Malu saya kalau bicara soal itu boy, jadi sedih saya melihat kader HMI sekarang, semua terjebak dalam etalase retorika. Ketika dihadapkan dengan tantangan modernisasi kita justru terlelapdalam api asmara sejarah.
Sampai mereka tidak sadar zaman dan fitnahnya menggerogoti tubuh HMI. Diskusi panjang semalam suntuk hanya memikirkan sejarah yang telah lalu.
Ya, seperti itulah boy terlalu cepat merqsa bangga dengan kehebatan sejarah masa lalu tetapi tidak ada action yana nyata, realitasnya hanya teoritis belaka. Teori yang sekedar hanya menjadi materi saat LK.
Yang sudah LK II atau Sc merasa layak untuk merengguk jabatan lebih tinggi. Ingin berkuasa untuk kepentingan perut sendiri bukan untuk berhimpun, bukan untuk masyarakat juga bukan demi negara dan agama.
Mana yang dikatakan panji islam? Mana kader yang dulu yang berjuang demi negara dengan taruhan nyawanya. Mana kader yang dulu yang mementingkan kemaslahatan umat? Semoga masih ada.