Abu Abdullah Muhammad ibnu Idris Al-Syafi'i, siapa yang tak kenal dengan nama itu, dunia kerap mengenalnya dengan sebutan Imam Syafi'i seorang thelogi muslim, imam besar Mahzab Syafi'i yakni Mufti besar Sunni yang masih termasuk dalam keluarga kerabat dekat Rasulullah Muhammad S.A.W.
Setiap tokoh dan guru tentu memiliki guru pula, imam Syafi'i sendiri sejak umur 13 tahun telah mengabdikan diri belajar ilmu Agama kepada ulama-ulama besar di Madinah hingga irak, demi menemukan makna Islam sesungguhnya, imam Syafi'i tergolong sebagai kaum adam berdarah Palestina.
Tentulah ia hidup penuh liku-liku, hingga beranjak menjadi seorang yang memiliki martabat dan diagungkan, kata-katanya yang terus memotivasi kehidupan juga menjadi suatu ungkapan bermakna dalam bagi kehidupan saat ini.
"Barang siapa ia menghendaki kehidupan untuk dunia maka harus disertai dengan ilmu, begitu pula dengan yang menghendaki akhirat, maka pula dengan ilmu," [Imam Syafi'i]
Ungkapan diatas memaknai betapa pentingnya ilmu dalam melakoni hidup sebagai drama yang berujung pada kematian, sehingga jalan dan proses kehidupan manusia selalu di tentukan oleh kadar pengetahuan diri. Begitu pula dengan akhirat, Ilmu dan Pengetahuan tentang kedua hal tersebut (jika baik) mampu membawa kita menuju tahta ketentraman di antara dua kehidupan, jika pula sebaliknya juga demikian.
Hidup tanpa ilmu, maka manusia itu seolah-olah berjalan diatas padang pasir yang tak mengetahui jalan keluar untuk menemukan titik hijau, dia akan terus tersesat dalam kesenangan dan kegelisahan tak berujung.
Dengan Ilmu maka seseorang itu berada pada Golongan Tawadhuk, yang memandang kerendahan atas diri manusia sehingga hal itu menuntunnya untu terus bersyukur dan saling menghormati sesama mahkluk hidup.
Imam Syafi'i mengajarkan, bahwa kutipan demi kata itu disusun agar manusia mampu menempatkan segala sesuatu diatas ilmu, agar keberkahan dalam tindakan terus menjadi acuan bagi manusia untuk berbuat baik atas sesama sebagai bentuk ibadah, bukan keringan untuk memamerkan dan mencari nama diatas penderitaan.
"Orang-orang yang mengkaji/mendalami ilmu Faraid dan sampai pada puncaknya, maka akan menjadi dan tampil sebagai sosok ahli berhitung. Dengan ilmu hadist maka tampak suatu nilai keberkahan atas hidup, Ilmu Fiqih merupakan dasar diantara seluruh ilmu (Akar),"
Untuk itu mari kita terus berupaya menjadi sosok manusia yang memiliki ilmu dan pengetahuan hingga kebijaksanaan untuk hidup, Semoga bermanfaat.
AFStory Pelajarilah Suatu perkara sebelum perkara itu engkau terima dan percaya