Kisah Steemians #1: "Teman, Garong Bukan Sampah!"

Mari buang sampah pada tempatnya, "sampah" dalam arti sebenarnya ya.

_{Ilustrasi. Photo by. @jubagarang}

---

Ini adalah kisah si Garong (nama samaran) dia tidak mau dituliskan nama aslinya. Garong adalah temannya si Garang, yang pernah berkelana mencari rumah baru untuk berteduh dan saling membantu.
Si Garong pernah masuk dalam geng aneuk bace (geng lokal), pun geng aneuk manoek (lingkup kerja) tidak ketinggalaan, sempurna dia juga pernah masuk geng aneuk uteuen (lingkup provinsi).

Sebenarnya kisahnya di geng aneuk bace biasa-biasa saja, namun sepertinya dia tersulut emosi ketika apa yang disampaikan tidak pernah digubris, boro-boro diapresiasi, dilirikpun tidak, bisalah setidaknya ada kritikan yang muncul walaupun dia baru bergabung, kan anda dan dia sudah kenal jauh hari sebelum si Garong berada dalam geng, apa salah dan dosanya sayang?
Dan si Garong mengakrapkan diri sembari ingin menimba sedikit ilmu kebal, agar dia punya bekal dalam dunia baru nan mantaps ini, namun sang senior dalam grup membalikkan badan lalu menaiki tangga, pun dalam diskusi di geng itu mereka seolah diam pura-pura tidak kenal, agar si Garong tak menyambangi mereka dan mereka menganggap si Garong hanya membuang percuma amunisi mereka untuk berburu, "aku bukan sampah, jangan abaikan aku begitu!" Teriak Si Garong yang mulai kesal, "Hei kawan, semua tidak akan percuma meski kau menyisihkan satu atau dua peluru untuk saya yang baru di sini, aku akan tahu balas jasa. Kau bilang ini ospek, cuih! Aku bukan anak SMA, Mahasiswa, apa lagi Calon Tamtama, yang butuh ospek itu kawan", saya rasa sangat wajar dia mengamuk, karena ada banyak kawan dekat dan juga kawan lama dalam geng itu, namun abai akan si Garong.

Karena sikap kawan lamanya begitu, Garong lebih memilih keluar dari geng aneuk bace tentunya dengan etika, setelah pamitan dan menyampaikan alasan, dan juga kalimat terakhir yang discreenshot dan tersimpan dalam folder yang digembok rapi dengan sandi itu, yang dia perlihatkan padaku, begini kalimatnya: "terima kasih telah memasukkan anak baru yang tidak berguna ini dalam geng ini, maaf saya keluar dari zona aman dan mencari tempat baru yang lebih di hargai" sebenarnya panjang kalimat ini (ada beberapa hasil screenshot), dan saya mencoba memotong agar kalimat dan ledakan emosi tidak memancing air mata steemians pembaca.

---

_{Keterangan: Gambar Hasil Screenshot dari Android si Garong}

---

Kata si Garong, "Bang Garang, Sengaja ku simpan screenshot ini, agar dikala ku bosan dalam pertarungan, ku baca satu persatu screenshot chatingan terakhir saya itu".
"Ah kau Rong, lebay kau, kasihkan tong sampah saja screenshot itu, apalagi ini bulan Ramadan, sampah itu Rong, saya mencoba membuat si Garong tidak mewek"*.

Semua seakan berhalusinasi jika bertemu dengan kisah si Garong, terlalu dini ku tulis kisah dia di sini namun biarlah, semoga dia bertambah semangat ketika membaca tulisan ini, yang sebenarnya sampah juga. Tapi, jangan di buang ya Rong.

Saya melihat si Garong dan sayapun iba, lalu mengajaknya dalam geng saya, namun saya tegaskan sama si Garong, "Rong, kamu boleh masuk geng kami, tapi ingat geng kita bukan geng barisan sakit hati, buang itu semua dan mari berjabat tangan dengan semua, karena dunia akan sempit dan otak akan menciut ketika kita membawa dendam kesumat dalam ingatan ini, jikapun itu susah, jangan mengatas namakan geng demi pembalasan dendam pribadimu, jika setuju, jabat tangan kami semua, mari bersaudara dalam steemit"

Akhirnya si Garong mengerti dengan ajakan saya, dan diapun bergabung dan bergandengan tangan bersama-sama, meski dia lebih fokus di dunia game, dan sangat jarang menulis. Selamat datang saudara baru.