Potret Orang Rantai dalam Puisi (Portrait of People Chain in Poetry)

Pernahkah Anda mendengar sebutan orang rantai? Ya, orang rantai adalah sejarah kelam yang melengkapi narasi kepedihan di Sawahlunto, Sumatera Barat. Orang rantai adalah orang-orang yang dipekerjakan secara paksa oleh Belanda. Orang rantai mengalami kerja paksa di tambang batu bara.

Have you heard the name of a chain person? Yes, the chain person is a dark history that complements the narrative of pain in Sawahlunto, West Sumatra. Chains are people who were forcibly employed by the Dutch. Chains people have forced labor in a coal mine.

Foto: wawasanproklamator.com

Agar tidak bisa melarikan diri, maka tangan dan kaki mereka dirantai. Itulah sebab mereka disebut orang rantai. Kisah orang rantai sangat menyedihkan, mereka dipaksa bekerja dan hanya diberi makan seadanya.

In order not to escape, their hands and feet are chained. That's because they're called chains. The story of the people of the chain is very sad, they are forced to work and are only fed sober.

Foto: jurukunci.net

Foto: travel.detik.com

Penderitaan dan kisah sedih orang rantai, saya tuliskan dalam sebuah puisi di bawah ini. Silakan disimak......

The suffering and sad story of the chains, I write in a poem below. Please read......

ORANG RANTAI (CHALLENGERS)

Tidak setiap kematian harus dikabarkan
Getar getir orang rantai. Debar desir kedukaan
Dalam larik-larik angin. Maka, teruslah menggali
Irama linggis mengguris batu-batu lebih giris
Dari gerimis. Nganga luka meruapkan bau amis

Not every death should be rumored
Shake the bitter person chain. Spread the grief
In the winds. Then, keep digging
The crowbar rhythm creates more giris stones
From the drizzle. Hole wound emits a fishy smell

Sebab nasib telah menjadi cerita
Yang berantakan. Dari Bali dan Jawa
Dibawa ke Sawahlunto. Orang rantai. Orang teraniaya
Bertahun-tahun terkubur kesunyian. Nisan-nisan
Tanpa nama. Hanya angka-angka diterpa cuaca hampa

Depok, 2017

Because fate has become a story
The mess. From Bali and Java
Taken to Sawahlunto. People chain. Persecuted people
Many years of being buried in silence. Tombstones
Without a name. Only the numbers are blasted with hollow weather

Depok, 2017

Orang rantai ini didatangkan dari Bali, Jawa dan Batavia. Orang rantai adalah para tahanan kriminal. Selain tahanan kriminal seperti pembunuh, perampok, maling, penjudi, ada juga para pelaku tahanan politik. Tahanan politik adalah mereka yang menentang dan melawan belanda. Mereka dicampur menjadi satu dan diangkut dengan kapal ke Sawahlunto.

These chains are imported from Bali, Java and Batavia. Chains are criminal prisoners. In addition to criminal prisoners such as murderers, robbers, thieves, gamblers, there are also perpetrators of political prisoners. Political prisoners are those who oppose and oppose the Dutch. They are mixed together and transported by ship to Sawahlunto.

Orang rantai seringkali mendapat siksaan, selain kerja yang berat. Tidak sedikit orang rantai yang mati akibat siksaan dan kerja yang berat itu. Orang rantai yang mati itu dikubur dengan nisan-nisan tanpa nama. Ya, di nisan tak dituliskan nama-nama, hanya angka-angka yang tertera. Identitas mereka telah diubah hanya dengan angka. Angka yang telah lebih dahulu ditatokan di tubuh orang rantai.

Foto: doyanpiknik.net

Chains often get torture, other than tough work. Not a few people who died from the chain of torture and heavy work. The dead chains were buried with unmarked graves. Yes, on the headstone no names are written, only numbers are listed. Their identity has been changed with numbers only. Figures that have been previously pegged on the body of a chain person.

Foto: viva.co.id

Inilah sedikit kisah sedih tentang orang rantai di pertambangan batu bara di Sawahlunto, Sumatera Barat.

Here's a little sad story about the chain people in coal mining in Sawahlunto, West Sumatra.

Depok, 17 Maret 2018
Iman Sembada | @imansembada