Ketika konflik melanda Aceh, orang Aceh sering menyebut kata "Gawat". Kalau menurut sebagian orang Aceh Gawat ini merupakan hayut bukan hanyut dalam bahasa Indon. Tapi hayut dan gawat itu merupakan gambaran suasana kampung halaman tempat tinggal seakan menyeramkan, penuh kegelapan, ketakutan, dan diselimuti berbagai kesusahan. Bukan kesusahan disebabkan ekonomi tapi karena gerombolan tentara merah putih yang hendak membumihanguskan isi kampung sekalian sebab dicurigai sebagai komplotan bersenjata Aceh Merdeka pada saat itu.
Ketika tentara Indon masuk kampung, masyarakat sudah merasa was-was, "ka ipeuabeh teuh lom uroe nyoe, nyak bek kaplueng, itimbak keuh nyan", tutur orang tua kepada anaknya yang merasa prihatin akan ditembak. Sebab kalau mereka itu sudah marah dan emosi tidak terkendali lagi, begitulah yang terjadi, penembakan secara brutal membabi buta. Pun yang mereka cari selama ini belum ketemu yakni GAM, anak buah Hasan Tiro.
Lampoh Batee, 26/7/2021