#SERI TOKOH "Bertaruh Nasib di Banda Aceh"

in story •  6 years ago 

Pada #seritokoh edisi kedua kali ini, saya akan sedikit berbagi sebuah kisah dari seorang Muhammad Arief el-Hidayat Nourhas. Namanya yang begitu panjang agak membuat saya bingung untuk menyapanya dengan bagian nama yang mana. Alhasil, Arief sering dipanggil oleh teman-teman sekitarnya, tetapi bagian nama Nourhas sedikit membuat saya penasaran, saya mengira-ngira bahwa itu mungkin saja sebuah marga yang belum pernah saya dengar atau ada sesuatu dibalik nama tersebut. Ternyata, Nourhas merupakan gabungan nama kedua orangtuanya, Ibu Nurmala dan Alm.Bpk Hasan yang walaupun tiada, namun namanya masih melekat pada anak lelakinya. Arief merupakan teman yang baru saya kenal ketika saya bergabung dengan Remaja Mesjid Raya Baiturrahman, yang hanya beberapa bulan yang lalu. Pertemuan berikutnya, tanpa sengaja ketika saya diajak oleh teman mengunjungi salah satu kantor kepedulian yang menerima segala jenis bantuan pada bulan Ramadhan ini, dan disinilah saya berjumpa lagi dengan Arief, akhirnya dari teman hingga ke teman membuat kita juga bertukar pengalaman.

Screenshot_2018-06-14-13-28-34-1.png\

Saya rasa Arief memang sosok yang ramah, terbukti pada saat di Acara tersebut yang kebetulan saya “orang baru” dia sangat sering mengajak saya mengobrol, sehingga saya tahu ternyata diatinggal di kantor kepedulian ini, dan turut membantu-bantu disana. Namun, pertanyaan saya muncul, mengapa Arief bisa kuliah sambil kerja? Ternyata, Arief merupakan seorang anak rantauan, yang kesehariannya di kampung hanya membantu ibunya di sawah, kemandirian telah ditanamkan dalam dirinya, mengingat dari kecil ia sudah kehilangan sosok tulang punggung keluarga.

Sehingga pada saat itu ada yang menawarkan padanya untuk merantau dengan niat mengubah nasib, akhirnya Arief sadar jika ia hanya ikut ke sawah saja hidupnya tak akan pernah berkembang, kesadaran akan ingin mengecap pendidikan pun ia rasakan. Singkat cerita, sang Ibu memberikan izin padanya untuk merantau, tetapi ia harus membiayainya sendiri sehingga tanpa bekal apapun ia merantau ke Banda Aceh. Pinjaman dari kerabatnya dan informasi yang ia peroleh mampu mengantarkannya mengurus bidikmisi dalam jenjang S1 nya.

Screenshot_2018-06-14-13-31-06-1.png

Kehidupan sehari-hari tak akan mendapat kiriman apapun ari kampong, sehingga membuatnya kesana-kemari di Banda Aceh yang asing ini, niat pantang menyerah saja yang menjadi modalnya mencari pekerjaan untuk makan dan uang kos. Mencari pekerjaan memang tak mudah, dalam masa tersebut Arief hanya makan seadanya dan pernah ia hanya minum dengan air kran saja.
Sepertinya, Do’a Ibu yang di kampung dijawab oleh sang Maha Kuasa, Arief diterima kerja di suzuya mall. Dari sinilah, pekerjaan Arief mulai mudah di dapat yang lain pula, karena sudah mempunya pengalaman. Tak heran, ia juga pernah menjadi karwayan salah satu restaurant bergengsi di Banda Aceh yaitu “pizza hut”. Beberapa kali mengganti pekerjaan bukan karena dikeluarkan atau bermasalah, namun Arief hanya mencari waktu yang tepat tanpa memgganggu jadwal kuliahnya. Insting pengusaha pun mulai ada dalam dirinya, sehingga ia memulai usaha dari gajinya yang ia dapatkan tak hanya dari beberapa pekerjaan, namun juga dari hasil menjadi mentor anak-anak di salah satu bimbel. Sehingga, ia memiliki usaha pizza home made kemudian sekarang beralih kepada usaha minuman “puleh grah” yang tersedia di stand-stand saat ada acara di manapun, pada bulan puasa ini bahkan ia bisa memperkerjakan beberapa temannya dalam usahanya tersebut.

Screenshot_2018-06-14-13-29-33-1.png

Jujur ia katakan, sekarang kuliahnya sedikit terlupakan di tengan inovasi usaha yang kian menjanjikan, namun tak ingin membuang kesempatan, Arief kini akan lanjt membuka usaha baru yang lebih menjanjikan. Dari usahanya tersebut bukan hanya bisa memenuhi kebutuhannya sekarang, namun ia dapat memperkerjakan temannya dan juga selalu mengirim penghasilannya ke kampung. Ternyata, sosok Arief tetap tak ingin lupa kepada sawahnya, segala biaya tersebut ia biayai yang Ibunya mengawasi sawahnya disana dan ia juga memberi upah kepada beberapa orang sekitarnya di Kampung untuk memberi pekerjaan yaitu mengurus sawahnya disana.
Belajar dari kisah Arief yang pantang menyerah dan pekerja keras, namun ia juga merupakan sosok yang menyayangi keluarganya. Arief bisa saja kehilangan sosok Ayah dalam hidupnya bahkan ketika ia kecil, ternyata itu tak jadi alasan dirinya terus terpuruk. Semoga kita bisa belajar dari sosok Arief. Awesome.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!