Ketika Hati Tersentuh

in story •  7 years ago 

“Biar bagaimanapun , hari ini aku ingin mengungkapkan semuanya” Kesal Dimas begitu mendengar Rika menolak nge-date dimalam minggu dengannya. Sudah beberapa kali Rika, yang tak lain adalah pacarnya menolak jalan bareng dengannya.

“Ini tak bisa ditolerir lagi. Gue yakin, Rika nyembunyikan cowok lain selain gue. Kalo gak, mana mungkin dia bersikap seperti ini. Apa karena gue terlalu menyayanginya hingga dia nyepelekan gue seperti ini. Sungguh ini gila” Kembali Dimas berkata-kata sendiri. Curiga pada sikap Rika yang selalu mangkir ketika dia hendak mengajaknya berkencan.

Entah apa yang Dimas pikirkan tentang kekasihnya itu. Semuanya malah mengarah pada selingkuhnya Rika. Ditambah lagi dengan omongan Ferina, sang adik yang mengatakan bahwa bila seorang gadis sudah memiliki pria lain, maka gadis itu akan menghindar bila sang pacar mengajaknya bertemu.

C360_2015-09-08-11-59-58-375.jpg“Apa kakak percaya gitu aja ke Rika yang mungkin aja berselingkuh dibelakang kakak! Hah, kakak itu terlalu polos dan terlanjur mencintai Rika kan. Pantas saja kalau Rika berselingkuh, kakak orang yang mudah dibodohi” Begitulah kata Ferina. Tak hanya sekali sang adik mengatakan hal itu, bahkan sudah kesepuluh kalinya Ferina mengatakan hal yang sama hingga membuat telinga Dimas terasa panas.

“Baiklah. Gue akan ngungkapin semuanya. Thanks atas saranmu Rin. Pokoknya, kalo gue ketemu pria yang menjadi selingkuhan Rika, akan gue hajar dia. Kebetulan banget, sudah lama gue belum melampiaskan perkelahian dengan siapapun” Ujar Dimas sambil berlalu pergi dari hadapan adiknya.


Di dalam kamarnya, Rina terlihat sedih. Ia memandangi foto dirinya bersama anak-anak panti.
“Kalian sangat menyedihkan adik-adikku. Hidup kalian tidak beruntung seperti aku. Kalian hidup dengan serba keterbatasan. Kenapa tidak dari dulu saja Tuhan mempertemukan kita ya.”

“Rin….” Panggil Sang mama sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar Rina.

“Iya ma. Masuklah. Nggak Rina kunci kok” Sahut Nina sembari menghapus air matanya.
Krek.. Pintu kamar Rina terbuka dan sang mama pun masuk.

“Kamu kenapa Rin? Apa yang kamu sedihkan nak?”
Rina menggeleng. “Nggak ada ma. Rina cuma kasihan sama anak-anak panti saja ma. Hidup mereka tidak seberuntung Nina. Bahkan nasi yang mereka makan saja itu tidak seperti kita. Rina pengen selalu ada untuk mereka”.

“Iya Rin. Ibu mengerti. Sekarang, tolong kamu hapus air mata kamu nak. Kamu udah ditunggu Dimas di ruang tamu tuh”

“Dimas ma?” Tanya Rina tidak percaya. Bukankah tadi ia sudah memberitahu kepada Dimas agar tidak menjemputnya malam ini.

“Iya Rin. Sana kamu temui Dimas”

“Tapi ma… Rina agak ogah menemui Dimas” Kilahnya

“Ayolah. Kamu tidak boleh seperti ini terus. Kalian berduakan tidak sedang marahan. Bahkan kalau menurut ibu kalian itu sangat cocok. Ibu tahu, kamu malam ini ingin ke panti asuhan kan?”

“Iya ma”

“Kamu harusnya mengatakan hal yang sebenarnya pada Dimas”

“Mama tahu kan kalau Dimas itu paling tidak suka dengan yang namanya orang miskin. Dia itu anak orang kaya ma. Bahkan Rina pernah tahu saat pergi dengan Dimas, saat itu kami berdua bertemu pengemis. Mama tahu dia bilang apa?”

Sang mama menggeleng. “Mana mama tahu nak!”

“Dia bilang pada pengemis itu bahwa jangan sekali-kali ia muncul dihadapan kami, sebab kalau tidak dia akan menghajar pengemis itu. Sungguh keterlaluan kan ma. Apa menurut mama Dimas itu pria yang baik? Nggak kan ma. Dimas itu bukan pria yang peka ma. Apalagi jika Rina mengajaknya ke panti asuhan bertemu dengan anak-anak disana yang umumnya ngamen. Bisa kacau ma” Papar Rina pada mamanya.

“Mama tahu. Tapi, setidaknya kamu harus menemui Dimas. Kamu mengatakan hal yang sebenarnya. Ayolah nak”
Mau tidak mau, Rina terpaksa harus menemui Dimas. Sementara itu, sedari tadi Dimas mencoba menguasai dirinya agar tidak kelihatan kesal saat bicara empat mata dengan Rina. Kan tidak enak jika harus membuat keributan dirumah sang calon mertua. Bahkan tujuan kedatangannya adalah untuk menguji Rina. Jika memang Rina mau diajaknya jalan-jalan malam minggu ini, maka ia akan memaafkan sang kekasih. Namun jika tidak, apa boleh buat, dia akan mengintai kemanapun kekasihnya itu pergi.

“Ada apa? ” Tanya Rina ketus.

“Beib. Ayolah malam ini kita jalan-jalan. Sudah three weeks kita gak kemanapun sayang” Rayu Dimas. Pastinya, ia ingin mendengar jawaban iya dari Rina agar segala kecemasannya tidak terbukti.

“Sorry beib. Gue nggak bisa. Malam ini gue lagi pengen dirumah. Tugas kampus numpuk. Jadi gue minta maaf sama loe” Jawab Rina. Ia mengatakan alasan tugas kampusnya menumpuk agar Dimas tidak curiga padanya.

“Tapi beib. Masak setiap malam kamis dan malam minggu kamu selalu belajar sih. Kapan waktu buat gue sayang”

“Kalau itu, gue minta maaf beb, tugas kampus banyak banget. Jadi sekali lagi aku minta maaf ya beib”

“Iya nak Dimas. Tugas Rina sangat banyak. Dari tadi saja Rina gak keluar kamar ngerjai tugas kampusnya yang seabrek itu. Bahkan Rina sampe lupa makan. Mendingan nak Dimas ajak Rina ngedate di malam lain aja. Gimana?” Sang mama tiba-tiba muncul untuk memperkuat alasan Rina agar Dimas percaya kepada penjelasan Rina.

“Ta..tapi…” Dimas seperti ingin membantah apa yang dikatakan calon mertuanya itu, namun ia tidak berani. Bahkan bisa-bisa berabe jika dia sampai membuat sang calon mertua beram padanya. Wajah Dimas merah padam seketika.

“Baiklah tante. Kalau begitu saya permisi dulu tante. Aku pamit dulu ya beib. Selamat mengerjakan tugas aja kalo gitu. Selamat malam tante” Buru-buru Dimas pergi dari hadapan mama Rina. Melihat Dimas sedikit takut, membuat Rina tertawa dan mengacungkan jempol pada mamanya.

“Thanks ma” Ucap Rina sambil memeluk manja sang mama.
Dimas tentunya tak kehabisan akal. Mungkin Rina berpikir Dimas sudah pulang dan tidak akan mengikutinya kemanapun ia pergi. Jadi, ia bisa bebas pergi ke panti asuhan. Tetapi, Dimas sudah memikirkan rencananya dengan sangat matang. Seandainya Rina tidak pergi ngedate dengannya, maka ia akan mengikuti gadis pujaannya itu pergi.

Benar saja, begitu Rina bersiap-siap mengeluarkan mobil yang didalamnya terdapat banyak bahan makanan yang akan ia berikan kepada anak-anak panti asuhan. Maka Dimaspun mengintai Rina dari arah yang tidak diketahui sang kekasih.

Rina asyik mengendarai mobil sampai menuju panti asuhan. Dan itu membuat Dimas heran.

“Hah, apa mungkin pria yang menjadi selingkuhan Rina adalah pemuda yang dibesarkan dipanti asuhan? Salah pilih banget sih beib. Jelas-jelas gue lebih bermartabat darinya” Pikir Dimas.
Rina turun dari mobil. Mengetuk-ngetuk pintu panti. Tak lama kemudian, seorang ibu muda yang sedang hamil tua tampak membuka pintu.

“Ya ampun. Dek Rina….” Sapa ibu hamil tersebut.

“Ya mbak. Oh iya mbak. Mas Deri mana ya?” Tanya Rina.

“Ada apa dek Rina mencari Mas Deri? Ada perlu sekali ya?” Tanya wanita hamil tersebut.

“Ini mbak Dita. Saya mau minta bantuan Mas Deri untuk mengangkat barang-barang dari mobil. Boleh pinjam suaminya kan mbak? Untuk mengangkat barang. Gak pa pa kan mbak? Hehe”

“Ah, dek Rina bisa saja. Bisa lah dek. Saya malah harusnya berterima kasih kepada dek Rina. Dek Rina sudah sangat baik ke panti ini. Saya, Ibu Halimah dan Mas Deri bahkan tidak bisa membalas kebaikan dek Rina barang sedikitpun”

“Ah, mbak bisa saja”

“Sebentar ya. Saya panggilkan Mas Deri”

Wanita tersebut kemudian memanggil suaminya. Sementara itu, di dalam mobilnya Dimas sedang menunggu momen yang tepat untuk membuktikan pria yang menjadi selingkuhan Rina. “Sebentar lagi gue akan mendaratkan tinjuan di pipi loe wahai pria perebut pacar orang”. Perasaan Dimas semakin menjadi-jadi. Kepalanya memanas melihat seorang pria yang masih muda berambut plontos mengambil sesuatu di dalam mobil Rina. Segera Dimas turun dari mobilnya dan tanpa basa-basi lagi, Dimas pun mendaratkan pukulan di kening Deri.

“Aduh. Apa-apaan ini” Pekik Deri sambil merasa kesakitan.

“Nggak usah pura-pura deh loe. Eloe kan yang udah merebut pacar gua. Dasar resek loe” Kesal Dimas pada Deri. Ekspressinya terlihat berapi-api.

“Apa maksudnya? Aku nggak tahu apa-apa. Kamu siapa emangnya?” Tanya Deri.

“Loe mau tahu siapa gue. Gue ini pacar Rina. Eloe kan yang udah merebut pacar gue. Pake belagak pilon lagi loe. Dasar loe ya” Kembali Dimas mendaratkan tinjunya ke pelipis Deri hingga membuat Deri kembali mengaduh kesakitan.

Mendengar keributan yang ditimbulkan oleh Dimas, sontak membuat Rina yang sedang asyik berkumpul dengan adik-adik panti terpaksa keluar. Rina benar-benar tidak percaya dengan pemandangan yang dilihatnya bahwasanya Dimas datang dan membuat keributan di panti.

“Dimas!” Kata Rina kaget. “Apa-apaan sih loe?” Tanya Rina melotot.

“Oh , ternyata begini kelakuan loe. Loe selingkuh kan dengan pria botak ini!”

“Maksud loe apa?”

“Pake maksud loe apa? Jelas-jelas loe selingkuh sama dia kan?”

“Mbak Dita, Mas Deri..” Jerit Rina memanggil wanita yang sedang hamil tua itu. Sontak membuat Dita yang sedang berada di dalam panti terkejut. Segera ia berlari mendatangi suara Rina yang memanggilnya. Kepanikan semakin menderanya saat melihat Deri tergeletak menahan rasa sakit di pelipisnya. Hingga ia tak peduli lagi pada langkahnya sendiri. Dita pun terjatuh dan seketika darah segarpun mengalir.

“Ya ampun. Mbak Dita….” Rina panik. Ia menatap wajah Dimas dengan kesal. Bahkan ia mengancam Dimas.

“Kalau sampai terjadi apa-apa pada mereka berdua, hubungan kita berakhir”

“Ta… tapi…kenapa?” Dimas mencoba meminta penjelasan tentang sikap Rina tersebut.
Rina tak menghiraukan kata-kata Dimas. Ia masuk ke dalam panti dan meminta bantuan pada adik-adik panti untuk mengangkat Dita dan Deri ke dalam mobil dan membawanya ke rumah sakit. Rina meninggalkan Dimas sendirian. Dimas mencoba meminta penjelasan dari Rina namun Rina tidak memperdulikannya. Dimas diam seribu bahasa dan terduduk di teras panti. Sampai akhirnya ibu panti datang.

“Ayo nak masuk” kata Ibu Halimah-pengasuh panti. Menyuruhnya masuk. Ibu Halimah memang tidak ikut ke rumah sakit. Rina memintanya menjaga anak-anak. Kasihan mereka jika di tinggal sendirian. “Ibu di panti saja. Semuanya serahkan pada Rina. Kemudian, ibu juga harus nasehati pacar saya itu bu” Pinta Rina sebelum pergi. Sebenarnya, Rina juga tidak tega membiarkan Dimas sendirian. Namun ia masih belum bisa menerima jika Dimas bersikap seperti itu. Semoga kejadian ini membuat Dimas jera. Ia juga sengaja tidak mengajak Dimas agar Dimas menyadari kesalahannya.

“Ibu siapa?” Tanya Dimas bingung.

“Saya tenaga pengasuh di panti asuhan ini. Kenapa kamu memukul Deri nak. Apa kamu punya masalah dengannya?” Tanya Ibu Halimah kemudian.

“Saya Dimas bu. Saya pacar Rina. Saya sangat kesal dengan pria botak itu bu. Dia adalah selingkuhan Rina, pacar saya. Saya sangat kesal pada dia bu. Namun, saya merasa bersalah telah membuat wanita yang sedang hamil itu terjatuh.” Terang Dimas.

