Tidak Diskriminasi, Menghormati, dan Berbagi

Tidak Diskriminasi
Perlakukan diskriminasi akan menimbulkan rasa sakit hati kepada orang yang mendapatkan perlakuan tidak baik tersebut. Sikap tidak diskriminatif ini terlihat dimana siswa Muslim dan non Muslim duduk sebangku diruangan kelas dan sama-sama bercanda ria saat berada di kantin sekolah ataupun pustaka.
Dengan tidak diskriminasi, maka kekerasan atas nama agama bisa dicegah sedini mungkin. Selama ini belum ada kasus pertengkaran siswa lantaran beda pendapat agama, ini diakui oleh salah satu guru PAI. Kami belum pernah menemukan siswa berkelahi atau berselisih disebabkan masalah kepercayaan agama. Siswa juga memahami bahwa diskriminasi tidak sesuai dengan demokrasi dan merupakan perbuatan yang tidak baik.
Menghormati
Menurut salah satu siswa non Muslim, setelah merayakan Natal, kawan-kawan di kelas memberi salam sebagai bahagian dari apresiasi baginya, sama persis seperti kawan-kawan Muslim setelah lebaran, baik idul fitri maupun idul adha, kawan-kawan non Muslim menyalami mereka.
Sikap menghormati ajaran agama lain merupakan salah satu bentuk dari implementasi toleransi dalam beragama. Menurut Asmani, pendidikan multikultural adalah proses penanaman cara hidup untuk selalu menghormati dan toleran terhadap keanekaragaman budaya yang hidup ditegah masyarakat.
Penghormatan terhadap tata cara kehidupan agama lain, dengan tidak merendahkan merupakan salah satu sikap toleransi.
Berbagi
Hasil observasi dan wawancara ditemukan bahwa para siswa saling berbagi makanan saat berada di kantin. Sikap berbagi ini merupakan bentuk nilai toleransi yang sudah terbangun di SMA Negeri 1 Lhokseumawe.
Pengalaman salah satu siswa Muslim, karena orang tuanya punya usaha pembuatan kue, biasanya dia membawa makanan kue dari rumah ke sekolah. Makanan tersebut biasanya dimakan bersama termasuk diberikan untuk siswa non Muslim. Kita saling berbagi makanan.
Penelitian lain, juga menemukan hal yang serupa dalam hal berbagi makanan, Safrilsyah yang meneliti toleransi di SMA Banda Aceh mengambarkan bahwa siswa-siswa muslim memberi respon positif kepada mereka. Mereka juga berbagi makanan, berbagi ilmu, kerja kelompok. Kasus ini juga ditemukan di SMA Negeri 1 Lhokseumawe.
Ditemukan delapan nilai toleransi yang dikembangkan di SMA Negeri 1 Lhokseumawe.