Pekan ini empat tahun lalu, Elon Musk kali pertama meluncurkan roket Falcon Heavy SpaceX dari Florida yang tidak membawa apa pun selain mobil pribadi sang miliarder, yaitu Tesla Roadster.
Mobil sport merah ceri, dengan maneken berpakaian ruang angkasa yang dijuluki Starman, melayang jauh di luar angkasa, mengambil jalur orbit lonjong yang sepi di sekitar Matahari -- melakukan perjalanan sejauh orbit Mars dan di lain waktu sedekat orbit Bumi.
Tidak ada tugas ilmiah apa pun yang dilakukan mobil itu. Elon Musk mengirimnya ke luar angkasa karena SpaceX membutuhkan muatan tiruan. Musk memilih Tesla Roadster, mobil mewahnya, sebagai muatan roket.
Senin lalu, mobil itu berada 234 juta mil dari Bumi dan 200 jutal dari Mars, menurut situs pelacakan whereisroadster.com yang menggunakan data Badan Antariksa AS (NASA).
Jonathan McDowell, astronom di Harvard Smithsonian Center for Astrophysics, mengatakan mobil itu kemungkinan masih utuh. Kemungkinan lain, mobil ditabrak asteroid selama perjalanannya.
Selama empa tahun, mobil menempuh dua miliar mil dan menyelesaikan 2,6 putaran mengelilingi Matahari -- sebagian besar melalui ruang hampa yang tandus.
Sebuah makalah akademis memperkirakan kemungkinan mobil kembali ke Bumi dalam 15 juta tahun mendatang sekitar 22 persen. Kemungkinan terjerembab ke Venus atau Matahari masing-masing 12 persen.
Rein mengatakan karena tidak banyak nilai ilmiah dalam mempelajari lintasan roadseter, para astronom tidak terlalu tertarik mengarahkan teleskop bertenaga tinggi ke arah mobil itu untuk mengumpulkan lebih banyak data.
Jika benar mobil itu akan menabrak Bumi, yang diharapkan adalah mobil hancur saat memasuki atmosfer. Yang pasti, nasib akhir mobil Testa tidak akan diketahui sampai jutaan tahun.