Sejarah Lamuri (Aceh) antara Kisah Liang Khie (Tiongkok) dan Rajendra Kola (India)

in story •  7 years ago 

Lamuri merupakan nama sebuah kota atau bandar dari Kerajaan Indra Purba di Aceh pra-Kerajaan Aceh Darussalam, karna itu dalam beberapa literature sejarah, kerajaan Indra Purba sering juga disebut sebagai kerajaan Lamuri.

Kerajaan ini diperintah oleh raja-raja dari dinasti Meurah Syahril Dauliy. Orang luar menyebut Lamuri sebagai Lam Oerit, terletak di daerah Lam Krak atau Lam Reh, Krueng Raya, Aceh Besar.

Sejarawan Aceh Profesor Teuku Iskandar guru besar sejarah Leiden University, Belanda dan M Junus Djamil menyebutkan, informasi tentang keberadaan kerajaan ini diceritakan dalam beberapa hikayat, seperti Hikayat Raja Masah, Hikayat Raja Hudan (Teungku Lam Peneue’euen), Hikayat Putroe Neng (Liang Khie) raja Lhok Seudu, juga dalam riwayat asal usul sukee lhee reutoh, serta kisah mutakhir dari penelitian Ceng Oi dari Cina pada tahun 1919.
lamuri_Tribunnewscom.jpg
Lamuri Haritage sumber

Dari beberapa literatur tersebut dijelaskan, pada tahun 414 Hijriah (1024 Masehi) Kerajaan Lamuri diserang oleh Raja Rajendra Cola Dewa dari India. Menghadapi serangan itu, Lamuri membuat pertahanan di kawasan Mampreh. Penduduk Mampreh diungsikan ke Gle Weung, serangan dari India itu kemudian dapat dipatahkan.

Riwayat perang tersebut lebih jelas diungkapkan dalam Hikayat Raja Kuala. Di sana dijelaskan, setelah perang dengan bala tentara Rajendra Cola Dewa dari India itu, terjadi perpecahan di Lamuri, karena ada sebagian wilayah yang dicaplok, seperti daerah Indra Jaya (Lhok Seudu) yang diserang oleh armada dari Tiongkok (Cina) pimpinan Liang Khie dan Laksamana O Nga.

Beberapa generasi Liang Khie telah menguasai Negeri Seudu/ Panton Bie (Cantoli) diantaranya yang terkenal adalah Putri Nian Nio Liang Khie yang oleh masyarakat Aceh kemudian dikenal sebagai Putroe Neng.
lamuri haritage_WisataNanggroeAceh.jpg
Save Lamuri Haritage sumber

Pada masa Putroe Neng ini berkuasa, ia melakukan penyerangan ke Lamuri yang saat itu diperintah oleh Maharaja Indra Sakti. Pada masa itu juga datang ke Lamuri rombongan Syeikh Abdullah Kan’an yang dikenal sebagai Teungku Lampeneu’euen atau Syiah Hudan, ulama yang membawa ajaran Islam ke daerah tersebut. Syiah Hudan berangkat ke Lamuri bersama rombongan dari Bayeuen (Peureulak) yang merupakan murid dari Dayah Cot Kala.

Atas izin Maharaja Indra Sakti, rombongan Syiah Hudan atau Teungku Lampeuneu’euen menetap di kawasan Mampreh. Suatu ketika Syiah Hudan menawarkan bantuannya kepada Maharaja Indra Sakti untuk menghadapi serangan Putroe Neng.

Tawaran itu diterima dan kelompok Syiah Hudan berperang dengan pasukan Liang Khie. Perang itu dimenangkan Syiah Hudan. Karena kemenangan itu Maha Raja Indra Sakti dan rakyat negeri Lamuri memeluk Islam.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
http://leser-aceh.blogspot.com/2011/10/aceh-sebelum-darussalam.html

Mungkin ada bagian yang mirip, karena dari sumberyang sama dari buku Tarikh Aceh dan Nusantara karya Sejarawan M Djunus Djamil.

Chit kana saja awak tiek mi'ong sajan awak peulet leuk

Very interesting information. Thank you for sharing!

you to, nice to meet your here

Puleh hawa teuh

Berarti sukses long teumuleh, meski dicukeh le jamee brader Che ipeugah similar content he he he he.

Akhirnya terjawab juga request beberapa hari yang lalu.
Sepertinya tulisan ini memang di setting seringkas mungkin aduen @isnorman.
Saya malah tambah penasaran dengan bagian peran serta dayah cot kala dengan lamuri.

  ·  7 years ago (edited)

Bagian itu hanya disebut sekilas saja. Saya belum menemukan referensi tambahan.