Tahu kau mengapa kita gagal?
Setiap melihat gebrakan bagus pemimpin orang, kau tanyakan apa yang sudah pemimpinmu lakukan. Kau kutuk pemimpinmu seperti ia seorang pendosa yang lugu tapi tak pernah nyata kau bantu. Kau banding-bandingkan seolah-olah pemimpinmu maha gagal.
Setiap melihat kemajuan kampung orang, kau kutuk kampungmu. Kau tulis umpatan di rata ruang, tapi berakhir dengan candaan. Kau banding-bandingkan seolah-olah kampungmu adalah biang dari kemunduran.
Setiap melihat bangsa lain berbenah, kau sumpah serapahi pemerintah. Kau cemooh mereka seakan buta kedua matanya, buta hatinya. Kau banding-bandingkan seolah bangsamu tak tahu apa-apa.
Ketika kau temui kebaikan pemimpin, kau kata pencitraan. Ketika kau dapatkan kemajuan bangsa, kau anggap sudah telat. Ketika kau jumpai bangsamu berbenah, kau tak siap.
Sementara di sudut lain kau tak pun membuat perubahan. Tak bekerja. Cuma nangkring di warung kopi menambah utang dan mengambil laba di cakrawala, di maya. Ketika ditanya pekerjaan, kau berkilah sebagai seniman. Ketika ditanya karya, kau kata sedang memantau keadaan.
Sementara di sudut sempit hati, kau dilanda ketakutan. Orang-orang semakin jenuh mendengar, mereka akan berjalan semakin jauh meninggalkanmu yang belum habis serapah, belum habis bualan.
Kau tahu mengapa negeri ini gagal? Sebab isinya terlalu banyak tukang serapah dan pembual sementara ia tidak pernah nyata membuat perubahan.
(NSA - 2018)
Posted from my blog with SteemPress : https://pengkoisme.com/2019/01/02/mempertanyakan-kegagalan/