Ditulis Kembali Oleh
Tgk. Amri Zainal Abidin, S.Pd, M.Pd*
*Alumni S-1 Universitas Jabal Ghafur Sigli & S-2 IAIN Lhokseumawe
A. Mukaddimah
Tangse adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Pidie, Aceh, Indonesia. Jumlah Penduduk sekitar 25000 jiwa yang mendiami 28 desa. Tangse berada di atas ketinggian 600-1200 mdpl. Iklim yang sejuk dengan curah hujan yang tinggi kualitas tanaman terbaik karena memiliki tanah yang subur. Memiliki hasil tambang seperti emas, biji besi dll. Di era 1970-an, wilayah ini merupakan daerah paling makmur di Aceh, dengan kopi robusta, liberika, padi (beras cantik manis) yang sangat legit, durian yang manis dan holtikultura lainnya.
Tersaji rapi gundukan gunung dan bukit yang tampak jelas. Panoramanya begitu indah. Hamparan luas sawah milik warga, jelas terlihat. Warna kehijauan disajikan di depan mata. Masyarakat silih berganti melewati panorama itu. Ada yang berhenti sejenak, untuk mengabadikan momen indah tersebut. Mayoritas yang berhenti di puncak tersebut diisi oleh para anak muda. Tangse merupakan kawasan dataran tinggi yang terletak di kabupaten Pidie. Daerah ini berada di atas ketinggian 600 - 1200 MDPL (meter di atas permukaan laut)
B. Tangse Penghasil Kopi
Kopi menjadi salah satu tumbuhan yang dapat diolah menjadi minuman yang menggugah selera. Hal ini ditandai dengan menjamurnya warung kopi di berbagai daerah di penjuru Indonesia termasuk di Provinsi Aceh.
Biasanya setiap warung kopi menyajikan dua jenis kopi unggulan yakni, Arabika dan Robusta, namun ternyata, ada satu lagi jenis kopi yang tidak kalah enak yaitu kopi Liberika.
Selama ini sebagian orang mengenal kopi Liberika hanya ada di Jambi. Tapi ternyata Pidie juga mempunyai kopi Liberika tepatnya di Tangse.
Adapun kopi Liberika ini memiliki cita rasa unik dan beraroma buah nangka. Warga Tangse sendiri, menyebut kopi Liberika ini dengan sebutan kopi panah (nangka).
“Mulai dari bentuk pohon, daun dan biji buah kopi Liberika memiliki ukuran yang lebih besar. Setelah melewati proses roasting, aroma kopi ini lebih tajam dan menyerupai aroma buah nangka,”
Demikian, potensi kopi Liberika dari Tangse ini mulai dikenal dan memberikan potensi besar terhadap perekonomian masyarakat.
C. Tangse Tempat Wisata
Tangse juga mempunyai beberapa tempat wisata yang sangat unik seperti Air Terjun tepi jalan, Pemandian Air Panas, dll
OBJEK wisata Air Terjun Tangse sepertinya cocok dijadikan sebagai lokasi liburan untuk menghabiskan waktu akhir pekan. Selain menikmati sensasinya, pengunjung juga bisa menikmati kopi, ikan kerling dan berbagai jenis makanan lainnya.
Kuliner tersebut dapat ditemui dengan mudah di warung-warung sekitar air terjun ini. Air Terjun Tangse ini berada persis di tepi jalan lintasan Beureunun-Geumpang, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh. Untuk menikmati Air Terjun Tangse, tak dikenakan biaya sepeser pun alias gratis.
Jarak menuju Air Terjun Tangse dari pusat ibu kota Provinsi Aceh, yakni Kota Banda Aceh mencapai 174 km atau memakan waktu kurang lebih 4 jam. Sedangkan dari Kota Beureunun, Pidie, pengunjung hanya menempuh perjalanan sekitar 2 jam.
Akses menuju ke lokasi pun cukup mudah, dari Jalan Banda Aceh-Medan, saat tiba di Kota Beureunun, pengunjung diarahkan belok ke kanan atau lintasan Beureunun-Geumpang. Di lintasan ini, jalannya cukup bagus dengan aspal yang mulus.
Hanya saja, jalan di lintasan tersebut sedikit sempit. Bagi pengunjung yang menggunakan mobil, maka harus lebih hati-hati, karena akan melewati jalan berbelok dan menemui banyak tanjakan.
Apabila kondisi sedang hujan, lintasan itu menjadi salah satu lokasi rawan longsor. Sebab, kiri kanan jalan dipenuhi tebing pegunungan, jurang dan sungai.
