Januari 2013, adalah awal dari semester akhirku di SMA. Saat itu, kami terlalu mengagung-agungkan kata-kata “kalau bukan sekarang, kapan lagi ?” atau “kalau bukan kita siapa lagi ?” setiap hari kami habiskan untuk terus bersama. Dari pagi disekolah, hingga nongkrong malam yang tak tau waktu dan di kelas pagi besoknya menjadi ajang curi waktu untuk tidur. Karena tak ada yang membantah, masa SMA adalah masa yang paling indah bagi setiap insan, begitu juga bagiku. Terlalu banyak hal yang kami lakukan dulu, tak akan mampu kuceritakan semalaman meskipun ditemani seguci milkshake yang disandingkan dengan sekarung makaroni sekalipun.
Detik-detik sebelum kelulusan SMA adalah hal yang sangat istimewa dan sangat berharga. Seolah setiap detik bersama merupakan anugrah terindah dalam hidup. Tak ingin melewati sedetik pun tanpa bayangan teman, sahabat, bahkan pasangan. Jujur, setiap detik adalah anugerah baik yang terkesan indah hingga kesedihan yang berlarut nan tak kenal lelah.
Rasa bahagia yang mengundang duka perpisahan pun tiba. Hari itu, sekolah menjadi tempat yang paling membanggakan dari biasanya. Kelulusan menjadi hadiah terindah yang tak terlupakan. Seniman muda pun bermunculan. Seragam yang biasanya bersih dan rapi menjadi sebuah karya seni yang tak ternilai harganya. Meskipun hanya coretan “aku gila” di dada yang di tuliskan oleh temanku yang skill menulisnya lebih lusuh dari cakar ayam dan lebih susah dimengerti dari resep obat dari dokter specialis tetap saja membuatku bangga memilikinya. Sudah menjadi tradisi dari tahun ke tahun, kami mengelilingi sudut sudut kota dengan baju yang berabstrak itu tanpa rasa malu. Bahkan ada juga yang mewarnai rambutnya termasuk aku. Dan aku memilih warna kuning. Kelulusan yang menjadi awal dari jalan masing-masing itu terkesan berat dan membuatku pusing. Karena aku bingung harus kemana setelahnya. Sedangkan banyak dari teman-temanku telah mempersiapkannya dari jauh hari. Ada yang langsung bekerja, masuk tentara, hingga berjuang mempersiapkan jalan menjadi sarjana. Sedangkan aku masih bingung harus kemana. Pernah aku berfikir untuk tidak melanjutkan kuliah di tahun itu. Namun umi tidak setuju. Sedangkan abi (sapaan ayahku) lebih memilih diam ketika mendengarnya. Seperti biasanya, umi langsung membandingkan aku dengan anak temannya. “ Lia anak ibu Wati saja sudah mendapatkan undangan untuk melanjutkan studinya di UI. Masa kamu tidak tau mau kuliah dimana ? padahal dulu saat SMP rapormu dan Lia tidak jauh beda nilainya” entah sebagai bentuk motivasi atau sekedar perbandingan standar seperti biasanya, perkataan umi saat itu membuat aku merasa seperti mendapatkan segelas es teh manis di siang bolong. Meskipun sempat gagal di beberapa universitas karena umi tidak setuju dengan jurusan yang aku pilih, akhirnya aku diterima di salah satu Ptn lainnya.
Bangku kuliah tidak seperti SMA. Di SMA dulu, kami selalu dikejar dan diarahkan untuk belajar. Sedangkan di bangku kulia kau akan lebih banyak mendengarkan perkataan dan penjelasan pengantar materi dari Dosenmu yang berujung kepada tugas yang menumpuk jika ditunda namun terasa berat bila ingin mengerjakannya. Di bangku kuliah juga, aku merasa seperti lebih leluasa menerima teman yang datang dan pergi. Karena banyak yang datang ketika yang dilakukan mengarah kepada keuntungn pribadi. Bukan berarti aku membenci mereka, aku juga punya beberapa teman yang sering bahu-membahahu dalam suka maupun duka bukan sekedar demi tugas kuliah atau mencari keuntungan pribadi belaka.
Pagi itu aku terbangun karena Reza menelponku.
Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Congratulations @mamufti! You received a personal award!
Click here to view your Board
Do not miss the last post from @steemitboard:
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Congratulations @mamufti! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit