..
Regards: @bohsidom
Good morning stemians . Saya akan membagikan cerita menarik untik anda semua pad aoagi hari ini. Semoga ini bisa jadi renungan dan bermanfaat bagi kita semuanya . Selamat membaca 😊
Hijrah itu bukan tentang siapa dan bagaimana dia di masa lalu, tapi tentang bagaimana usahanya bertahan. Hijrah itu bukan tentang ikut-ikutan, tapi hijrah itu tentang pilihan hati. Hijrah itu bukan tentang dia berjilbab lebar, panjang, manset, sampai kaos kaki bahkan bercadar tapi hijrah itu tentang tentang dia yang berusaha keras meninggalkan kebatilan. Semua itu sangat mudah dilakukan tapi istiqomah yang berat.
Tak sedikit ujian yang akan dihadapi namun itulah wujud kasih sayang Allah pada umatnya, hingga dalam proses itu Allah beri sedikit gejolak untuk kuatkan hati, jangan lantas menyerah masih banyak batu kerikil didepan yang menunggu kau bertemu kebahagian, Allah sangat perhatian pada umatnya, jadikan itu cara untuk mengikat niat hijrah kita, menggapai Ridho Allah semata.
Hijrah itu diawali dengan hujam orang-orang di sekeliling ku yang menatap dengan nanar seolah ada yang salah dalam diri ini, namun saat keyakinan ku menipis, ku tarik erat kembali tali azam ku, semua karna Allah, karna aku rindu dekat dengan Allah. Biarlah ku hina di hadapan sesama manusia asal aku jangan lagi kembali menghinakan diri di hadapan sang penciptaku.
Aku bersyukur Allah masih beri badan dan ruh ini untuk bersujud, seberapa hina dina aku ini, dengan semua masa lalu yang kelam, tak kenal Tuhan, bahkan saat jiwa melakukan kesalahan pun aku tau itu salah, dan tak boleh, tapi egoisme, angkuhnya jiwa ini sangat tinggi kala itu, aku lupa akan kematian, aku kejar nikmat dunia, hingga ku lupa siapa yang memberi nikmat, hingga ku lupa siapa yang berkuasa atas semua. Allah pernah letakkan ku pada titik paling rendah namun saat itu aku masih dengan angkuh tak mau sujud, tak mau mengakui kekuasaan Allah. Meski aku sadar itu salah.
Kini usia ku 22 tahun, hati ku luluh saat ada yang bertanya kapan kau akan Hijrah?, Tanya itu membuat ku gelisah tiga hari tiga malam, hingga saat aku sudah kumpulkan keberanian, dan keyakinan yang ku dapat dari teman-teman sejahwat ku. Ini aku yang sekarang yang dulunya lupa akan sholat, lupa akan apa nikmat syukur, yang dulunya, buka tutup hijab, yang dulunya tanpa takut dosa, umbar aurat, yang dulunya keluar malam pulang pagi, yang dulunya main dengan ikhwan itu sudah jadi hal biasa, yang dulunya menghalalkan pacaran. Dan semua keburukan ku lainnya.
Note : All image by Google