Cerita sebelumnya: Nyawa Taruhannya
Misiku berhasil! Meninggalkan Fajar dan Firman di tempat sarapan begitu saja, dengan alasan pergi ke toilet.
Tempat sarapan kami berada persis di jalur oplet yang bisa membawaku ke rumah bude dengan segera. Biar saja motorku tinggal di tempat makan itu, toh, tak mungkin juga si kembar akan membiarkan kendaraanku begitu saja.
“Permisi.” Kuberanikan diri mengetuk pintu kayu bercat cokelat yang masih sama persis dengan yang terakhir kulihat tiga tahun yang lalu.
“Ya, cari siapa?” Seorang wanita muda seumuran Kak Riana menjawab salamku ketika membuka pintu.
“Maaf, Kak. Saya sepupunya Riana, boleh bertamu sebentar?”
“Ah, ya … silahkan masuk.” Dia terlihat kaget.
“Ma …” Seorang balita menghambur ke pelukan wanita itu saat aku melangkahkan kaki ke dalam rumah. Teras rumah memang dibuat lebih tinggi daripada lantai dalam rumah, untuk menghindari banjir. Jadi, aku harus sedikit menunduk saat melewati pintu agar tidak terantuk palang pintu.
Sebuah perasaan rindu yang begitu nyaman, mengaliri seluruh tubuhku seketika. Aku bahkan sengaja berlama-lama melemparkan pandangan jauh ke bagian dalam rumah, sebelum duduk di ruang tamu yang agak menjorok ke sisi kanan. Untunglah sambutan si pemilik rumah baru ini sangat baik, padahal kami tidak saling kenal.
“Maaf sudah bertamu untuk urusan yang tidak penting ini.” Aku mengakhiri percakapan. Kami sudah terlibat obrolan ringan selama beberapa saat. Rasanya, aku juga sudah cukup puas berada di tempat yang tak banyak direnovasi ini.
“Lain kali silahkan saja jika ingin bertamu lagi.” Wanita cantik berambut ikal yang digelung ke atas itu mengantarku ke pintu sembari menggendong putra kecilnya.
Aku melangkahkan kaki ke luar rumah sembari mengedarkan pandangan. Si kembar yang biasanya selalu terlihat di ujung pandanganku, tidak ada. Sepertinya mereka tak berani menghubungi Chandra untuk mencari tahu dimana aku berada saat ini.
Baguslah, berarti aku masih punya waktu untuk bernostalgia.
Keberadaan seorang lelaki berjaket hitam di seberang sungai membuat nostalgiaku berantakan seketika. Meski tak bisa kulihat jelas wajahnya, namun perawakannya persis seperti lelaki yang dulu memukul jatuh Abian dan melemparkan pisau ke arahku dan Chandra usai pertandingan di RK 9.
Sepertinya seseorang telah menyampaikan informasi padanya terkait keberadaanku di sungai ini. Sial! Aku harus cepat hubungi si kembar.
Tanganku yang hendak merogoh saku, tertahan oleh tangan lain yang begitu kokoh.
“Bos minta jawabanmu saat ini juga,” ucap lelaki tinggi besar yang sedang menggenggam pergelangan tanganku itu.
Apa-apaan ini? Ternyata dia tak sendiri! Pandangan mataku terus mengikuti gerakan lelaki berjaket hitam, di seberang sungai tadi yang sedang berjalan menuju jembatan. Tak lama lagi dia pasti akan sampai di sini.
“Ya, aku akan jawab jika kamu lepas tanganku,” ucapku dingin sembari tetap memantau pergerakan temannya di seberang sungai sana.
Aku masih punya sedikit waktu, dan aku tak boleh gegabah. Lelaki yang sedang berjalan ke arah kami itu adalah lawan yang setara dengan Chandra, sementara aku tak tahu berapa kuatnya Chandra. Tapi, mengingat Chandra berani ke Pekanbaru sendirian tanpa penjagaan, bisa kuperkirakan bahwa kekuatannya setara dengan empat anak buah selevel Fajar dan Firman. Jika benar begitu, maka aku akan kerepotan melawan pria yang setara dengan Chandra itu, ditambah dengan seorang lagi yang kini berada tepat di sampingku.
Adakah yang penasaran sama cerita-cerita sebelumnya? Mampir sebentar ke sini, yuk!Prolog
BAB 1 Hidup yang Kuperjuangkan dan Lanjutannya
BAB 2 Perjamuan dan Lanjutannya
BAB 3 Teman Lama dan Lanjutannya
BAB 4 Ingin Tahu dan Lanjutannya
BAB 5 Bersamanya dan Lanjutannya
BAB 6 Kau Pikir Aku Siapa? dan Lanjutannya
BAB 7 Get Ready dan Lanjutannya
BAB 8 Break Shot dan Lanjutannya
BAB 9 Let's Play dan Lanjutannya
BAB 10 Tentang Dia (yang Tak Bisa Bersama Lagi) dan Lanjutannya
BAB 11 Triple Ace? dan Lanjutannya dan Lanjutannya
BAB 12 (Masih) Tentang Dia dan Lanjutannya
BAB 13 Real Match dan Lanjutannya dan Lanjutannya
BAB 14 Dunia Baru dan Lanjutannya
BAB 15 Salah Sasaran dan Lanjutannya
BAB 16 Nyawa Taruhannya
Posted from my blog with SteemPress : https://endanghadiyanti.com/2018/10/30/ayana-part-35-nyawa-taruhannya-lanjutan/
Congratulations @diyanti86! You have completed the following achievement on the Steem blockchain and have been rewarded with new badge(s) :
Click here to view your Board of Honor
If you no longer want to receive notifications, reply to this comment with the word
STOP
To support your work, I also upvoted your post!
Do not miss the last post from @steemitboard:
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit