Juli dan Srebrenica

in steempress •  7 years ago  (edited)

Juli sudah dipertengahan. Hati pun, kembali ke sebuah negeri di Eropa timur. Sebuah negeri yang ketika orang mendengar namanya, hanya perang saja yang menjadi cerita. Dan Kali ini, akupun menyentil sedikit tentang perang dan tragedi di negeri ini.

Srebrenica, sebuah kota kecil di Bosnia dan Herzegovina. Sebagian dari kalian, mungkin pun sudah membaca banyak bahasan tentang ini, pembantaian di Srebrenica.

Beberapa tahun lalu aku berkesempatan untuk jalan-jalan ke kota ini. Aku menyebutnya jalan-jalan di awal, dan menjadi ziarah setelah keluar dari kota ini.

Seingatku dulu, perjalanan ke Srebrenica diatur oleh teman-teman di kampus, untuk belajar lebih jauh tentang Bosnia. Saat itu bisa kupastikan, tak ada teman asal Bosnia yang ikut serta. Teman terdekatku maksudnya.

Perjalanan dari Sarajevo ke Srebrenica memakan waktu sekitar 3 jam dengan Bus. Aku tak ingat pasti kondisinya seperti apa, tapi hampir di setiap perjalanan dari Sarajevo ke kota lainnya, pemandangan di sekitar selalu indah dipandang mata. Seperti yang dinarasikan dalam cerita-cerita lama milik Laura Ingels Wilder, atau setidaknya di Lima Sekawan ketika mereka main ke pedesaan.

Aku dan teman-teman diturunkan di suatu komplek bangunan nan luas, tanpa tau itu tempat apa, dan kemana tujuan kita sebenarnya. Yang pasti itu Srebrenica. Kita lalu diajak masuk menuju ruangan besar seperti aula, namun sangat dingin sekali. Bukan karena musim dingin, bukan juga karena ruangan tadi tertutup selalu.

Aku berjalan perlahan, kuperhatikan satu foto lalu lainnya, kuperhatikan tulisan yang ditempel di beberapa sudut bangunan. Dingin tadi, bisa jadi karena suasanan beberapa tahun silam itu masih terasa. Ruangan itu, yang dulu digunakan sebagai tempat pemerkosaan perempuan-perempuan Bosnia.

Tak lama, aku langsung bergegas keluar. Hawa di dalam terlalu keras, antara seram dan sedih bercampur2 menjadi satu.

 


Aku teringat, ketika sedang di luar seorang teman menghubungi, teman dekat asal Bosnia. Dia menanyakan bagaimana keadaan kota itu, apa aku sudah mendapatkan gambaran Bosnia secara lebih nyata. Yang kuingat, kukatakan padanya, aku tak kuat berlama-lama di sini, takut lebih tepatnya.

" Setiap aku kesana, aku teringat Ayahku yang ntah dimana, bertahun-tahun, hanya sebelah tangannya yang sudah ditemukan. Kamu tau Mayra? Aku, dan beberapa teman lainnya, bernasib sama. Makanya tidak ada yg bersedia membawa kalian ke kota itu, biar yang lain saja." ,ujarnya di seberang

Aku terdiam, tak pernah terlintas di pikiranku beberapa teman yang justru sangat dekat denganku adalah korban pembantaian ini. Bahkan aku sempat memohon-mohon agar mereka ikut serta, sekalian main-main, kataku dulu.

"Jangan lupa ke lokasi kuburannya ya. Bacakan doa di kuburan (sambil menyebut nama-nama kerabat teman-temanku). ", sambungnya.

Kuiyakan, pasti.

Tak perlu ditanya kenapa mereka tak pernah bercerita, toh sama saja dengan aku yang dulu tak tak pernah mau bercerita tentang tsunami.


Kamipun kemudian dipandu ke area pemakaman nan luas sekali. Di satu sisinya, ada banyak nama yang terukir di sana, di sisi lainnya, nisan berwarna putih terlihat sejauh mata memandang. Allah, rasanya di sini lebih berat lagi, dibandingkan di gedung sebelumnya. Kuperhatikan ibu-ibu tua yang sedang berziarah, sesekali menyeka air mata, sesekali tampak mengelus nisan, seperti sedang berbicara dengan dia yang dikuburkan di sana .

Angin musim semi yang berhembus di tempat ini, tak ada bedanya dengan angin musim gugur yang dingin membeku. Rasanya, tak ada kehangatan di kota ini, semuanya seakan masih berada di zaman perang dulu, walaupun aku sendiri tau seperti apa dulu itu.

Aku berdiri di tengah kota. Kuperhatikan sekitar, dulu, dari pegunungan kecil di sekliling kota ini, penduduk dikepung, lalu dibantai, ada pula yang dihabiskan satu persatu dalam perjalanan pergi ke tempat yang lebih aman.

Juli dan Srebrenica, dua hal yang tak mungkin terlupa begitu saja.

Sending lots of love to my friends and family in BiH

 

Mayra 💕


Posted from my blog with SteemPress : http://www.rahmanovic27.com/2018/07/13/juli-dan-srebrenica/

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Aahh syediiihhh
Maka selalulah kita berdoa untuk saudara2 muslim
Dan bermunajat kepada Allah supaya negeri kita dilindungiNya selalu

Aamiinn :)

Ketika itu sangat prihatin. Saya Masih ingat nonton cuplikan tragedi Bosnia waktu itu. Malah Di Kampung Saya Ada anak diberi Nama "UJANG BOSNIA" Karena ia lahir saat tragedi ITU Terjadi.

Wahh baru tau ada nama itu. Kalau di Bosnia bahkan nama artisnya "Hari Matahari" haha

UJANG BOSNIA. UJANG adalah Nama panggil anak lelaki sunda.
Wajah ujang sangat mirip anak anak Bosnia pada masanya kulit Putih memerah Gaya anak anak Turkish.

Tulisan Di atas menginspirasi. Ditunggu tulisan masjid Soeharto. Masjid Indonesia di Bosnia.

Bosnia...jadi teringat tragedi yang menimpa muslim disana. Pray for muslim in Bosnia

Alfatihah :)