Adalah Nauru, sebuah negara kecil di bagian Samudera Pacifik pernah menjadi negara terkaya di dunia karena hasil alam yang melimpah. Kini, negara yang hanya berukuran 21 kilometer persegi jatuh bangkruk karena rakyatnya suka foya-foya dan bergaya hidup mewah.
Nauru adalah negara terkecil di Pacifik Selatan dan tercatat sebagai negara terkecil ketiga di dunia. Awalnya, negara ini hanya awalnya dihuni oleh orang-orang Mikronesia dan Polinesia sebelum dianeksasi dan diklaim sebagai koloni oleh Kekaisaran Jerman pada abad ke 19.
Nauru menjadi tambang terbuka fosfat dan dieksploitasi oleh kekuatan kolonial asing. Setelah mendapatkan kemerdekaannya pada tahun 1968, penambangan fosfat di negara ini diintensifkan sampai sebagian besar fosfat telah dikuras habis sampai membuat sebagian tempat menjadi rusak.
Hari ini, Nauru adalah negara gurun tandus dengan puncak batu kapur bergerigi yang menutupi 80% wilayahnya. Jauh sebelumnya, negara Nauru mampu menghasilkan miliaran dolar dari hasil penambangan fosfat untuk digunakan sebagai bahan produksi pupuk.
Penduduk Nauru dibayar mahal untuk melakukan penambangan fosfat dari antara fosil terumbu karang. Sehingga, mereka mendapatkan uang yang tak terkira. Banyak diantara mereka yang menggunakannya untuk belanja ke Guam, Hawaii dan bahkan ke Singapura.
Evi Agir, seorang penduduk Nauru mengungkapkan, dari tahun 1970-an hingga 1990-an rakyat Nauru dihujani kekayaan tapi mereka tidak tahu cara menanganinya. "Hampir tidak ada orang yang berpikir untuk menginvestasikan uang itu," sebut Evi Agir sebagaimana ditulis grid.id.
Manoa Tongamalo, salah satu penduduk setempat juga mengungkapkan hal serupa. "Banyak hal-hal bodoh terjadi pada masa itu. Orang-orang membeli permen dan membayar dengan mahal tanpa meminta kembalian. Bahkan menggunakan uang sebagai kertas toilet," kenangnya.
Aceh Provinsi Kaya
Kisah diatas bukanlah cerita fiktif belaka yang dirangkai untuk menarik cerita. Kisah Nauru, negara terkaya di dunia hanyalah sepenggal dari banyaknya cerita yang berujung derita tentang keserakahan dan kecerobohan manusia karena mengedepan nafsu dan hasrat sesaat.
Kiranya, kisah nyata tersebut menjadi pembelajaran berharga untuk kita di Aceh, khususnya pemerintah dalam mengelola uang rakyat. Aceh adalah provinsi kaya di Indonesia, bukan hanya sumber daya alam tapi juga suntikan dana dari pemerintah pusat berupa ostus.
Museum Tsunami, foto: disbudpar.acehprov.go.id
Menurut catatan Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA), sejak 2008 hingga 2018 Aceh telah mendapatkan Rp 66,5 trilyun lebih dari dana otsus. Namun, uang yang begitu banyak terkesan seperti abeh eh tanpa mampu mendongkrak perekonomian masyarakat di bumi serambi mekkah.
sejak 2008 hingga 2018 Aceh telah mendapatkan Rp 66,5 trilyun lebih dari dana otsusMerujuk data yang dirilis BPS Aceh, jumlah penduduk miskin di Aceh per September 2018 mencapai 15,68 persen atau setara dengan 831 ribu orang. Angka ini menempatkan Aceh sebagai provinsi dengan jumlah penduduk miskin tertinggi di Sumatera mengikuti Provinsi Bengkulu di urutan ke dua.
Aceh sebagai provinsi dengan jumlah penduduk miskin tertinggi di Sumatera.Sebuah dilema, saat Aceh disebut sebagai provinsi kaya, sebagian rakyatnya justru hidup sebagai penduduk miskin. Berbeda dengan Nauru, disaat disebut sebagai negara terkaya di dunia, masyarakatnya juga hidup sejahtera sampai-sampai uang pun digunakan untuk tisu toilet.
Apa yang salah dengan Aceh? Mari kita refleksikan bersama.
Posted from my blog with SteemPress : https://acehinside.id/negara-terkaya-di-dunia-akhirnya-bangkrut-aceh-pakiban/
Hello, as a member of @steemdunk you have received a free courtesy boost! Steemdunk is an automated curation platform that is easy to use and built for the community. Join us at https://steemdunk.xyz
Upvote this comment to support the bot and increase your future rewards!
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit