It's True That Doing Good Is Priceless || Billingual

Di ujung sudut jalan, aku melihat seorang perempuan yang memakai pakaian lusuh. Meraba-raba tong sampah untuk mencari botol bekas. Dari jauh aku sudah dapat melihat, ia adalah seorang pemulung yang setiap harinya datang ke tempat itu.

Aku menghentikan langkahku. Memantaunya sejenak dari kejauhan. Tiba-tiba saja pikiranku langsung melayang ke arah video yang baru saja aku saksikan. Aku kembali menangis. Tak mampu nyatanya untuk menahan air mata yang baru saja menetes saat aku berada di kelas. Ya, aku menangis berat. Ketika guruku memutarkan video tentang keadaan masyarakat papua yang baru mengenal sabun, syampo, dan hal lainnya. Bahkan ada diantara mereka yang tak ingin membilas syampo dan sabun yang ada di tubuh mereka, dengan alasan ia tak ingin wangi yang ada di tubuhnya menghilang seiring dengan air yang membilas tubuh mereka.

Aku benar-benar tertegun melihat tayangan itu. Tayangan itu diambil sekitar beberapa tahun silam. Belum terlalu lama. Sontak aku menangis, bagaimana mungkin selama ini aku terlalu boros? Sedangkan saudara saudaraku disana tak pernah menikmati apa itu sabun maupun syampo. Aku benar-benar sesak ketika melihat wajah wajah tulus di video itu yang mengajarkan mereka tentang penggunaan sabun dan syampo yang benar. Tampak di video itu bahwa mereka masih telanjang, mereka tak memiliki pakaian yang layak untuk di pakai. Jangankan itu, untuk mengisi perut mereka yang kelaparan saja terkadang mereka kewalahan.

Negara itu adalah negara yang kaya. Kaya akan sumber daya alamnya. Namun apa fakta yang terjadi? Inikah yang seharusnya di dapat oleh mereka yang memiliki kekayaan alam di tanah mereka sendiri?

Sontak kakiku langsung melangkah mendekatinya. Sadar bahwa ada orang yang mendekatinya, ia melirik ke belakang. Aku tersenyum ramah dan berusaha menyembunyikan perasaanku yang tak karuan. “Ibu udah makan siang?” tanyaku kemudian.

“Belum, Nak.” jawabnya sambil tersenyum kepadaku.

“Ini saya beli nasi ayam.” ucapku sambil menyodorkan sebungkus nasi ke arahnya.

Ia tak mengambil pemberianku, ia hanya menatapku lama. Sadar akan hal itu kemudian aku kembali bertanya, “Ibu nggak suka nasi ayam ya?”

“Nasi ayam itu beneran untuk ibu, nak?” tanyanya tak percaya.

“Iya ibu. Ini untuk ibu.” Sebenarnya nasi itu kubeli untuk makan malam nanti. Karena aku malas keluar, jadi kubeli saja sekarang. Tapi entah mengapa tanganku tergerak langsung untuk memberikan nasi ini kepadanya. Lagian aku juga masih kenyang, dan sepertinya rasa kenyang ini akan bertahan hingga malam.

“Ya Allah, terima kasih nak. Ibu mau pulang dulu sekarang. Seminggu yang lalu anak ibu ulang tahun, pasti dia senang karena bisa makan ayam.” Air mata mengalir di pipinya. Ia tampak begitu bahagia. Sebegitu bahagianya kah orang yang bisa makan nasi ayam?, “Soalnya biasanya kami cuman makan nasi dan tempe atau tahu. Dan terkadang dengan sedikit sayur yang ibu tanam di belakang rumah.”
Aku tersenyum ramah. Ah hatiku bahagia sekali bisa membuat orang lain tersenyum.

Oh mata, simpanlah dengan baik apa yang sedang aku lihat saat ini. Jangan biarkan ia hilang ditelan waktu. Aku ingin mengingat senyumnya selalu, senyum yang bisa membuatku terus bersemangat untuk menolong orang lain.

Oh hati, tetaplah begini. Simpanlah perasaan yang begitu mendalam ini hingga akhir hayat. Sehingga ketika ada niatan dalam hati untuk berfoya-foya, ingatkan aku bahwa di luar sana ada banyak orang yang justru sangat membutuhkan uang itu. Oh hati, tetaplah begini. Jadilah alarm terhadap hawa nafsuku ini.

Hati hati, Bu!

At the corner of the street, I saw a woman wearing worn clothes. Groping around the trash can for used bottles. From a distance I can see, she is a scavenger who every day come to that place.

I stopped my steps. Monitor it for a moment from a distance. Suddenly my mind immediately drifted toward the video I had just witnessed. I cried again. Unable to keep the tears that had just dripped when I was in class. Yes, I'm crying hardly. When my teacher played a video about the condition of the people of Papua who are new to soap, shampoo, and other things. There are even those who do not want to rinse the shampoo and soap that is on their bodies, on the grounds that he does not want the fragrance that is in his body disappeared along with the water rinsing their bodies.

I was really stunned to see the show. The impressions were taken some years ago. Not too long. Suddenly I cry, how could I have been too extravagant? While my brothers there never enjoyed what soap or sampoo. I was really congested when I saw the sincere face of the video that taught them about the correct use of soap and shampoo. It appears in the video that they are still naked, they have no proper clothes to wear. Never mind that, to fill their hungry stomach sometimes they are overwhelmed.

The country is a rich country. Rich in its natural resources. But what is the fact that happened? Is this what the wealthy in their own land should be in?

Suddenly my foot immediately stepped closer to her. Realizing that someone was approaching her, she glanced back. I smiled kindly and tried to hide my unfamiliar feelings. "Have you had lunch?" I asked later.

"Nope, Sis." She smiled at me.

"Here I buy you chicken rice," I said as I handed her a pack of rice.

She did not take my gift, she just looked at me long. Aware of it then I again asked, "Does you not like chicken rice?"

"Is it real for mother, Sis?" He asked incredulously.

"Yes mom. It's for mom. "Actually I bought the rice for dinner tonight. Because I'm lazy out, so I bought it now. But somehow my hand was moved directly to give this rice to her. Besides, I'm still full, and it seems like last until night.

"Oh God, thank you Sis. I want to go home now. A week ago was my son birthday, surely he was happy to eat chicken rice. " Tears streamed down her cheeks. She looked so happy. Are people feel so happy if they can eat chicken rice ?, "Because usually we just eat rice and tempeh or tofu. And sometimes with a little vegetable that Iplanted behind the house. "
I smiled kindly. Ah I feel happy to see other people smile. Oh eyes, keep well what I'm looking at right now. Do not let it get lost in time. I want to remember her smile, a smile that can keep me excited to help others.

Oh heart, keep it this way. Keep this deep feeling until the end of life. So when there is intention in the heart to dissipate, remind me that out there are many people who really need that money. Oh heart, keep it this way. Be an alarm against my lusts.