KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENSUPERVISI PROSES PEMBELAJARAN PAI DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN BIREUEN
Ditulis oleh:
Ramzatul Qadri
Email: [email protected]
Mahasiswa Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh
ABSTRAK
Dalam kontek kepemimpinan pendidikan adalah tanggung jawab semua pihak, dalam rangka peningkatan mutu pendidikan yang berada pada setiap level kelembagaan. Kegiatan supervisi kepala sekolah sangat berpengaruh terhadap kinerja guru karena dengan supervisi itu dapat meningkatkan mutu pendidikan. Fokus penelitian ini adalah untuk mengkaji teknis supervisi yang dilaksanakan oleh kepala sekolah, pengaruh kepala sekolah dalam mensupervisi, kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam mensupervisi, tindak lanjut yang dilaksanakan kepala sekolah kepada guru PAI setelah mensupervisi pembelajaran. Kajian ini dilakukan dengan studi lapangan dengan menggunakan metode kualitatif. Adapun yang menjadi subjek penelitian yaitu kepala sekolah, guru PAI, dan tenaga usaha. Tempat penelitian adalah SMP Negeri 1 Kuala, SMP Negeri 1 Peusangan, dan SMP Negeri 1 Bireuen. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan untuk merumuskan konsep temuan dari gambaran hasil penelitian lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknis supervisi yang dilaksanakan oleh kepala sekolah dalam proses pembelajaran PAI dengan cara kepala sekolah melaksanakan supervisi pembelajaran, melaksanakan supervisi ditiap-tiap semester, melaksanakan strategi supervisi dalam memperbaiki proses pembelajaran, supervisi secara personal dan terencana. Pengaruh kepala sekolah dalam mensupervisi proses pembelajaran PAI terhadap guru secara langsung, siswa tidak langsung, dan kualitas sekolah tidak langsung. Sedangkan kendala-kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam mensupervisi proses pembelajaran PAI meliputi bahan ajar, kunjungan tamu, penghambat dari luar. Tindak lanjut yang dilaksanakan kepala sekolah kepada guru PAI setelah mensupervisi pembelajaran meliputi penguatan penilian otentik meningkat, motivasi yang sangat tinggi, dan memperbaiki pelatihan kualitas ketika guru mengajar.
ABSTRACT
In the context of leadership education is the responsibilty of all parties. In order to improve the quality of education located at every institutional level. Principal supervision activities are very influential on the performance of teachers because with tthe supervision it can improve the qality of education the technical supervision carried out by the principal, the infulence of the principal in supervising, the contraints facd by the principal in supervising, the follow-up that the principal conducts to the PAI teacher after supervising the lesson.This study was conducted with field studies using qualitative methods. The subject of rsearch is principal, tacher of PAI, and effort force. The place of study is SMP Negeri 1 Kuala, SMP Negeri 1 Peusangan, and SMP Negeri 1 Bireuen. Data collection techniques are done through interviews, observation and documentation. Data analysis technique is done by data collection, data reduction, data presentation and conclusion to formulate the concept of findings from th description of field research results. The result of the rsearcj show that the technical supervision carried out by the learning process of PAI by the principal conducting the supervision of learning, supervising each semester, implementing the supervision strategy in improving the learning process, personal and planned supervision. The influence of school principals in supervising the learning process of PAI toward teacher directly, ndirect students, and indirect school quality. While the constraints facd by the principal in supervising the learing process of PAI include teaching materials, guest visits, obstacles from the outside. The principals follow-u to the PAI teacher after supervising the lessons includes enchanced authentic pen-plicative rein forcement, high motivation and improved quality training when tachers teach.
الملخص
في سياق القيادة التربوية هي مسؤولية جميع الأطراف، من أجل زيادة جودة التعليم التي تقع على كل من المستوى المؤسسي. أنشطه الاشراف الرئيسية مؤثره جدا علي الأداء بسبب المعلمين مع الاشراف التي يمكن ان تحسن نوعيه التعليم.
ينصب التركيز في هذا البحث على فحص الإشراف الفني الذي يقوم به مدير المدرسة، وتأثير المدير في الإشراف، والقيود التي يواجهها مدير المدرسة في الإشراف، والمتابعة التي يقوم بها المعلم الرئيسي لمعلم PAI بعد الإشراف على الدرس. وقد أجريت هذه الدراسة مع الدراسات الميدانية باستخدام الأساليب النوعية. موضوع البحث هو الرئيسي، معلم PAI، وقوة الجهد. مكان الدراسة هو SMP نيجري 1 كوالا، SMP نيجري 1 بيوسانغان، و SMP نيجري 1 بيريوين. وتجري تقنيات جمع البيانات من خلال المقابلات والمراقبة والتوثيق. وتتم تقنية تحليل البيانات من خلال جمع البيانات، والحد من البيانات، وعرض البيانات والاستنتاج لصياغة مفهوم النتائج من وصف نتائج البحوث الميدانية.أظهرت نتائج البحث أن الإشراف الفني الذي قام به مدير المدرسة في عملية التعلم PAIمن قبل مدير المدرسة الإشراف على التعلم، والإشراف على كل فصل دراسي، وتنفيذ استراتيجية الإشراف في تحسين عملية التعلم والإشراف الشخصي والمخطط له. تأثير مديري المدارس في الإشراف على عملية التعلم PAI للمعلمين مباشرة، الطلاب غير المباشرين، وجودة المدرسة غير المباشرة. في حين أن القيود التي يواجهها مدير المدرسة في الإشراف على عملية التعلم PAI تشمل مواد التدريس، وزيارات الضيوف، والعقبات من الخارج. متابعة إجراء الرئيسي للمعلم PAI بعد مينسوبيرفيسي التعلم وتشمل تعزيز الزيادات بينيليان أصيلة، الدافع مرتفع للغاية، وتحسين نوعية التدريس عند تدريب المعلمين.
