FONDASI METAFISIKA ACEHNOLOGI : EPISTEMOLOGI IRFANI (I : 7)

in story •  6 years ago  (edited)

Kita akan menjelakan epistemologi irfani dengan mempertimbangkan kearifan lokal. Epistemologi adalah cara mendapatkan sebuah dasar-dasar ilmu pengetahuan yang dalam pengertiannya dapat dipahami bahwa ilmu-ilmu yang didapatkan lebih banyak pada aspek tidak-rasional, didepan dua bentuk epistemologi lainnya (bayani dan burhani) yang mengakibatkan pendekatan terhadap ilmu yang dihasilkan pun bukanlah sebuah penafsiran terhadap teks atau konteks sosial. Misalnya, ilmu sosial terutama sosiologi dan antropologi lebih banyak menganalisa ‘manusia yang bergerak’ apakah itu dalam bentuk individu maupun kolektif, sebagai bagian dari suku, etnik, hinga bangsa.Oleh karenanyalah, epistemologi irfani dijadikan sebagai pencarian bagaimana struktur ilmu yang didapatkan dari seseorang melalui pengalaman hidupnya, terutama di dalam keyakinan. Atau, setidaknya mampu menganalisa cara pandang masyarakat dari dalam jiwa mereka yang lebih menyentu pada persoalan kebatinan.

Epistemologi irfani lebih banyak menumpukan pada aspek alam pikiran, baik yang bersumber dari akal maupun dari hati atau batin yang mana lebih banyak bersinggungan dengan persoalan dhahir dan batin dari individu. Semakin tinggi posisi atau satatus sosial atau religi, semakin tinggi pula pengalaman atau dalam pikiran yang dia dapatkan kemudian memberikan pengaruh pada pola pikirnya. Dengan semakin tinggi pengalaman dhahir atau batin, semakin tinggi pula kharisma dan otoritas yang dia dapat sampaikan kepada masyarakat.

Epistemologi juga melihat bagaimana pengalaman kebatinan seseorang, hingga dia bisa memberikan pengaruh terhadap orang lain dibawahnya melalui pikiran. Di Aceh misalnya, banyak nasihat yang diberikan oleh orang tua atau alim ulama melalui tamsilan yang kadang disebutkan sebagai kerarifan lokal. Maka epistemologi irfani bekerja untuk memahami bagaimana orang tua atau alim ulama tersebut mampu mengeluarkan pemikiran-pemikiran yang bijak, yang pandangan tersebut dijadikan sebagai nasihat atau kata-kata mutiara.
EPISTE.JPG
Intinya, dalam filosofinya, orang-orang yang mampu mengeluarkan kearifan bagi orang lain disebut sebagai orang bijak. Misalmya, kepala suku, penasihat agama, tokoh masyarakat, atau ilmuwan yang mana mereka adalah orang bijak yang pemikirannya dijadikan sebagai pemikiran pemegang otoritas dan oleh karenanya mereka diartikan atau dikenal dengan istilah pujangga. Jadi inti daripada epitemologi irfani yang dijadikan tujuan adalah alam pikiran dhahir dan kebatinan, dimana mereka yang memiliki pemikiran pemegang otoritas adalah memiliki pemikiran yang sangat genuine di tingkat masyarakat mereka. Dimana mereka, mampu mempengaruhi masyarakat mereka sendiri, yang kemudian kita kenal sebagai adat atau norma-norma lokal.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!