Saat menuju lokasi, sepanjang perjalanan pengunjung bakal disuguhkan pemandangan nan indah berupa gugusan pegunungan, hutan belantara, perkebunan durian, sawit, hamparan sawah, sungai, dan sejumlah pemandangan lainnya.
Bagi para pencari petualangan dan penggemar alam, objek wisata Air Terjun Tangse adalah destinasi yang sempurna untuk melepas penat dan menikmati keindahan alam Aceh. Terletak di lintasan Beureunun-Geumpang, Kabupaten Pidie, Aceh, air terjun ini menawarkan pesona alam yang menakjubkan, diiringi dengan kuliner lokal yang lezat.
Tak hanya sekadar air terjun, Tangse menawarkan lebih dari itu. Wisatawan dapat menikmati suasana yang damai sambil menyeruput kopi hangat atau mencicipi ikan kerling yang khas, serta aneka makanan lezat lainnya. Kuliner-kuliner lezat ini dengan mudah ditemui di warung-warung di sekitar air terjun.
Perjalanan menuju Tangse mungkin memakan waktu, namun pemandangan sepanjang jalan akan membuat setiap menitnya menjadi berharga. Dari pusat ibu kota Provinsi Aceh, Kota Banda Aceh, Anda perlu mengemudi sekitar 174 kilometer atau sekitar 4 jam perjalanan. Namun, jika Anda memulai perjalanan dari Kota Beureunun, Pidie, perjalanan akan lebih singkat, hanya sekitar 2 jam.
Dataran Tinggi Tangse, Pidie memiliki panorama alam yang indah. Gugusan gunung nan hijau membuat mata betah memandang. Keindahan Tangse semakin lengkap, dengan banyaknya aliran sungai dengan airnya yang bening. Untuk mempromosikan keindahan Tangse, warga lokal kerap menabalkan nama usahanya dengan Tangse Indah atau nama lainnya.
Keunggulan lain yang dimiliki Tangse adalah beras yang sangat putih, karena pengaruh air mengalir dari gunung. Belum lagi beras cantik manis hasil alam Tangse melalui pade tajok tanpa menggunakan pupuk, rasanya beda. Kecuali itu, durian Tangse yang lezat kerap diburu warga pencinta buah berduri itu. Ikan kerling dengan masakan asam keueng menjadi kuliner khas Tangse.
Saat ini, jalan menuju Tangse cukup bagus . Jaraknya sekitar 46 Km dari Sigli menuju kedai Tangse. Disambut oleh gunung yang mengapit dan sungai yang membelah jalan Tangse. Gemercik air dari bebatuan dan suara burung, bersahutan menambah keasrian kecamatan penghasil kopi tersebut.
Kini, Tangse semakin ramai dikunjungi warga, terutama saat menikmati hari pekan (weekend) bersama keluarga untuk mandi di wahana waterpark. Dua lokasi pemandian alami di Gampong Bubue dan Pulo Baro. Di pemandian ini pengunjung cukup membayar Rp 10 ribu, bisa mandi sepuasnya.
Namun, Akses jalan utama menuju wilayah objek wisata Tangse dan Geumpang di Kabupaten Pidie, Aceh mengalami kerusakan berat sehingga mengakibatkan kunjungan wisatawan ke dataran tinggi ini berkurang.
ebelumnya jalan utama tersebut rusak setiap tahun, padahal pengunjung kawasan itu bisa sampai 1.000 orang, dan pada 2023 lalu hanya sekitar 457 orang, artinya berkurang 50 persen.
D. Tangse Tempat Bersejarah
Selain memiliki panorama alam yang indah, Tangse juga menyimpan warisan pusaka berupa rumah tua yang sudah berusia seabad lebih. Rumah tua yang berada persis di kaki bukit Singgah Mata ini merupakan peninggalan Belanda.
Rumah tua itu dalam bahasa Belanda disebut sebagai Het gezelschap met olifanten te Tangse in Atjeh (Rumoh Peusanggrahan di tahun 1931). Amatan aceHTrend, rumah tua ini masih kokoh berdiri menghadap ke jantung pusat Kecamatan Tangse. Kondisi rumah berkonstruksi kayu ini terlihat tidak terawat. Rerumputan liar dan ilalang terlihat tumbuh subur mengelilingi rumah. Begitu halnya dengan kondisi kayu dan langit-langit rumah yang sudah mulai lapuk dimakan usia.
rumah tersebut dibangun sekitar tahun 1920. Rumah ini dibangun sebagai tempat peristirahatan (pesanggarahan) perwira Marsose bersama none-none kulit putihnya lengkap dengan kolam renang bertingkat. “Dari data yang berhasil kita telusuri, tidak dijelaskan nama-nama pemilik rumah tua ini. Yang Jelas, rumah ini adalah rumah peristirahatan perwira-perwira militer Belanda
E. Durian Tangse
Tak akan ada habisnya jika membahas pesona Aceh. Terbentang paling ujung barat Pulau Sumatera, Aceh memiliki garis pantai yang sangat panjang dan didominasi wilayah perbukitan serta hutan tropis. Benar kata Koes Plus dalam lirik lagu “Kolam Susu” yang dirilis Tahun 1973. Petikan “Orang bilang tanah kita tanah surga. Tongkat kayu dan batu jadi tanaman. Orang bilang tanah kita tanah surga. Tongkat kayu dan batu jadi tanaman.”