A. Pendahuluan
Dalam kontek kepemimpinan pendidikan adalah tanggungjawab semua pihak, dalam rangka peningkatan mutu pendidikan yang berada pada setiap level kelembagaan. Dalam hal ini peranan yang utama berada pada kompetensi kepemimpinan kepala sekolah. Kompetensi kepala sekolah sangat menentukan peningkatan mutu pendidikan. Ini merupakan faktor utama yang perlu segera di kembangkan, Saat ini saja sudah menunjukkan kemampuan kepala sekolah masih relatif rendah. Sebagai kepala sekolah cendrung hanya menangani masalah administrasi, memonitor kehadiran guru, atau membuat laporan ke pengawas, dan belum menunjukkan peranan kepemimpinan kepala dalam mensupervisi pembelajaran yang profesional.
Kegiatan supervisi kepala sekolah sangat berpengaruh terhadap kinerja guru karena dengan supervisi itu dapat meningkatkan mutu pendidikan. Kepala sekolah sebagai motivator memberi bantuan, membimbing guru dalam perencanaan, pelaksanaan evaluasi dan tindak lanjut. Guru yang puas dengan adanya supervisi kepala sekolah dan semangat mengajar yang tinggi maka ia bekerja dengan sukarela yang akhirnya proses pembelajaran semakin meningkat. Tetapi bila guru tidak senang terhadap pelaksanaan supervisi kepala sekolah maka guru tersebut mengajar dengan tidak semangat, hal ini mengakibatkan proses pembelajaran tidak baik.
Pembelajaran adalah proses penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar. Belajar dalam pengertian umum adalah aktivitas peserta didik dalam berinteraksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Supervisi kepala sekolah terhadap proses pembelajaran PAI merupakan salah satu kegiatan kepala sekolah untuk meningkatkan mutu pembelajaran bagi guru PAI dalam proses belajar mengajar terhadap siswa.
Tugas guru dalam melakukan proses pembelajaran untuk meningkatan sumber daya manusia melalui sektor pendidikan, oleh karena itu kepala sekolah perlu mensupervisi guru untuk meningkatkan mutu guru menjadi profesional. Agar proses pembelajaran dapat berhasil maka kepala sekolah berkewajiban menerapkan dan mengawas terhadap guru.
“Sekolah merupakan suatu lembaga yang bersifat komplek dan unik”. Sekolah bersifat komplek karena sebagai suatu organisasi yang di dalamnya terdapat berbagai demensi yang satu dengan dimensi yang lainnya saling berkaitan dan saling menentukan. Sedangkan dikatakan unik karena sekolah sebagai organisasi memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh organisasi lain, misalnya terjadi proses belajar mengajar, tempatnya terjadinya pembudayaan kehidupan umat manusia.
Melihat peran dari supervisi kepala sekolah dalam meningatkat kualitas sekolah mereka sebagai pengelola dan pelaku supervisi maka harus meningkatkan kualitas pendidikan. Maka supervisi kepala sekolah sebagai perangsang keinginan dan daya gerak yang menyebabkan seorang guru semangat dalam mengajar karena ada pembinaan dari kepala sekolah.
Bahan pembelajaran dirancang untuk dipelajari oleh kepala sekolah sebagai bahan bacaan baik dalam pelatihan maupun dalam tugas. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mempelajari bahan pembelajaran ini mencakup aktivitas individual dan kelompok. Adapun aktivitas induvidu dan kelompok meliputi: (1) membaca bahan pembelajaran, (2) mengamati permendiknas yang berkaitan dengan PTK, (3) mengerjakan latihan/tugas memecahkan studi kasus pada setiap pembelajaran, (3) membuat rangkuman/kesimpulan, (4) melaporkan hasil diskusi, dan (5) melakukan refleksi.
Dalam Undang-Undang Repoblik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 ayat (5) dinyatakan bahwa tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdi diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Selanjutnya pada pasal yang ke 39 ayat (1) dinyatakan: tenaga kependidikan Bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 39 ayat (1) dinyatakan: pengawas pada pendidikan formal dilaksanakan oleh pengawas satuan pendidikan.
Dalam proses peningkatan mutu pendidikan untuk keberhasilan sekolah perlu pengawasan atau supervisi dalam upaya peningkatan prestasi belajar dan mutu sekolah. Kepala sekolah merupakan pemimpin yang menggerakkan, mempengaruhi, memberi motivasi serta mengarahkan orang kejalan yang benar untuk mencapai tujuan yang baik.
Sebagai seorang pemimpin khususnya dalam kehidupan bermasyarakat, bangsa dan bernegara maka pribadi seorang pemimpin yang bertakwa yang menjadi rahmatan lil a’lamin baik dalam skala kecil maupun skala besar, tujuan hidup manusia inilah yang dapat disebut juga sebagai tujuan akhir pendidikan agama Islam.
Seperti firman Allah swt dalam Al-Qur’an surat Al-Mujadalah ayat 11 sebagai berikut ini:
Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Dalam ayat diatas Allah swt jelas bahwa menerangkan mengenai orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan, sehingga Muhammad Alim menjelaskan bahwa pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan manusia. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan, fungsi sosial, bimbingan, sarana pertumbuhan yang mempersiapkan dan membukakan serta membentuk disiplin hidup.
Oleh karena itu, sekolah sebagai organisasi memerlukan tingkat organisasi yang tinggi. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Lipham James dalam Wahjosumidjo bahwa kepemimpinan dalam keberhasilannya kepala sekolah sebagai orang yang memegang posisi puncak di sekolah yang menentukan arah kehidupan organisasi. Seperti firman Allah swt dalam surat Al-Anbiya ayat 73 sebagai berikut ini:
•
Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada kamilah mereka selalu menyembah.
Dalam ayat diatas menjelaskan bahwa seorang pemimpin akan membawa kebaikan dan kebaikan kepada yang dipimpinnya. Keberhasilan suatu lembaga pendidikan sangat tergantung pada kepala sekolah, karena kepala sekolah mempunyai peran yang cukup penting dalam supevisi pembelajan di sekolah.
