Beberapa hari yang lalu saya mengadakan meet up dengan seorang anak didik saya dulu ketika dia Strata satu, sambil ngobrol alias berdiskusi kami menikmati kuliner Aceh yaitu mie Aceh yang sangat terkenal seantero Indonesia bahkan di Malaysia karena kelezatannya. Kita berdiskusi mulai dari perjumpaan kami yang sudah lama sekali tidak bersua terkendala aktifitas masing-masing sampai perkuliahan yang kami lakoni saat ini, dan satu hal yang tidak bisa dilupakan kalau sudah berjumpa untuk dibincangkan adalah masalah politik yang merupakan masalah yang sangat krusial di negeri kami Indonesia bahkan kampung halaman kami Aceh tercinta.
Diantara pembicaraan kami, dia ngajak saya untuk berbisnis baju, tipikal dia yang sangat ulet dan cergas hampir semua bidang dia masuki tapi saya sendiri kurang tertarik dengan bisnis fashion karena saya bukan tipe fashionable, saya kurang tertarik dengan busana karena bagi saya,pakaian dibeli sesuai dengan keperluan bukan ikut gaya dan menumpukinya di dalam lemari, terlepas dari semua itu karena tidak ada waktu untuk hal bisnis jualan yang rasa kekhawatiran lebih besar sih pada intinya..
Saya tipe yang suka jalan alias travelling walaupun saya orang yang sangat susah hafal jalan dan tidak bisa memakai google map, karena pernah pakai google map yang seharusnya sampai dalam 5 menit tapi saya malah menuju ke tempat yang lebih jauh sampai 15 menit ke tempat yang dituju, itu salah satu kendala kalau jadi guide tour, padahal dari dulu saya kepengen sekali jadi guide hehe..cita-cita yang terpaksa ditenggelamkan karena bermasalah dengan pencarian alamat tempat yang dituju walaupun ke tempat yang sudah pernah dijelajahi..
Dan disela-sela kami berdiskusi sekali-kali dia menghisap rokok, karena orang yang di depan saya ini perokok gila walaupun kita berusaha menutup hidung, dia tetap juga merokok,
dalam hati saya terbersit, "ini adalah hari tersuram dalam hidup karena harus membersamai penggila rokok" dan akhirnya harus bersabar juga menghadapi orang yang seperti ini, selain diniatkan untuk nambahin wangi parfum di baju yaitu wangi rokok wkwkwkkk..
Hingga tiba waktu shalat dhuhur kami shalat di cafe itu, selesai shalat lanjut lagi pembicaraan kami beralih ke topik yang dia ingin mencalonkan diri jadi salah satu anggota dewan pada salah satu partai politik, saya sebagai orang yang mengenalnya saya hanya bisa membesarkan hatinya untuk terus diperjuangkan walaupun hasilnya nanti kita serahkan sama yang di Atas. Dan satu pertanyaan yang dia agak kikuk dia jawab, "yakin kamu masuk Partai itu?" "Yach, saya harus yakin karena Partai yang sebelumnya sudah memblacklist saya karena saya mendukung partai lain lagi pada tahun lalu" ...hmmm, agak pelik memang, tapi katanya lagi, sekarang masyarakat sudah sangat jeli dengan pemilihan umum karena mereka tidak memilih lagi partai, yang mereka pilih sekarang ini adalah sosok atau personalnya...baiklah! kata saya, saya hanya mampu mendukung dari belakang saja, karena sayapun tidak punya power yang lebih dalam masalah politik..
Ketika kami sibuk berdiskusi, ternyata ada seseorang yang sibuk lalu lalang di samping meja kami, saya sedikit merasa aneh tapi tidak ingin curiga, saya biarkan saja dan saya mau lihat sampai kapan dia berhenti berjalan di samping meja kami.. mungkin karena udah kelamaan tidak kami respon, dia memilih untuk duduk di kursi di belakang saya yang tanpa pembatas tapi di meja yang lain. Saya lupakan saja itu orang, akhirnya karena tidak menoleh apalagi melihatnya kami sibuk dengan pembicaraan kami, diapun beraksi lagi dengan menyenggol tanggan saya, sambil saya memejamkan mata menahan emosi biar tidak marah dan tidak ingin menolehnya sambil tarik nafas dan dibuang ... (bersambung)