Wisdom tooths adalah gigi geraham yang ketiga dan terakhir, karna gigi ini adalah gigi yang terakhir tumbuh maka pada sebagian orang di jaman sekarang tumbuhnya tidak sempurna. gigi yang juga disebut molar ketiga (Third Molar) ini akan menjadi masalah jika tumbuhnya tidak sempurna. Sebagian pendapat ini terjadi karena Manusia di jaman sekarang memiliki rahang yang pendek sehingga tidak ada lahan lagi untuk gigi yang terakhir sehingga tumbuhnya tidak sempurna dan menjadi masalah bagi sebagian orang.
Saya termasuk kedalam sebagian orang yang memiliki gigi rmasalah tersebut. Gigi saya tuambuh tidak sempurna dan baru ketahuan setelah merasa sakit2 di gigi dan juga pada kawasan telinga dan juga kepala. Dokter menyarankan untuk di ronsen (Panoramic), dan inilah hasilnya:
Ternyata Kedua gigi geraham saya yang terakhir tumbuhnya Mereng dan menabrak gigi yang depannya. Kesimpulannya gigi saya harus di cabut dengan cara pembedahan, karna itu adalah satu2nya solusi untuk kasus gigi Impakasi. Waktu itu saya berobat di Rumah Sakit Cut Mutia Lhokseumawe dan ternyata disitu tidak ada dokter Specialist, akhirnya saya di rujuk ke Rumah Sakit Zainal Abidin Banda Aceh. Waktu itu saya yakin gigi saya akan di cabut dan hidup bisa kembali tenang dan rasa sakit di telinga dan kepala lagi. Dengan Membawa surat Rujukan dan hasil Ronsen saya datang ke Poliklinik Gigi di RSUZA. Terus terang rasa takut tidak bisa di hilangkan, tapi saya kuatkan niat untuk melakukan operasi pencabutan gigi yang sudah lama menjadi masalah dalam hidup saya.
Singkat Cerita, Setelah Dokter Melihat ronsen gigi, dia memutuskan mencabut gigi sebelah kanan dulu dan gigi sebelah kiri di obatin dulu karna gigi sebelah kiri dalam keadaan bolong dan sakit. Dokter pun membius gigi sebelah kanan, setelah beberapa menit dokter lansung memainkan perannya. Pertama saya tidak merasakan sakit apa2, gigi tersebut dipotong sebagian agar tidak kena gigi depan ketika di angkat. selang beberpa menit kemudian, ketika dokter mencoba mencongkel keluar gigi tersebut saya merasakan sakit yang luar biasa, akhirnya dokter memutuskan untuk membius sekali lagi. tidak lama setelah itu untuk kedua kalinya dokter mencoba menarik keluar gigi tersebut tapi rasa sakit yang saya rasakan tidak tertahankan. saya menyerah, dokter bilang dia bisa saja menarik dengan paksa tapi yang sakit kan saya. Akhirnya saya menyerah dan tidak mau di lanjutkan karna rasa sakitnya sampai ke belakang leher dan kepala. Dokter memberi obat dan menyarankan agar kembali seminggu kemudian. Akhirnya saya pulang dengan sia sia, gigi tidak berhasil di cabut malah sakit yang saya dapatkan. sepulang dari Rumah sakit ke esokannya saya demam selama dua hari, mkin di karekanan infeksi bekas operasi.
Setelah Seminggu berlalu, saya kembali ke rumah sakit dengan harapan kali ini akan berhasil di cabut. Rasa sakit bekas operasi pertama masih begitu terasa, tapi saya tetap ingin gigi yang udah di obrak abrik ini bisa tersingkirkan. Begitu masuk ke ruangan, dokter sudah tau tujuan saya dan dia lansung membius gusi dua kali sekaligus. Setelah beberapa Menit kebas mulai terasa, tapi sayangnya ketika dokter mulai memainkan peranannya saya kembali memberontak kesakitan. sakit yang tak tertahankan membuat dokter pun menghentikan pekerjaannya dan menyerahkan keputusannya sama saya apakah di lanjutkan atau tidak. Karna begitu trauma saya akhirnya Menyerah dan tidak mau di lanjutkan. Dokter pun memberi resep obat untuk di beli dan sekali lagi saya pulang dengan membawa rasa sakit di gigi dan gusi. Seminggu pasca operasi rasa sakit mulai menghilang namun gigi kanan yang di coba operasi sudah terpotong dan bolong sehingga makanan masuk kedalam. tapi apa nak di kata, nasi sudah jadi bubur.
Bersambung.