Untuk membantu kepemimpinan kepala sekolah dalam supervisi proses pembelajaran PAI di sekolah secara tepat dan cepat diperlukan adanyan satu esensi pemikiran yang teoritis. Kepala sekolah juga perlu memahami teori organisasi yang akan bermamfaat untuk menggambarkan hubungan kerja sama antara struktur dan sebuah sekolah.
Keberhasilan sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah dalam tanggung jawab dan menjalankan tugasnya sebagai pemimpin. Suatu organisasi sekolah adalah suatu organisasi yang komplek oleh karna itu kepala sekolah harus mampu mengarahkan dan mengkoordinasi semua kegiatan pendidikan yaitu kepada peran guru sebagai pengajar yang harus menguasai ilmu dengan baik. Keberhasilan proses pembelajaran banyak dipengaruhi oleh supervisi kepala sekolah sehingga bersemangat para guru dalam mengajar dan lebih giat bagi siswa dalam belajar. Oleh karena itu kegiatan pembelajaran perlu ditingkatkan dengan pengawasan dan bimbingan kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan di sekolah.
Pada akhirnya, kepemimpinan kepala sekolah dalam mensupervisi bertujuan untuk membentuk guru yang beriman dan bertakwa kepada Allah dalam menyukseskan pembangunan bangsa dan negara. Dengan demikian adanya kerja sama antara kepala sekolah, guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran mencapai tujuan pembelajaran. Untuk ini kepala sekolah dan guru dapat meningkatkan profesionalismenya dalam mengembangkan kemampuannya dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian pengawas dalam membimbing guru mengembangkan kemampuan perlu adanya pendekatan dalam mensupervisi proses pembelajaran pendidikan agama Islam untuk meningkatkat profesionalisme guru.
Kepemimpinan kepala sekolah dalam mensupervisi pembelajaran PAI hadir untuk memperbaiki mengajar dan belajar. Supervisi hadir untuk membimbing pertumbuhan kemampuan dan kecakapan profesional guru.
Dengan mempertimbangkan alasan-alasan yang telah dipaparkan diatas, mensupervisi proses pembelajaran PAI diperlukan pembinaan dan bimbingan yang baik dari pengawasan kepala sekolah.
Berdasarkan dari hasil penelitian di SMP Negeri Se-Kabupaten Bireuen penulis menemukan beberapa masalah yang paling dominan dihadapi oleh kepala sekolah mengenai supervisi. Maka peneliti melakukan menyusun tesis ini dengan judul “Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mensupervisi Proses Pembelajaran PAI di SMP Negeri Se- Kabupaten Bireuen”.
B. Metode Penelitian
Lokasi atau tempat penelitian berada di Kabupaten Bireuen. Pengambilan lokasi atau tempat penelitian, dalam hal ini perlu dikemukakan lokasi atau tempat penelitian dimana situasi sosial tersebut akan diteliti.
Tempat penelitian yang penulis teliti ada tiga tempat sebagai berikut ini:
- Di SMP Negeri 1 Kuala Jln. Ulee Gajah, Lancok-Lancok Kecamatan kuala, Kabupaten Bireuen.
- Di SMP Negeri 1 Peusangan Jln. Mesjid Jamik Matang Glumpang Dua, Matang Glp Dua Meunasah Timu, Kecamatan Peusangan, Kabupaten Bireuen.
- Di SMP Negeri 1 Bireuen yang beralamat Jln. Laksamana Malahayati Kecamatan Juang, Kabupaten Bireuen.
Peneliti memilih tiga SMP Negeri Se-Kabupaten Bireuen ini dikarenakan dari hasil pengamatan terdapat fenomena seperti yang telah digambarkan pada latar belakang masalah sehingga lebih akurat dalam memperoleh data.
Penelitian yang dilakukan penulis termasuk penelitian lapangan, karena data-data yang diperlukan untuk penyusunan karya ilmiah diperoleh dari lapangan dengan cara turun langsung ke lokasi penelitian untuk melakukan pencarian data yang dibutuhkan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan penelitian yang pengumpulan data bukan berupa angka-angka, melainkan data berasal dari hasil wawancara dan observasi. Data kualitatif yang diperoleh dari hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sumber deskriptif yang memuat seputar penjelasan tentang kepemimpinan kepala sekolah dalam mensupervisi proses pembelajaran PAI.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif analisis kualitatif, yaitu berusaha menganalisis semua peristiwa yang berkaitan dengan penelitian ini di lapangan, kemudian mendeskripsikan setiap peristiwa dengan kaitannya terhadap orang yang terlibat dalam penelitian tersebut. Penelitian ini berusaha menelaah setiap sisi konseptual subjek yang diteliti sehingga melakukan pengamatan secara langsung dengan mengacu pada konsep dan teori yang relevan, kemudian disimpulkan secara jelas. Proses penelitian data dianalisis secara komprehensif untuk memahami permasalahan secara sempurna. Di sini peneliti memfokuskan pada kepemimpinan kepala sekolah dalam mensupervisi proses pembelajaran PAI di SMP Se-Kabupaten Bireuen .
Adapun teknik pengumpulan data di sini adalah: Interview disebut juga wawancara atau kuesioner lisan, adalah “sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara”. Interview digunakan oleh peneliti untuk mengetahui lebih dalam menyangkut kepemimpinan kepala sekolah dalam mensupervisi proses pembelajaran PAI. Dalam penelitian ini melakukan interview secara langsung dengan Kepala Sekolah, dan guru PAI. Observasi yaitu memperhatikan sesuatu dengan pengamatan langsung meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera yaitu melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap. Observasi sebagai alat pengumpul data dan informasi dilakukan secara sistematis, bukan sambilan atau kebetulan saja. Sedangkan aspek yang akan diobservasi dalam penelitian ini difokuskan pada kegiatan kepala sekolah dalam mensupervisi proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan kegiatan di luar ruangan, yaitu hubungan interaksi kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, dan juga interaksi dengan sesama komunitas sekolah. Dokumentasi yaitu usaha untuk memperoleh dokumen-dokumen penting, data hisoris tentang profil latar belakang sekolah SMP Negeri 1 Kuala, SMP Negeri 1 Peusangan, dan SMP Negeri 1 Bireuen, data guru serta data siswa. Dokumen akan difokuskan pada dokumen resmi yang berhak dipublikasi oleh sekolah.
