Hastag kami tidak takut bagi saya masih sangat ambigu, karena jujur saya takut ketika bom meledak dibelakang saya.
D hastag kami tidak takut, pertanyaannya kami itu siapa ?, mungkin kami itu ditujukan ke aparat keamanab, ya karena nereka ada power, mereka ada pasukan, mereka dilatih, mereka ada senjata, memang sejatinya mereka tidak boleh takut. Lah kita ? kita ini siapa ? kita punya apa ? oke mungkin kita punya iman, tapi ketika iman kita belum bagus bagus kali, shalat masih bolong-bolong, amalan kita masih berat ke neraka, pertanyaan yang sama "kita bisa apa ?".
Kita tidak dilatih untuk menangkap gerak gerik mencurigakan, kita tidak dilatih ilmu inteligen, PR besar untuk aparat keamanan, kami cuma bisa beri support berupa doa yang mungkin doa tersebut juga belum tentu diterima, tapi dengan kenyakinan kami tetap berdoa.
Jangan kami tidak takut, tapi kami takut. Biar aparat keamanan bergerak cepat menangani kasus terorisme ini dan biar mereka tahu masyarakatnya butuh perlindungan, biar masyarakatnya bisa beribadah dengan aman, biar masyarakatnya bisa beraktivitas dengan tenang. Kalau "kami tidak takut" aparat keamanan beranggapan ya kita tidak takut, kita berani, kita bisa berlindung diri sendiri, hanya dengan pistol air, mungkin kalau ada. Kalau tidak ada ?.
Jangan menipu nurani, jangan menggembor - gemborkan kami tidak takut, tapi kami takut. Aparat keamanan yang dilengkapi dengan senjata, terlatih, alat lengkap mungkin juga masih ada rasa takut, kok bisa kita yang bangun tidur sampek tidur lagi di kede kopi kita bilang tidak takut ?. Gak takut karena mungkin bukan di daerah kita kejadiannya, bisa jadi.
Ada pulak tidak takut, di arahin shotgun ke mata sama keponaan pas lebaran aja minta ampun, ini bom pulak kita bilang tidak takut . Ini bom yang bisa meledakan rumah kita tidak takut.
This post has received a 4.41 % upvote from @booster thanks to: @zikriadi.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit