Teuku Markam asal Aceh penyumbang emas tugu monas justru dipenjara.. #.

in teuku •  7 years ago 

image
Inilah Sosok Penyumbang Emas Monas, Nasibnya Tragis, Ia Justru Dipenjara
Teuku Markam lahir pada tahun 1925 di Seuneudon, Alue Capli, Panton Labu, Aceh Utara. Ayahnya bernama Teuku Marhaban.
Teuku Markam sudah menjadi yatim piatu ketika ia berusia 9 tahun. Lalu ia diasuh oleh kakaknya yang bernama Cut Nyak Putroe. Ia sempat bersekolah sampai kelas 4 Sekolah Rakyat (SR). Teuku Markam kemudian tumbuh menjadi pemuda yang mengikuti pendidikan wajib militer di Kutaraja yang sekarang bernama Banda Aceh.
Dari 38 kilogram emas di monas, Teuku Markam menyumbangkan emas seberat 28 kilogram.
Teuku Markam merupakan seorang pengusaha kaya.
Dia memiliki perusahaan bernama PT Karkam.
Saat muda, Teuku Markam memasuki dunia militer.
Sebagian masyarakat tentunya sudah tidak asing dengan Monumen Nasional (Monas).
Monas berdiri tegak di tengah-tengah Lapangan Merdeka, Jakarta Pusat. Pembangunan Monas mulai dilakukan pada tanggal 17 Agustus 1961.
Lalu pada tanggal 12 Juli 1975 Monas mulai dibuka untuk umum. Monas memiliki tinggi 132 meter atau sekitar 433 kaki.
Meski demikian, sampai saat ini tidak banyak orang yang mengetahui tentang sosok yang menyumbangkan emas yang berada di puncak Monas.
Sebenarnya masih banyak sumbangsih yang Teuku Markam persembahkan untuk negeri kita tercinta ini. Diantaranya, membebaskan lahan Senayan untuk dijadikan sebagai pusat olahraga terbesar di Indonesia. Selain itu beliau juga memberikan dana kepada pemerintah orba untuk membangun jalan Banda Aceh-Medan, inprastruktur di Aceh dan di Jawa Barat, serta pembangunan jalan-jalan yang ada di Jawa Barat.
Namun sejarah kemudian berbalik. Peran dan sumbangan Teuku Markam dalam membangun perekonomian Indonesia seakan menjadi tak ada artinya di mata pemerintahan Soeharto. Dengan sepihak ia difitnah sebagail PKI dan dituding sebagai koruptor dan Soekarnoisme. Akibat tuduhan itu ia dipenjarakan pada tahun 1966. Ia dijebloskan ke dalam sel tanpa ada proses pengadilan. Pertama-tama ia dimasukkan ke tahanan Budi Utomo, lalu dipindahkan ke Guntur, selanjutnya berpindah ke penjara Salemba di jalan Percetakan Negara. Tak lama ia dipindahkan lagi ke tahanan Cipinang, lalu terakhir ia dipindah lagi ke tahanan Nirbaya di Pondok Gede Jakarta Timur. Pada tahun 1972 ia jatuh sakit dan terpaksa dirawat di RSPAD Gatot Soebroto selama kurang lebih dua tahun.

Tak hanya di situ. Pemerintah orde baru juga merampas hak milik PT. Karkam dan merubahnya menjadi atas nama pemerintah. Itulah kisah sedih si penyumbang emas. Banyak seumbangsih yang dia beri kepada pemerintah Indoensia, tetapi sama sekali tidak dihargai. Malah Teuku Markam hidup sengsara di hari tuanya. itulah perangai buruk pemimpin yang ada di zaman orba. sehabis dipakai, pelepahpun dibuang. Begitulah kata yang cocok untuk menggambarkan peran seorang Teuku Markam di ranah perjuangan Indonesia. Banyak orang yang masih belum mengenal beliau, tetapi sumbangsihnya banyak orang yang tahu. Disini saya hanya ingin sekedar berbagi, dan menyadarkan semua orang, kalau masih banyak orang-orang yang telah berjasa bagi negeri ini, tapi mereka sama sekali tidak dihargai jasanya oleh pemerintah.

image
This is the figure of Monas Gold Contributor, Tragic Fate, He Is Imprisoned
Teuku Markam was born in 1925 in Seuneudon, Alue Capli, Panton Labu, North Aceh. His father was Teuku Marhaban.
Teuku Markam has become an orphan when he was 9 years old. Then he was raised by his brother named Cut Nyak Putroe. He had gone to school until the 4th grade of the People's School (SR). Teuku Markam later grew to become a young man who attended a military service in Kutaraja, now called Banda Aceh.
Of the 38 kilograms of gold in monas, Teuku Markam donated 28 kilograms of gold.
Teuku Markam is a wealthy businessman.
He owns a company called PT Karkam.
When young, Teuku Markam entered the military world.
Some people are certainly familiar with the National Monument (Monas).
Monas stands firmly in the middle of Lapangan Merdeka, Central Jakarta. Monas construction began on August 17, 1961.
Then on July 12, 1975 Monas opened to the public. Monas has a height of 132 meters or about 433 feet.
However, until now not many people who know about the figure who donate gold at the top of the Monument.
Actually there are many contents that Teuku Markam dedicate to our beloved country. Among them, freeing the land of Senayan to serve as the largest sports center in Indonesia. In addition, he also provides funds to the orba government to build roads Banda Aceh-Medan, infrastructure in Aceh and in West Java, as well as the construction of existing roads in West Java.
But history then turned. The role and contribution of Teuku Markam in building the Indonesian economy seemed to be meaningless in the eyes of the Soeharto government. Unilaterally he was slandered as a PKI and accused of corruption and Sukarnoism. As a result of his allegations he was imprisoned in 1966. He was thrown into a cell without trial. First he was put into detention Budi Utomo, then transferred to Guntur, then moved to Salemba prison on the street Percetakan Negara. Soon he was transferred again to Cipinang prisoner, then last he was transferred again to the prison Nirbaya in Pondok Gede East Jakarta. In 1972 he fell ill and was forced to be treated at RSPAD Gatot Soebroto for about two years.

Not just there. The New Order government also seized the property of PT. Karkam and turn it into the name of government. That's the sad story of the gold contributor. Many of the contributions he gave to the Indonesian government, but not at all appreciated. In fact, Teuku Markam lives miserable in her old age. that's the bad temper of the leader in the New Order era. After use, the pelepahpun removed. That is the appropriate word to describe the role of a Teuku Markam in the realm of Indonesian struggle. Many people who still do not know him, but the contribution of many people who know. Here I just want to just share, and awaken everyone, if there are still many people who have contributed to this country, but they are not appreciated by the government at all.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!