Sumber data primer dalam penelitian ini adalah wawancara langsung dengan pihak sekolah yang dibutuhkan keterangannya dalam penelitian ini. Pihak yang diwawancara terdiri dari: kepala sekolah, guru, dan tata usaha
Sedangkan sumber sukender adalah berbagai dokumen yang mendukung seperti buku, jurnal, perundang-undangan, surat kabar serta tesis-tesis terdahulu yang memiliki kaitannya fokus dengan penelitian ini.
C. Hasil Pembahasan - Teknis Supervisi yang dilaksanakan oleh Kepala Sekolah dalam Proses Pembelajaran PAI di SMP Negeri Se-Kabupaten Bireuen
Supervisi yang dilaksanakan oleh kepala sekolah merupakan pelayanan bagi guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan dalam melaksanakan kegiatan proses pembelajaran PAI di SMP Negeri Se-Kabupaten Bireuen. Supervisi kepala sekolah ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif.
Kegiatan supervisi bukan mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki.
Supervisi dilakukan untuk mengembangkan situasi belajar dan mengajar yang baik. Jadi pengawasan bertujuan untuk mengadakan evaluasi, yaitu untuk pengukuran kemajuan sekolah.
Adapun supervisi yang dilaksanakan kepala sekolah dalam proses pembelajaran terhadap guru PAI sebagai berikut ini:
a. Cara kepala sekolah melaksanakan Supervisi Pembelajaran
Supervisi dalam bentuk pengawasan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah tampaknya tak bisa lepas dari kegiatan selaku kepala sekolah, kegiatan supervisinya dilakukan masih dalam lingkup melaksanakan tugas kepemimpinan pembelajaran, yaitu menjalankan roda sekolah supaya berjalan dengan baik dan semua guru PAI dapat mencurahkan tenaganya untuk melaksanakan tugas akademik yang menjadi tanggung jawab masing-masing.
Dalam melaksanakan tugas kepemimpinan pembelajaran kepala sekolah sebagai supervisor sebelum melaksanakan kunjungan kelas, melakukan wawancara serta diskusi dengan guru yang akan diamati. Isi diskusi dan wawancara itu mencakup Kurikulum, Pendekatan, Metode dan strategi, media pengajaran, evaluasi dan analisis.
Dalam melaksanakan kunjungan kelas kepala sekolah melaksanakan beberapa proses yaitu:
- Perencanaan, dilakukan bersama-sama secara demokratis oleh kepala sekolah dengan guru kelas yang akan dikunjungi, berdasarkan kesulitan yang telah di alami bersama, apa yang akan di observasi, kapan waktu sebaik-baiknya.
- Pelaksanaan, observasi dilakukan sebaik mungkin dengan selalu memperhatikan prestasi guru dalam kelas, tidak menonjol, tidak banyak interuksi, dan hanya memberikan demokrasi jika diminta.
- Penganalisis, dilakukan sesudah bersama kepala sekolah dan guru di observasi, ditempat aman dan tentram, untuk membicarakan hasil observasi itu dan mencari segi kelebihan dan kekurangannya.
- Kesimpulan dan penilaian, kesimpulan sebagai penilaian terakhir dilakukan juga secara kooperastif, dengan disadari dan disetujui sepenuhnya oleh yang bersangkutan.
Sebagaimana diungkapkan oleh seorang responden sebagai berikut: Mempersiapkan skedul, hari masuk sudah direncanakan, instrumen sudah ada, observasi dalam waktu dua jam, sebelum melaksanakan observasi kepala sekolah ada melaksanakan pasca observasi.
Hal yang serupa juga diungkapkan oleh responden berikutnya:“Supervisi dilaksanakan dengan cara klinis yaitu dengan memeriksa bahan-bahan guru, supervisi klinis dilakukan dengan menentukan jadwal dan menentukan instrumen”.
Responden yang lain juga mengungkapkan sebagai berikut: Supervisi dilaksanakan dengan teknis sendiri, yang pertama scanning internal terhadap guru agama dan melatih, yang kedua scaning terhadap siswa dengan cara taip hari juma’at tes uji baca al-quran terhadap siswa, siswa yang belum bisa baca al-qur’an dibimbing al-qur’an khusus oleh guru agama yang telah dilatih.
Dari hasil wawancara di atas dapat dipahami bahwa sebelum dilaksnakan supervisi terlebih dahulu diberi pengarahan, memeriksa bahan-bahan dan melatih terhadap guru agama oleh kepala sekolah kemudian dilaksanakan supervisi dalam waktu yang telah direncanakan.
b. Pelaksanaan Supervisi
Ditiap-tiap sekolah pasti melakukan supervisi, yang melaksanakan supervisi adalah kepala sekolah karena kepala sekolah harus mempertanggungjawab terhadap sekolah yang dipimpinnya.
Supervisi yang dilaksanakan kepala sekolah lebih banyak membina potensi guru, kepala sekolah bersifat keleluasan ruang gerak agar inisiatif guru berkembang, dan guru sendiri memiliki rasa tanggung jawab. Pembinaan guru dimulai dengan membangkitkan kemauannya terlebih dahulu bukan dimulai dari kemampuannya yang diperkirakan oleh kepala sekolah. Pembinaan guru bukan seperti yang dipikirkan kepala sekolah melainkan harus bersumber pada pikiran guru. Supervisi dilaksanakan berdasarkan masalah, baik pengamatan kepala sekolah yang dikeluhkan guru, atau menyalurkan keinginannya.
Sebagaimana diungkapkan oleh seorang responden sebagai berikut: Supervisi dilaksanakan pada awal semester, dalam satu semester minimal satu kali dalam satu tahun dua semester dari tiap-tiap semester dilaksanakan supervisi minimal satu kali terhadap guru PAI, yang tujuannya untuk membina, membimbing guru pendidikan agama bukan untuk mencari kesalahan dari kelemahannya.
Hal serupa juga diungkapkan oleh responden sebagai berikut ini: Pada tiap semester, satu semester satu kali dilaksanakan supervisi oleh kepala sekolah karena dalam satu tahun mempunyai dua semester maka kepala sekolah melaksanakan supervisi dalam satu tahun dua kali, yang maksudnya untuk memeriksa bahan ajar guru agama .
Responden yang lain juga mengungkapkan sebagai berikut ini:Supervisi dilaksanakan pada awal tahun pelajaran, pada jam PBM, ada jadwal tersendiri, setiap saat karena supervisi klinis, minimal dua kali dalam satu tahun, karena pelaksanan supervisi dilaksanakan tiap saat ada kesempatan bagi kepala sekolah, melaksanakan supervisi ada kala diruang kelas guru PAI, adakala melalui CCTV kapala melaksanakannya yang tujuannya untuk melihat proses belajar mengajar guru agama.
c. Strategi Melaksanakan Supervisi
Strategi melaksanakan supervisi yang dimaksudkan dalam memperbaiki proses pembelajaran berupa usaha dan kegiatan yang dilakukan kepala sekolah secara memadai untuk meraih keberhasilan dalam meningkatka mutu pembelajaran. Semua tindakan diambil karena kepala sekolah mengerti dengan baik bagaimana semestinya strategi melaksanakan meningkatkan mutu pembelajaran.
Sebagaimana diungkapkan oleh seorang responden sebagai berikut: Tidak ada strategi khusus karna bukan mencari kesalahan dalam melaksanakan supervisi terhadap guru, tetapi untuk memperbaiki dalam melaksanakan tugas bagi guru yang di supervisi.
Hal serupa juga diungkapkan oleh responden sebagai berikut ini: “Strategi klinis yaitu melihat bahan-bahan yang akan di ajari guru PAI terhapat siswa, kemudian memanggil guru untuk menentukan jadwal yang akan disupervisi”.
Hal yang serupa juga diungkapkan oleh responden berikutnya: Strategi melaksanakan supervisi dengan cara mengajak guru senior kemdian langsung mensupervisi, adakala dengan menggunakan CCTV tidak harus keruang kelas, kemudian memanggil guru dalam cara memberikan materi kepada siswa.
Dari hasil wawancara dan observasi di atas dapat dipahami bahwa kepala sekolah di SMP Negeri Se-Kabupten Bireuen membina, mengajak dan mendorong semangat guru PAI memperbaiki kelemahan-kelemahan cara bekerja sebelumnya, karena guru merupakan aktor utama dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
d. Supervisi Dilaksanakan Secara Personal dan Terencana
Mengajar pada dasarnya merupakan kegiatan akademik yang berupa ikatan komunikasi antara pendidik dengan peserta didik. Aktifitas mengajar merupakan kegiatan guru dalam mengaktifkan proses belajar peserta didik dengan menggunakan metode belajar maka kepala sekolah melaksanakan supervisi secara personal ketika guru sedang mengajar dan terencana agar guru lebih siap dalam belajar mengajar untuk meningkatkan proses pembelajaran.
Supervisi secara personal menurut Sahertian yang dikutip oleh sagala adalah teknik pelaksanaan supervisi yang digunakan supervisor kepd pribadi-pribadi guru guna peningktan proses pembelajaran disekolah. Sedangkat menurut Oemar Hamalik teknik personal adalah teknik yang dilakukan oleh supervisor oleh dirinya sendiri.
Kepala sekolah telah memberi jadwal supervisi terlebih dahulu sehingga guru-guru mengetahui kapan mereka akan disupervisi.
Sebagaimana diungkapkan oleh seorang responden sebagai berikut: Supervisi dilaksanakan secara personal karena dengan melakukan supervisi secara personal lebih jelas dan mudah dalam memberi arahan atau bimbingan kepada guru PAI, supervisi dilaksanakan dengan direncanakan karena dengan merencanakan bagi guru lebih giat belajar dalam proses pembelajaran. Dilaksanakan sepurvisi terhadap guru PAI secara personal dan direncanakan dalam waktu tertentu untuk lebih mudah bagi guru dapat menyiapkan diri sebaik-baiknya dan bagi kepala sekolah dalam mengawasi guru dalam pross belajar mengajar tepat waktu dan punya konsep pengembangan yang bagus. Pelaksanaan supervisi yang dilakukan kepala sekolah secara pribadi karena dilakukan saat Pembelajaran Belajar Mengajar (PBM) dan terencana karena sudah ada skedulnya.
Dari hasil wawancara dan observasi di atas dapat dipahami bahwa kepala melaksanakan supervisi secara personal untuk muda dalam mengawasi dan terencana supaya lebih giat bagi guru PAI dalam mempesiapkan diri dalam mengajar proses pembelajaran.
Pengaruh Kepala Sekolah dalam Mensupervisi Proses Pembelajaran PAI di SMP Negeri Se-Kabupaten Bireuen
Memimpin yaitu memberi pengaruh kepada orang lain sehingga mereka mau berusaha dengan ikhlas dan antusias terhadap tujuan yang akan dicapai. Maka gaya kepemimpinan yang harus diterapkan kepala sekolah tergantung kepada situasi dan kondisi staf yang dipimpinnya.
