Inilah Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang rutin dirayakan oleh masyarakat Aceh setiap tahun. Selain tradisi, perayaan Maulid juga kerap dijadikan ajang silaturahmi antargampong.
Perayaan ini dilakukan bergantian tergantung kesiapan kampung setempat dengan jadwal sekitar 3 bulan, yaitu Rabiul Awal (Maulod Awai), Rabiul Akhir (Maulod Teungoh), dan Jumadil Awal (Maulod Akhe).
Untuk melihat perayaan ataupun tradisi maka berkujunglah anda ke Aceh pada pada saat 12 Rabiul Awal damapi tiga bulan mendatang, Anda dapat ikut merasakan suasana perayaan Maulid Nabi di sana. Acara perayaan Maulid Nabi dimeriahkan masyarakat Aceh dengan gelaran zikir maulid yang dilantunkan oleh santri-santri dan diisi pula dengan aneka perlombaan keagamaan dan agenda penceramah dari berbagai Kab/ kota
Acara puncak kegiatan ini terlihat saat Kenduri Maulid, berupa acara makan bersama di meunasah (masjid kecil di desa-desa), balai pengajian kampung, biasanya dilakukan pada sore hari dan untuk zikir aceh dilakukan pada siang hari sampai sore hari.
Saat Kenduri Maulid digelar, masyarakat bisa menyantap bersama atau membawanya untuk dinikmati di rumah. Dalam acara makan bersama tersebut, didatangkan pula anak-anak yatim sebagai bentuk rasa sosial dan pengamalan sunnah Rasulullah SAW.
Makanan utama yang disajikan dalam perayaan ini adalah kuah belangga (kuah belangong), yakni masak sapi, kerbau dan kambing, serta sajian kuliner khas Aceh lainnya.
Keunikan lain yang terlihat dalam perayaan ini adalah tradisi masing-masing kampung yang beragam. Mulai dari arak-arakan makanan hingga mobil hias, sebelum akhirnya makan bersama di lapangan.