![](https://steemitimages.com/640x0/http://tehokti.com/wp-content/uploads/1529470800302.jpg)
Fenomena Discount: Saya Anti, kamu?
Katanya perempuan identik dengan discount. Katanya discount itu surganya dunia. Katanya, karena buat saya tidak. Saya malah bisa dibilang anti discount (kecuali produk tertentu) apalagi discount yang diobral jelang lebaran, tahun baru atau hari besar lainnya. Saya sama sekali tidak tertarik. Ini berlaku tidak hanya di pasar nyata, tapi juga e-commerce yang sedang buming itu.
Suka atau tidak suka dengan discount setiap orang punya pilihan. Jadi sah sah saja kamu mau suka, mau berburu, mau cuek, semua pilihan ada di tangan masing-masing.
Jika hunter discount punya alasan suka karena bisa belanja dengan harga murah, maka saya juga punya alasan kenapa tidak tertarik dengan semua yang berembel-embel discount. Berikut pengalaman saya dan ini saya amati masih berlaku sampai musim obral discount lebaran beberapa hari lalu.
Yang saya tahu discount itu sebenarnya bukan membeli murah. Kadang jatuhnya harga jadi lebih mahal, jauh dari harga pasaran yang wajar.
Pengamanan yang saya lihat khususnya di daerah Cianjur, yang suka memberi discount itu sejenis mall ukuran kecil sih maklum Cianjur baru sekelas kota kabupaten itu pun wilayahnya kecil atau minimarket, sementara toko-toko biasa yang berjejer di jalan raya atau setiap pasar wilayah kecamatan, kan tidak. Ini sering saya amati sekitar 5 tahun terakhir ini, makanya cukup hafal.
Saya pernah membeli sebuah sendal di toko sepatu dekat satu-satunya kelenteng di Cianjur dengan harga Rp.120ribu. Saya tawar susah payah penjual hanya kasih turun lima ribu rupiah saja. Itu pun penjual bilang sudah tipis, hampir tidak balik modal. Ya sudah karena kualitas bagus dan model saya suka, saya ambil saja.
Beberapa hari kemudian tidak sengaja saya melihat di sebuah mall dekat terminal bus lama Cianjur digembar-gemborkan kalau sendal dengan merek dan bahan yang sama tengah dijual dengan discount 50%!
Wah, saya pikir murah banget. Kalau saja harga 120 ribu dan dapat discount 50% berarti dengan harga Rp.60ribu saja itu sandal sudah bisa dibawa pulang... ah saya sempat merasa kalau saya salah pilih.
Tapi ternyata tidak. Sendal yang digembar-gemborkan discount 50% itu bukan berharga sekitar 60ribu, melainkan 220ribu! Hah? Kok bisa? Iya, karena mereka pasang harga awal dengan nominal Rp.440ribu! Ck...ck...ck...
Itu sendal yang digembar-gemborkan dapat discount 50% masih jauh lebih mahal dibanding beli di toko yang cuma Rp.120ribu.
Begitu juga saya lihat trik ini mereka terapkan pada barang lain seperti pakaian, elektronik, dan sembako. Mereka memberi iming-iming discount setelah lebih dahulu menaikan gila-gilaan harga awal.
Orang awam gila discount berpandangan murah nih discount setengah harga padahal harga nyata masih jauh lebih mahal daripada harga di toko yang tidak memberikan discount apapun dan pasang harga masih dalam batasan wajar.
Sejak saat itu saya makin ilfil sama yang namanya discount khususnya di semacam mall mall gitu jelang hari besar. Saya lebih memilih belanja di toko biasa. Selain lebih leluasa dalam memilih barang juga ikut memajukan perekonomian daerah dan usaha mereka.
Kadang saat belanja di toko atau pasar kecamatan saya jadi tidak banyak nawar lagi dengan harga penjualan yang mereka tawarkan karena tahu harga yang mereka pasang masih kalah jauh lebih wajar dibanding harga yang katanya dapat discount di semacam mall mall gitu tapi nyatanya mencekik dari belakang. Padahal merek dan bahan sama.
Ini murni pengalaman saya, jadi kalau ada kemungkinan berbeda dengan pengalaman hunter discount ya wajar saja. Monggo, pilihan ada di tangan masing-masing.
Semoga bermanfaat. Jadilah konsumen yang cerdas!
Posted from my blog with SteemPress : http://tehokti.com/fenomena-discount-saya-anti-kamu.html
Saya termasuk yg biasa aja sm yg diskon2 teh. Anti jg enggak krn ada memang item2 yg biasanya sy tahu harga aslinya trus jelang akhir tahun krn ganti model atau habisin stock harganya diskon itu mau deh sy...
Tp ga gila diskon juga apalagi ga butuh cm krn diskon trus maksain beli..
Alhamdulillah amsih waras hahaha
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Alhamdulillah ya :)
kalau di kota besar emang banyak pilihan. Lah kalau di Cianjur jelas bikin anti. Itu2 saja sih hehehe
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Tapi memang terkadang saya yang gak biasa shopping jadi giliran beli sesuatu itu memang pas musim diskon 😁
Terima kasih terlah berbagi. Noted ini
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Saya cari diskon kalau memang lagi butuh keperluan membeli sesuatu. Biar hemat. Haha
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Kalo saya sih emang ga suka belanja kk, jadi nggak ngaruh diskon apa nggaknya, ahahahaaaa. Peace ✌️.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit