Hallo Steemian!!!
HOW are you today..?
[ENG]
If we know the knowledge, when we get a scold from others, we will not feel worried and panicked, because we realize that the scolding is still simpler than our true ugliness.
When we get a scold, if we know the knowledge, we will not panic. Instead we will be calm and listen to the insults, because it could be a scold that is information for us about ourselves so that we want to evaluate and improve themselves.
We often feel humiliated by other people's utterances about ourselves, but what he says is something that really exists within us.
Calamity or insult is the episode of how Allah SWT tests our own wisdom. even very likely, the insult coming from others to us is the means by Allah Almighty so that we can improve our qualities.***
***Not infrequently, it is the insult that affirms and clarifies the glorified person's glory. Because, in many instances, if the attitude of the abject person remains calm and steady, people can see clearly who and what is the person who is insulted and insulted.
The insult will not be attached to the insulted person if he is wise and wise in dealing with the insult. The insult turns and sticks to the person who hurls the insult.***
If we know the knowledge, then we will be calm and wise when we are insulted. Because, we realize that the only noble person, Muhammad Saw, gets insults scolds, especially those of us whose glory is so far below him. If we really respond to the insults of others against us, then the insult will actually enhance our degree.
[IND]
Jika kita mengetahui ilmunya, ketika kita mendapatkan cacian dari orang lain, kita tidak akan merasa risau dan panik, karena kita menyadari bahwa cacian tersebut masihlah lebih sederhana dibandingkan kejelekan diri kita yang sebenarnya.
Ketika kita mendapatkan cacian, jika kita mengetahui ilmunya, kita tidak akan panik. Justru kita akan bersikap tenang dan mendengarkan cacian tersebut, karena bisa jadi cacian itu adalah informasi untuk kita tentang diri kita supaya kita mau mengevaluasi dan memperbaiki diri.
Kita seringkali merasa terhina oleh ucapan orang lain tentang diri kita, padahal apa yang diucapkannya itu adalah sesuatu hal yang memang ada di dalam diri kita.
Cacian atau hinaan adalah episode bagaimana Allah Swt menguji kearifan diri kita. bahkan sangat mungkin, hinaan yang datang dari orang lain kepada kita itu adalah sarana dari Allah Swt supaya kita bisa memperbaiki kualitas diri kita.
Bahkan tidak jarang, hinaan itulah yang memperkokoh dan memperjelas kemuliaan seseorang yang dihina itu. Karena, banyak kejadian, apabila sikap orang yang hina itu tetap tenang dan mantap, orang-orang jadi bisa melihat dengan jelas siapakah dan bagaimanakah sebenarnya orang yang yang dihina dan yang menghina.
Hinaan itu tidak akan melekat pada diri orang yang dihina apabila dia bersikap arif dan bijaksana dalam menyikapi hinaan tersebut. Hinaan itu justru akan berbalik dan melekat kepada diri orang yang melontarkan hinaan itu.
Jika kita mengetahui ilmunya, maka kita akan bersikap tenang dan arif ketika diri kita dihina. Karena, kita menyadari bahwa orang yang paling mulia saja yaitu Muhammad Saw, mendapat hinaan dan cacian, apalagi kita yang kemuliaannya sangat jauh berada di bawah beliau. Jika benar kita menyikapi hinaan orang lain terhadap kita, maka hinaan itu justru akan mempertinggi derajat kita.***