The Diary Game, Jumat 14 Agustus 2020

Hari ini saya kebetulan pulang cepat kerumah ibu saya, mengantar sikak lebih pagi dari biasanya, jadwal mengajar belum mulai, jadi saya duduk diteras depan rumah melihat ponakan saya Wardatul Hamira (Atura) sedang menjemur kain, gadis kecil yang baru naik kelas 5 Sekolah Dasar ini memang mempunyai badan kecil dan kurus, tapi dia saat rajin, mulutnya "meuchap" luar biasa, kami memanggilnya adek Tura.
Sekarang dia sudah belajar kitab al Bajuri, kepandaiannya juga tidak kalah dengan teman-temannya.

Siap mengajar pergi "jak saweu Mabit" ke desa Matang Pudeng Aceh timur, kami tinggal diperbatasan antara Aceh Utara dan Aceh timur, jadi kalau kami keAceh Timur sudah biasa, saya dengar "mabit" kurang sehat.
"Mabit" adalah panggilan kepada adik dari ibu atau adik dari ayah, Mabit ini adalah istri dari adik ibu saya, nama aslinya Marhamah, kami memanggilnya "Bit Mah, atau mabit " saja. Beliau aslinya orang Idi Rayeuk Aceh Timur, setelah menikah dengan pak cik saya menetap di Matang Pudeng.

Pulang dari rumah mabit di Matang Pudeng sudah ada oleh-oleh dari Mabit, buah jambu madu dan keripik pisang, Jambu madu ini sangat manis. Beda sekali dengan jambu madu yang saya tanam, jangan kan berbuah manis berbuah saja tidak mau, mungkin jambu madu dirumah saya masih malu-malu untuk berbuah, malu dengan tetangga yang punya bermacam tanaman.
Keripik pisang pemberian "mabit" adalah hasil olahan Mabit sendiri. Rasanya sangat manis dan gurih, tidak bau minyak. Sikakak suka sekali dengan jenis keripik apa saja.

Jam 3.00 WIB saya bersih-bersih rak di rumah kede, barang-barang sisa saya jualan dulu sudah berdebu, rencananya bila sudah mulai ada lagi pembayaran listrik untuk 2 ampere saya buka lagi walau dengan jadwal yang disesuaikan dengan jadwal mengajar.
Dulu saya disamping mengajar juga menjaga warung kelontong dan sedikit grosir, juga ada loket pembayaran listrik dan PDAM, tetapi semenjak jadwal saya semakin padat keude sudah sering tutup, sehingga banyak langganan mengeluh, saat covid dan pemerintah menggratiskan listrik buat pelanggan 2 Ampere otomatis tidak ada lagi yang bayar listrik, karena ditempat saya 85 % pemakai listrik adalah 2 ampere.

Setelah salat Ashar mengasah mata babat yang sudah tumpul, sebagai persiapan membabat rumput dikebun kakoa. Dalam melakukan sebuah pekerjaan sangat penting menjaga alat-alat kerja, bila alat-alat kerja tidak sesuai dengan kebutuhan, misalnya mata babat yang tumpul maka akan meghambat pekerjaan, dan tentunya hasilnya juga tidak akan maksimal.

Mulai membabat rumput dihalaman belakang, nantinya melanjutkan dengan membabat rumput dikebun kokao. Biasanya untuk pekerjaan membabat rumput saya mengupah orang lain, saya kurang mahir, akan tetapi kali ini semua sibuk disawah, sedangkan menunggu mereka punya waktu luang akan semakin membuat tanaman kakoa terganggu dengan rumput yang semakin memanjang.

Menu makan malam kami "keurimeh rendang" yang dipanaskan istri saya dari kulkas, sisa waktu lebaran kemaren. Rasanya masih enak, entah karena tidak ada menu lain atau memang masih enak, he he he.

Siap salat Isya melihat acara di Mesjid, ada acara cerdas cermat anak pesantren Darul Ulum dihalaman mesjid yang memang bersambung langsung dengan komplek dayah. Nampaknya hanya acara lokal, dari jalan saya lihat tidak ada pengunjung luar selain dari santri dayah itu sendiri.

untuk postingan proses panen madu kelulud belum bisa saya posting saat ini @ernaningsih, insya Allah segera terbit, salam hangat selalu buat @anroja dan kawan kawan semua.