Seorang kepala sekolah harus memahami betul apa yang menjadi tugas dan perannya disekolah dalam memberi pengaruh terhadap mensupervisi proses pembelajaran di SMP Negeri Se-Kabupaten Bireuen. Jika kepala sekolah mampu memahami tugas dan perannya sebagai seorang kepala sekolah, maka ia akan mudah dalam menjalankan tugasnya, terutama berkenaan dengan proses pembelajaran PAI yang akan dikembangkannya. Bekal kemampuan dalam memahami kompetensi sebagai seorang kepala sekolah ini akan menjadi bekal dalam pelaksanaan kinerja yang harus dilakukannya. Ada banyak kompetensi kepala sekolah yang setidaknya harus sudah dilaksanakan oleh kepala sekolah dalam tugasnya sehari-hari disekolah yang dipimpinnya. Kompetensi yang dimiliki kepala sekolah adalah memahami bahwa sekolah adalah sebagai suatu sistem yang harus dipimpin, karena kepemimpinan merupakan kemampuan untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan. Jadi kepemimpinan kepala sekolah harus menunjuk kepada suatu proses kegiatan dalam hal memimpin, membimbing, mengontrol perilaku, perasaan serta tingkah laku terhadap orang lain yang ada dibawah pengawasannya.
Dalam penelitian di SMP Negeri Se-Kabupaten Bireuen, pengaruh-pengaruh kepala sekolah dalam mensupervisi proses pembelajaran PAI adalah:Guru
Dalam bahasa Arab istilah guru disebut dengan sebutan Ustaz/Ustazah, Muallim, Muaddib, Mudarris, Murabbi, dan Murshid.
Sedangkan secara Istilah guru merupakan pendidik profesional yang memberikan buah pikirannya dan waktunya untuk mendidik, mengarahkan, membimbing, melatih, menilai, dan menvaluasi peserta didik serta menjadi pemimpin yang baik, sebagai kader para tokoh dan pemimpim ummat. Maka kepala sekolah harus bisa mempengaruhi guru melalui supervisi agar guru bisa menjalankan tugas sebagaimana mestinya.
Sebagaimana diungkapkan oleh seorang respondent sebagai berikut: Besar pengaruh kepala sekolah terhadap guru PAI, karena guru agama rata-rata mengajar dengan metode ceramah, dikarenakan ada supervisi maka guru mulai merobah metode dari metode ceramah kepada metode mengajar kelompok.
Hal yang serupa juga diungkapkan oleh respondent berikutnya: “Pengaruh guru terjadi perubahan peningkatan kompetensi”.
Hal yang serupa juga diungkapkan oleh respondent yang lain:“Guru akan lebih siap dalam mengajar, agar terjadi peningkatan untuk sianak, perubahan tidak secara langsung tetapi perubahan secara bertahap”.
Peneliti mengungkapkan bahwa kemampuan guru yang profesional bila dipertinggi akan sangat berpengaruh pada mutu pendidikan.Penguatan tidak langsung kepada siswa
Siswa merupakan komponen yang penting dalam pendidikan. Siswa merupakan bagian dari supervisi kepala sekolah walaupun bukan secara langsung tetapi ada pengaruhnya dikarenakan kepala sekolah mensupervisi guru, ketika guru disupervisi pasti murid ada dalam ruang, maka dikatakan supervisi kepada siswa tidak secara langsung.
Sebagaimana diungkapkan oleh seorang responden sebagai berikut: “Anak lebih disiplin dalam kegiatan belajar mengajar karena adanya pengawasan yang ketat”.
Hal yang serupa juga diungkapkan oleh responden berikut ini: “Terjadi perubahan terhadap siswa dari kurang menjadi bagus”.
Hal yang serupa juga diungkapkan oleh responden yang lain sebagai berikut ini: Memberi motivasi oleh guru agama sehingga meningkatkan kinerja siswa sekolah dalam perannya sebagai peserta didik yang belajar dengan semangat tinggi dapat mencapai prestasi siswa dalam bidang agama.
Menurut observasi penulis juga melihat bahwa siswa sangat disiplin diruang kelas, menghargai guru di kelas begitu juga dengan menjaga ruang kelas dengan baik tanpa mengotori, sedangkan dengan temannya, siswa juga saling menghormati satu sama lain.
Anak sebagai subyek pendidikan dan sangat berperan dalam pengembangan kurikulum. Bagi ibnu khaldun menegaskan, bahwa manusia lahir membawa kemampuan laten yang disebut fitrah. Fitrah sifat dasarnya baik dan beraqidah tauhid. Atas dasar itu dapat dikatakan, bahwa agama merupakan kebutuhan naluriah yang dibawa lahir. Kenyataan ada orang yang menolak agama, tidak berarti sikap demikian adalah bawaan, tetapi akibat proses penyesatan atau pembelokan dari fitrahnya semua-fitrah al-ula dalam terminologi Ibnu khaldun-yang suci dan sepatutnya berkembang kearah yang baik itu. Dalam hal ini proses sosialisasi juga memegang peranan penting untuk menumbuhkan kembangkan potensi beragama sebagai induk semua naluri lain.
Maka, tidak salah bila pujian yang merupakan penghargaan menjadi salah satu bentuk alat pendidikan yang mampu memberikan motivasi belajar bagi siswa. Manakala seorang siswa mendapatkan penghargaan karena dia berprestasi, tentu semangat belajarnya pun akan meningkat, karena keinginan untuk mempertahankan dan menaikkan prestasi belajarnya. Motivasi belajar siswa akan meningkat ketika prestasi dan kerja keras untuk mencapai kesuksesan belajar itu diiringi penghargaan dan apresiasi yang baik.
Penghargaan yang diberikan oleh guru tidak hanya berupa benda, juga bisa diberikan dengan ucapan pujian yang santun, sehingga siswa tidak sombong dan angkuh dengan pujian yang diberikan oleh guru.Pengaruh tidak langsung kepada kualitas sekolah
Kualitas sekolah terpengaruh dari kualitas kepala sekolah, guru, siswa, dan ruang kelas maka sekolah sebagai lembaga pendidikan tempat berlangsungnya belajar harus dapat memenuhi kepuasan seluruh warga, terutama kepuasan belajar peserta didik baik ruang kelas maupun guru sebagai pendidik, sebab peserta didik sebagai konsumen penting dalam pemberian jasa pelayanan pendidikan maka kepala sekolah harus benar-benar mensupervisi guru PAI dalam proses pembelajaran.