Makna yang dalam lagu ini menggambarkan betapa kaya dan indah serta subur alam yang ada di Tanah Air tercinta ini. Melodi yang mengalun saat mendengar lagu ini begitu padan saat si roda empat menyusuri jalanan hitam yang diapit oleh rindangnya pepohonan, megahnya bukit hijau, hamparan ladang persawahan serta bunyi gemercik air mengenai batu cadas. Paduan ini membawa kesejukan dan kedamaian yang tak akan ada habisnya.
Kalau kata anak sekarang mah, “Healing kita healing”. Terkait istilah “healing” yang kerap dipakai orang-orang di media sosial, liburan bisa saja dikatakan sebagai self-healing. Sehingga, kata ini dapat dimaknai sebagai bentuk penyembuhan atau pemulihan. Hal itu dilakukan untuk memuaskan diri sendiri agar merasa bahagia dan nyaman kembali.
Di sini tempat yang sangat tepat, Di mulai dari Keumala hingga Tangse, berada di Kabupaten Pidie. Dua puluh menit berjarak dari Ibukota Pidie, Sigli. Rakan Moda bisa menikmati wisata air (waterpark) Keumala. Tempat ini berada di samping irigasi dan bendungan Keumala serta pemandangan sawah yang masih asri.
Menurut sejarah orang dulu, nama Keumala diberikan kepada kecamatan ini karena cahaya berwarna senja yang memantul ke langit yang keluar dari sebuah kolam di Desa Jijiem di sore hari setelah hujan. Karena Keumala itu sendiri berarti cahaya.
Keumala terkenal dengan sumber daya alam berupa beras dan air bersih. Kecamatan ini merupakan salah satu lumbung padi di Kabupaten Pidie. Sungai dan pegunungan di pemukiman Keumala Dalam juga sering dijadikan objek wisata. Tak ayal, jika Rakan ingin healing ala alam, Keumala wajib dikunjungi.
Melanjutkan lebih kurang satu setengah jam perjalan, Rakan akan sampe ke Wilayah Tangse. Mendengar kata “Tangse” ada panganan yang lekat dengan daerah ini. Siapa yang tak kenal dengan rajanya buah, yups, “Durian Tangse” sangatlah terkenal. Dagingnya yang berwarna kuning bak mentega serta rasa manis dan creamy begitu menggugah selera. Satu takkan akan cukup bagi Rakan pencinta durian. Sangatlah rugi, jika tidak menikmati durian khas Tangse ini. Durian ini biasanya panen setahun sekali sekitar Bulan Januari hingga Maret.
Selain durian yang terkenal, daerah ini juga terkenal dengan daging rusa. Tekstur daging yang begitu empuk dengan paduan rempah-rempah yang dianugerahi alam Indonesia, benar-benar melengkapi wisata di wilayah yang sejuk ini. Gurih dan menggiurkan pastinya. Tangse juga merupakan salah satu daerah dataran tinggi Aceh. Hampir seluruh wilayahnya diitari pegunungan. Jika Rakan menginap di Kawasan ini, akan merasakan asap keluar dari mulut, serasa seperti di Switzerland.
Salah satu tempat cita rasa Mie Aceh ternikmat juga berasal dari daerah ini. Paket yang lengkap, kuliner yang khas dan nikmat serta alam asri hanya berada dalam satu kawasan. Bak pepatah, sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Dan lagi, masyarakat yang ramah dan bersahaja menambah kesan yang tak terlupakan dalam perjalanan ini. Tunggu apalagi, Rakan. Yuk, bergegas mengemasi barang dan seluruh perlengkapan wisata. Kita camping di Keumala dan Tangse. Wait! Ini kan lagi edisi Ramadan. Lupa deh sakingg semangatnya bahas wisata dan kulineran. Nggak sabar nunggu bedug untuk nyobain kolak durian dan Mie Aceh. Jangan pada ileran, Rakan. Perjalanan ini terpaksa kita pending dulu. Kita fokus dulu untuk meningkatkan amalan di bulan penuh berkah ini.
Tangse, 29 Agustus 2024
tgk. Amri Pucok 2