jim Morisson) to the edge of humanity. I have to be the material girl (Madonna), just to be wellknown, acknoledged, and rich. I felt useless and suffer from my own perfection and idealism. I even stop writing!

Well, I passed that years with smile. Especially, after my best friend, @rismanrachman asked me to join Steemit. I got even more excitement when I knew my dearest brothers, @bahagia-arbi and @razack-pulo already join Steemit. They thought me with patient and passion. I can not help not to be happy! Moreover, I even met some of my old friends and make a lot of new friends over here.


Harus diakui bahwa saya penuh dengan marah dan frustasi. Beberapa tahun lamanya, bahkan hingga beberapa bulan lalu, saya menyerah. Saya merasa seperti tinggal di kapal selam kuning, seperti kata John Lennon. Saya seperti dipaksa untuk berkendara di tengah badai (Jim Morisson) menuju ke berakhirnya rasa kemanusiaan. Saya harus matre (Madonna) hanya untuk dianggap sukses, terkenalm dan kaya. Saya benar-benae menderita karena idealisme dan segala kesempurnaan yang saya yakini sendiri. Saya pun sempat berhenti menulis karenanya.

Semua sudah berlalu dan saya bersyukur dapat melewatinya dengan senyum. terutama ketika sahabat baik saya @rismanrachman mengajak saya bergabung di Steemit. Saya menjadin lebih bahagia lagi ketika tahu bahwa dua adik kesayangan saya, @bahagia-arbi and @razack-pulo sudah bergabung dengan Steemit terlebih dahulu. Saya tidak bisa menahan diri untuk tidak bahagia, mereka mengajarkan saya dengan semangat dan kesabaran. Terlebih lagi juga karena di Steemit saya dipertemukan dengan kawan-kawan lama dan mendapatkan banyak teman baru.


That's not all, my real happiness is because I see the world in one place, and that is Steemit. People from all over the world share their thoughts, works, arts, writings, educations, and so on, you name it. I even have to think about investment and money over here! Steemit is not just an ordinary social media, this is a real life! I can even see the hatred, competitions, and some bad things about today humanity problems. But, it is oke, we can not expect all the good things, we also have to get ready for whatever the worst.

In short, I can see the better future in Steemit. At least, this is something new and different. We all need a breakthrough toward the future, and I do not waste my time continuing the primordial way of life that full of lies. There are choices, and I choose Steemit to start a new life for the brighter future. Steemit, is the world in one place.


Tidak berhenti sampai di sana, kebahagiaan terbesar adalah karena saya bisa melihat dunia di satu tempat saja, dan tempat itu bernama Steemit. Orang-orang dari berbagai belahan dunia saling berbagi dan bertukar pemikiran dalam berbagai bentuk karya. Apa saja ada. Bahkan saya harus juga belajar dan berpikir tentang investasi dan keuangan di sini. Steemit memang bukan media sosial biasa, ini adalah dunia nyata. Saya bahkan menemukan kebencian, iri hati, dan segala hal buruk tentang kemanusiaan di sini. Tak mengapa, kita tidak bisa melulu hanya ingin yang bagus dan baik saja, kita juga harus siap dengan segala kemungkinan buruk yang bisa terjadi dan ada.

Singkatnya, saya bisa melihat masa depan yang lebih baik di Steemit. Paling tidak, ada hal yang baru dan berbeda. Kita membutuhkan sebuah gebrakan menghadapi masa mendatangdan saya tidak mau buang waktu percuma melanjutkan kehidupan primordial yang penuh dengan dusta dan pembodohan. Ada banyak pilihan, dan saya memilih Steemit untuk masa depan yang lebih baik. Steemit adalah dunia yang menyatu di satu tempat.


Let's conquer the world and be together. In Steemit, we are one, we could have the world in our hand. We can make a better world, yes, you and me.


Mari kita taklukan dunia ini dan bersatu. Di Steemit, kita adalah satu, kita dapat menggenggam dunia. Kita dapat membuat dunia menjadi lebih baik. Ya, saya dan kamu.


I thank to you all especially my KSI friends and all. Thank you .

Terima kasih kepada semua, terutama kawan di KSI. Terima kasih. (20)

Special thanks to:
@abduhawab @ayijufridar @bahagia-arbi @kemal13 @yandot @orcheva @mukhtar.juned @dodybireuen @rismanrachman @razack-pulo @edy02 @jodipamungkas @dokter-purnama @kakilasak @levycore @aiqabrago @curie

Bandung, 21 September 2017

Salam hangat selalu - Warm Regards

Mariska Lubis

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Saya pergunakan steemit untuk melatih menulis sya setiap hari, dengan harapan bisa menjadi penulis yang baik, tolong suppo

Ya, sy berusaha untuk sll support dan memberikan contoh lewat cara saya menuliis...

Waduuhh laguu inii, mengingatkan masa2 dimana masih ingusan dulu hahaha..

Terima kasih juga uda bisa kenal sama kk disini... ^.^
Salam (20)

Iya, cuma saya tak ingusan, itu saja bedanya... hahaha... salam hangat untukmu dan terima kasih sudah menjadi sahabat yang baik sekali bagi saya...

Sama2 kakakku, semoga kelak bisa berjumpa :)

Sepertinya harus! Karena dirimu sudah membuat sy tergiur jalan-jalan oleh postinganmu @kemal13...

A legend song itu kakak...keren!

Iya... legend banget! Terima kasih...

Lagunya sangat menyentuh kak, saya suka lagunya dan postingannya.

Terima kasih ya...

Sama sama kakak

Lagu tahun berapa itu mbakk?:D sepertinya sebelum saya lahir yaa wkwk salam (20)

Masih belum kepikir dibuat pun dirimu... hahaha... tahun '80an deh...

Hahahahaaa....belum dipikirkan utk dibuat..hahahahaa

Hai, helo @mariskalubis! Suka ini dan sudah kami upvote ya.. =]

Terima kasih.

Lagu yang sangat menyentuh Dunia, sangat serasi dan menyatu dengan steemit, itu menurut hemat saya.

Namun yang sangat membuat saya bersemangat dengan tulisan ini adalah, sebuah cara pandang yang sangat luar biasa, ini menjadi inspiratif buat saya.
Ada sebuah pesan yang saya terima dalam tulisan ini, dari cerita kedua tokoh tadi yaitu Francis Fukuyama dan Samuel D.Huntington, bahwa alangkah baiknya kita menjadi diri kita sendiri.

Salam dari kota dingin.

Ah senangnya ada yang menangkap pesan saya... terima kasih banyak... dan salam hangat, juga dari kota yang dingin...