Hasil observasi dan wawancara ditemukan bahwa Persentase ruang kelas yang sudah berbasis IT 95 %, Persentase guru s2 dan s3 30%, sekolah sudah memiliki fasilitas hot-spot, sekolah sudah memiliki sertifikat ISO 9001, lembaga sertifikasi Bureau Veritas Certification versi ISO 9001: 2008, IWA 2: 2007, Nilai akreditas sekolah A.
Bagian BS 5750 identik untuk ISO 9001, seri-seri BS 5750/ISO 9001 dikenal sebagai skema penilaian pihak ketiga. Penilaian ini pihak pertama adalah penilaian sebuah organisasi terhadap mutu organisasi mereka dengan standar mereka sendiri. Masalah yang muncul dalam metode ini adalah pelanggan tidak begitu yakin terhadap proses jaminan yang tidak membuka penilaian eksternal secara obyektif. Untuk menjawab masalah ini konsumen diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengirim penilaian kepada pihak pertama, pihak kedua adalah jelas terutama jika pembeli adalah organisasi kecil, pihak ketiga menyebabkan organisasi bekerja dengan menggunakan standar nasional dengan pemeriksaan dan penilaian yang dilakukan oleh pihak-pihak yang memenuhi syarat seperti 1SO 9001.
Maka setiap lembaga sekolah pasti memiliki manajemen sekolah yang diatur oleh kepengurusan sekolah. Dalam sekolah sendiri tersusun atas kepala dan wakil sekolah, bendahara, sekertaris, bidang kesiswaan, bidang kurikulum, bidang sarana dan prasarana, bidang konseling, bidang keamanan, dan lain-lain. Semua pengurus sekolah harus mampu melaksanakan dan bertanggung jawab atas tugas masing-masing berdasarkan bidangnya, sehingga sekolah dapat berkualitas yang sangat baik.Kendala-Kendala yang dihadapi Kepala Sekolah dalam Mensupervisi Proses Pembelajaran PAI di SMP Negeri Se-Kabupaten Bireuen
Dalam melaksanakan supervisi kepala sekolah pasti menghadapi kendala-kendala. Para kepala sekolah baik suka maupun tidak suka harus siap menghadapi problema dan kendala dalam melaksanakan supervisi proses pembelajaran PAI di SMP Negeri Se-Kabupaten Bireuen. Berdasarkan kajian teori yang penulis lakukan dapat diketahui bahwa kendala supervisi proses pembelajaran yang sangat umum terjadi di lapangan adalah kurangnya motivasi dari para guru ketika mendapat supervisi. Hal tersebut terjadi dikarenakan adanya anggapan yang telah melekat dalam diri guru bahwa supervisi hanyalah kegiatan yang semata-mata untuk mencari-cari kesalahan.
Kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam mensupervisi proses pembelajaran PAI sebagai berikut ini:Bahan Ajar
Disebuah lembaga pendidikan proses pelaksanaan kegiatan mengajar juga sangat menentukan berhasil atau tidak berhasil sebuah lembaga pendidikan. Dalam proses pembelajaran guru harus siap bahan ajarnya untuk dapat mempengaruhi terlaksana proses pembelajaran PAI , sesuatu yang mempengaruhi terlakssnanya proses pembelajaran yang lebih baik, seperti mempersipkan bahan ajar yang diterapkan yang lebih relavan, mempersiapkan metode pembelajaran yang digunakan, dan sistem evaluasi yang dilakukan.
Sebagaimana diungkapkan oleh seorang respondent sebagai berikut: Kadang-kadang guru tidak siap dibahan ajar makanya guru PAI metode mengajarnya metode ceramah, maka kepala sekolah mengharap sama guru PAI supaya guru yang disupervisi harus siap.Keadaan Siswa yang Kurang Baik
Keadaan merupakan suasana yang tercipta karena interaksi dari seluru personil yang ada di dalamnya baik itu kepala sekolah, staf, guru, dan siswa. Supervisi proses pembelajaran merupaka kegiatan yang merupakan memperbaiki mutu layanan pembelajaran yang dilakukan di sekolah. Untuk dapat memberi layanan yang baik terhadap siswa, sebaiknya kepala sekolah, staf, dan guru harus memiliki sikap terhadap pemecahan masalah yang dihadapi melalui belajar untuk peningkatan diri. Bila ia menghadapi masalah dalam lingkungan sekolahnya, masalah itu tidak dibiarkan melewati waktu, melaikan secepatnya dihadapi dan diselesaikan bersama.
Sebagaimana diungkapkan oleh seorang respondent sebagai berikut ini: Siswa tidak mau fokus 100% hanya 70 % tentang yang diajarinya, sehingga kepala sekolah merasa terganggu dalam mensupervisi proses pembelajaran PAI. Kepala sekolah menyuruh kepada guru PAI untuk membuat kelompok kepada siswa agar mengenal siswa yang mana yang mau belajar dan siswa yang mana yang tidak mau belajar.Kunjungan Tamu
Hasil pengamatan peneliti ketika melakukan penelitian pada SMP Negeri 1 Kuala, terlihat bahwa kepala sekolah sibuk dengan kunjungan tamu yang berlebihan menggagu program yang direncanakan, panggilan rapat dinas mendadak yang harus diikuti, mentelantarkan kegiatan hari itu sehingga meninggalkan kegiatan di sekolah.
Hasil observasi peneliti pada kepala sekolah terlihat kepala sekolah yang terlalu sibuk dengan kunjungan tamu dari luar sekolah, kunjungan guru kedalam ruang kepala sekolah sehingga apa yang direncanakannya tidak akan tercapai karena kesibukannya.
Kesan puas dari para tamu tentunya menjadi kebanggaan sekolah. Dengan adanya kunjungan tentunya memberikan dampak positif bagi sekolah agar dapat meningkatkan etos kerja yang tinggi dan profesional.Penghambat dari luar
Tuntutan dari luar sekolah terhadap sebuah sekolah yang sangat banyak dapat menghambat supervisi proses pembelajaran PAI, baik itu tuntutan dari masyarakat, dinas dan komite sekolah.
