Pada pembahasan #seritokoh kali ini, saya akan menggambarkan sosok teman yang bernama “Muhammad Nasar K”. Pertemanan saya dengan Nasar karena kita dipertemukan karena sama-sama menjadi Volunteer pendidikan, yaitu “kelas inspirasi”. Berawal dari sana, hingga sekarang kita tetap masih menjalin silaturahmi dengan grub relawan tersebut. Ternyata Nasar juga merupakan salah satu mahasiswa di UIN Ar-Raniry, yang mengambil jenjang S1 nya pada jurusan Teknik Lingkungan. Saat beberapa kali mengobrol dengannya saya awalnya heran mengapa beberapa teman dari sekolah saya juga menjadi temannya sekarang, ternyata Nasar merupakan wakil 4 Agam-Inong Duta wisata pada tahun 2017. Tidak heran, mengapa dia sangat mudah berbicara di depan umum dengan pembawaan yang begitu teratur namun sangat luwes.
Tidak hanya aktif sebagai duta dengan image yang harus selalu menjaga wibawa serta pakaian yang harus rapi, Nasar sendiri mengakuinya, bahwa dimanapun kita berada kita harus tetap bisa menyesuaikan alur dari porosnya, terbukti saat kita sama-sama menjadi relawan, bergabung dan berinteraksi dengan anak-anak bukan hal yang sulit baginya, ternyata lagi-lagi nasar merupakan seorang guru bimbel serta aktivis sosial di beberapa tempat. Baginya, hidup terlalu sia-sia jika tak mampu berbagi dengan sekitar.
Pantang menyerah serta keinginan untuk maju merupakan spirit dalam diri Nasar yang mampu iya transfer kepada teman-temannya, disaat kita berkumpul sedang “hang-out” pun ia selalu membahas tentang mimpi-mimpinya bahkan tak sungkan mengajak kita ikut serta juga untuk bermimpi. Mungkin Nasar terlatih karena ia merupakan anak rantau-an yang sangat mandiri, walaupun di banda Aceh ia punya kakak yang sudah berkeluarga, namun ia tetap memilih untuk tinggal di kos, dan yang paling penting bisa menghasilkan uang sendiri dengan mengajar bimbel di beberapa tempat.
Mungkin bersosialisasi dengan sekitar bukan hal yang sulit bagi Nasar, tidak heran ia juga pinter karena ternyata, seperti tak ingin menyia-nyiakan apapun dari setiap kesempatan yang ada, hari-harinya selalu diisi dengan hal-hal positif, termasuk menjadi asisten lab di jurusannya. Bagi saya, berteman dengannya merupakan referensi baru untuk saya, ternyata hidup penuh dengan mimpi-mimpi bukan menjadikan kita semakin kecil, namun setidaknya ini merupakan pemicu besar untuk semangat meraih kesuksesan dan mengukir prestasi.