Ibu Halimah hanya tersenyum saja mendengar penjelasan Dimas.

“Kamu itu sudah salah mengerti tentang Rina dan Deri. Rina itu gadis yang baik. Sementara itu, Deri bukanlah selingkuhannya. Deri itu suami dari Dita, wanita yang sedang hamil itu. Jadi, Rina tidak ada hubungan apapun dengan Deri. Kamu sudah salah sangka nak dengan Rina. Apakah kamu tahu kalau Rina memiliki hati seperti malaikat. Hampir di setiap malam minggu dan kamis, Rina selalu menghabiskan waktu di panti asuhan ini bersama anak-anak panti. Rina membawa banyak makanan untuk anak-anak disini. Bahkan seharusnya kamu bangga dengan Rina, pacar kamu yang memiliki hati semulia malaikat”

“Benarkah bu?” Tanya Dimas tak percaya. Ternyata selama ini Rina menolak diajaknya berkencan hanya untuk pergi ke panti asuhan ini.

“Iya nak. Nak Rina itu memiliki hati sesuci malaikat”

“Tapi, kenapa Rina nggak pernah cerita ke saya bu?” Tanya Dimas penasaran.

“Kok bisa ya. Nak Rina nggak pernah cerita ke kamu nak?”

“Iya bu” Dimas menggeleng tidak tahu.


Dimas buru-buru meningkatkan kecepatan mobilnya menuju rumah sakit. Kali ini ia ingin tahu alasan terbesar Rina tidak memberitahunya bahwa selama ini saat ia menolak tawaran untuk makan malam ataupun jalan-jalan dengannya hanya karena ia ingin berbagi makanan dengan anak panti.

Sejurus kemudian Dimas sudah berada di rumah sakit dan bertanya pada petugas administrasi dimana ruangan wanita muda yang hamil tua yang dibawa oleh Rina karena mengalami pendarahan. Petugas administrasi memberitahukan bahwa wanita itu dirawat di ruang UGD.

Dimas mengetuk-ngetuk pintu ruang UGD tersebut. Rina melihat siapa yang mengetuk pintu tersebut. Dan ternyata Dimas. Wajahnya masih terlihat kesal. Namun ia tetap membuka pintu untuk Dimas. Segera saja Dimas berlutut meminta maaf kepada Rina atas prasangka buruknya itu.

“Tolong beib, maafin gue. Selama ini gue hanya berpikir kalo loe punya cowok lain dan selingkuh dari gue. Tapi, nyatanya gak”

“Baguslah kalau loe sadar. Sekarang semuanya sudah terjadi. Apalagi yang ingin loe omongin ke gue?” Tanya Rina ketus.

“Gue cuma ingin bertanya satu hal sama loe, beib. Kenapa loe gak kasih tahu kalo selama ini, di setiap malam kamis dan malam minggu, loe selalu menghindar dan menolak untuk kencan sama gue? Kenapa loe merahasiakannya?”

“Hmmm. Baiklah gue akan ngejelasin semuanya. Tentang masalah itu, semuanya gue lakuin karena gue gak ingin semuanya kacau. Gue tahu, loe adalah anak orang kaya yang membenci orang-orang yang tidak sepadan dengan loe. Gue juga anak orang kaya, namun gue gak ingin sombong. Bahkan, untuk memberikan uang loe aja ke pengemis, loe gak mau dan malah bilang kalo mereka muncul lagi dihadapan loe and gue maka loe akan menghajarnya. Loe juga pernah bilang kalo gak ada gunanya membantu orang miskin. Selamanya mereka akan miskin karena kemalasan mereka sendiri. Mereka cuma bisa mengemis dan mengemis? Mereka itu hidupnya gak beruntung seperti kita beib”

Telak, semua penjelasan yang diberikan Rina mengenai hati Dimas yang terdalam. Ia menyadari kalau selama ini memang dia memiliki sikap yang sombong. Semua yang dikatakan Rina itu benar adanya. Maka, setelah hari itu, dia berjanji pada Rina akan menghargai orang-orang yang tidak beruntung seperti orang miskin, pengamen dan yang lainnya. Bahkan setelah hari itu juga, ia mendedikasikan dirinya untuk membantu panti asuhan yang selama ini Rina bantu.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Selamat @gunawanwibisono! Sudah berkumpul di Steemit. Senang anda ngumpul.. diupvote.. :-˃

Thank you @puncakbukit

Selamat datang gun. Nulis yang banyak, reward belakangan. Jangan lupa vote sama komen orang orang yang levelnya di atas lu ya.