Adapun kendala yang dihadapi guru dalam mensupervisi proses pembelajaran PAI oleh kepala sekolah sebagai berikut ini:
“Kadang-kadang anak kurang fokus ketika guru mengajar”. Ada beberapa siswa yang tidak mau belajar agama, kadang-kadang ada sebagian siswa yang mengganggu dan guru memberi fanismen kepada siswa yang malas sehingga siswa tidak malas lagi. “Ada siswa non muslim, ketika menjelaskan pendidikan agama Islam siswa non muslim tidak tau betul tentang agama islam sehingga susah dalam mengajar”.
Peningkatan kemampuan guru tampak pada peningkatan kegiatan mengajar yang dilakukannya, karena setelah mendapat bimbingan, guru memiliki kemampuan mengontrol siswa mau belajar agama Islam baik siswa tersebut Muslim atau Non Muslim yang semakin besar ketika mengajar, kepuasan kerjanya semakin tinggi terlihat dari kesungguhan mengelola kelas pada waktu mengajar. Pekerjaan anak diteliti dan diperiksa satu persatu, murid dikelas semuanya memperoleh perhatian yang cukup. Guru bersedia menjawab pertanyaan sekalipun aneh-aneh, kemudian dijadikan sumber inspirasi untuk memperkayakan proses pembelajaran.Tindak lanjut yang dilaksanakan Kepala Sekolah kepada Guru PAI setelah Mensupervisi Pembelajaran
Kepala sekolah memberi bimbingan kepada guru yang disupervisi. Perkembangan dalam dunia pendidikan yang selalu berubah dan standar kelulusan yang ditetapkan oleh pemerintah yang semakin tinggi berdampak pada pengelolaan proses pembelajaran. Melihat hal tersebut mengharuskan kepala sekolah sebagai fasilitator tertinggi di sekolah. Justru kepala sekolah harus melakukan pemantauwan dan selalu mengawasi situasi di sekolah. Sistem kerja yang memiliki pengaruh terbesar di sekolah yaitu pada pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan guru masing-masing mapel di kelas. Guru yang profesional terlihat dalam kinerja, karena guru profesional sangat dibutuhkan untuk menunjang sebuah kesuksesan pengelolaan pembelajaran. Jika guru tidak dapat memenuhi tuntutan tersebut maka kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi membantu untuk memberi masukan dan penguatan kepada guru PAI dengan melakukan pendekatan ataupun guru bisa datang kepada kepala sekolah dengan bercerita kesulitan-kesulitan apa saja yang telah di hadapi, agar kepala sekolah dapat dengan segera memberikan masukan dan penguatan untuk penyelesaiannya. Didalam pemberian masukan dan penguatan ini dibutuhkan pula motivasi dari kepala sekolah agar guru dapat sadar dan percaya diri untuk melaksanakan tugasnya didalam sekolah sehingga secara perlahan dapat melakukan perbaikan didalam dirinya dan memperbaiki kinerjanya.
Sebagaimana diungkapkan oleh seorang respondent sebagai berikut ini: Penguatan penilian obtentik yaitu mengingatkan guru PAI pada akhir pembelajaran yang dibuatkan, guru kalau disupervisi tidak cukup waktu masih mengajar tidak melakukan efektif maka memberi pengutan pura-pura, padahal biasanya guru itu bagus.
Hal serupa juga diungkapkan oleh respondent berikutnya: Motivasi yang sangat tinggi bagi guru PAI sehingga banyak keberhasilan yang dicapai guru agama, indikator siswa banyak yang mendapat juara seperti juara hafid al-qur’an di tingkat kabupaten juara 1, kemedian memberi riwed kepada guru agama.
Hal serupa juga diungkapkan oleh respondent berikutnya: Memperbaiki pelatihan kualitas ketika guru mengajar karena pemerintah kabupaten membuat olimpiade, pentas PAI, MTQ maka kepala sekolah mendatangkan guru dari luar karena memperbaiki guru yang lama dan membuat pelatihan kepada guru PAI.
Salah seorang respondent juga menjelaskan penguatan dari kepala kekolah sebagaimana dapat kita lihat dalam kutipan berikut ini: “Dinasehat dimana ada kekurangan dibenarkan, nasehat tentang mengajar karena kita ada kekurangan disempurnakan saat mengadakan supervisi”
Sekolah memiliki output yang diharapkan. Output sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan oleh proses pembelajaran dan manajemen di sekolah. Pada umumnya, output dapat diklarifikasikan menjadi dua, yaitu prestasi akademik dan prestasi non-akademik.
Daftar Pustaka
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritis dan Permasalahannya, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002.
Trio Harsono Udjianto, Joko Priadi, dan Medira Ferayanti, Pengelola Pendidikan dan Tenaga Kependidikan, Karangayar: LPPKS Indonesia, 2013.
Undang-Undang Repoblik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, SISDIKNAS.
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran dan Kepribadian Muslim, Bandung; Remaja Rosdakarya, 2008.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, Cet V, Jogjakarta: UGM, 1976.
Nurhayati, Pedoman Pelaksanaan Supervisi, Jakarta: Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Pembinan Kelembagaan Agama Islam, 2000.
Purwanyo, M Ngalim, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003.
Oemar Hamalik, Administrasi dan Supervisi Pengembangan Kurikulum, Bandung: Mandar Maju, 1992.
Abudin Nata, Perfektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru-Murd, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2001.
Kamal Muhammad Isa, Manajmen Pendidikan Islam, Jakarta: PT Fikahati Anesta, 1994.
Sumitro, dkk., Pengantar Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: UNY Press, 2006.
Saifullah, Kurikulum dan Perubahan Sosial: Analisis-Sintesis Konseptual Atas Pemikiran Ibnu Khaldun dan John Deway, Banda Aceh: Lembaga Naskah Aceh, 2013.
Edward Sallis, Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan: Peran Strategis Pendidikan di Era Globalisasi Modern, Cet, Jogjakarta: IRCiSoD Sampangan Gg Perkutut, 2010.