Pasar Tradisional Ditengah Gemerlap Pasar Modern

Kemajuan suatu daerah juga diikuti oleh kemajuan sarana dan prasarana juga perilaku serta kebiasaan masyarakat setempat. Namun demikian, tidak serta merta berubah seratus persen, masih juga terdapat kearifan lokal yang dipertahankan oleh masyarakat dan pelaku bisnis di tempat-tempat tertentu.

Ada hal menarik yang akan saya kupas dalam kesempatan ini. Seiring lajunya kemajuan sarana dan prasarana di suatu daerah, tentunya diikuti dengan berdirinya bangunan-bangunan toko yang tinggi dan megah yang digunakan untuk hotel, perkantoran bahkan mal-mal. Di daerah saya Banda Aceh, telah berdiri beberapa gedung mal dan swalayan modern, namun demikian masih banyak juga terdapat pasar-pasar tradisional yang menjual berbagai kebutuhan masyarakat, inilah yang saya sebut “menarik”.

Kenapa menarik ?

Para pedagang tradisional ini dalam menjalankan aktifitas jualannya jarang yang kolaps, mereka bahkan tahan banting bila terjadi resesi ekonomi. Dengan modal yang tidak terlalu banyak, mereka bisa berjualan, dengan memanfaatkan tempat di emperan-emperan toko yang disewa harian pada pemiliknya, dengan harga yang terjangkau.
Dengan cara menyewa harian, mereka tidak terlalu banyak harus merogoh kocek untuk biaya sewa toko, modal bisa digunakan maksimal untuk belanja barang dagangan. Keuntungan bisa mereka peroleh antara 15 sampai 20% dari modal yang dikeluarkan, ini merupakan hasil yang menggiurkan.

Kesimpulannya, pasar tradisional memang harus dipertahankan oleh setiap daerah supaya dapat mengantisipasi goncangan ekonomi. Kenapa demikian ? Karena pengalaman yang sudah terjadi, disaat terjadi goncangan ekonomi, banyak perusahaan yang bangkrut, begitu juga mal-mal pada tutup, sehingga banyak terjadi PHK (Pemutusan Hubungan Kerja), namun bagi mereka pedagang tradisional “tetap eksis berdagang”.

Sekian.

Traditional Market Among Modern Market

Progress of an area is also followed by the progress of facilities and infrastructures as well as the behavior and habits of local communities. However, it does not necessarily change a hundred percent, there is also local wisdom that is maintained by the community and business people in certain places.

There are interesting things that I will peel on this occasion. As the progress of facilities and infrastructure progresses in an area, of course, followed by the establishment of high and magnificent store buildings used for hotels, offices and even the malls. In my area of Banda Aceh, there have been several malls and modern supermarkets, but there are still many traditional markets that sell people's needs, this is what I call "interesting".

Why interesting?

These traditional traders in running the seldom seldom collapsed, they even resilient in case of economic recession. With not too much capital, they can sell, by taking advantage of a place in the groceries of shops rented daily to the owner, at an affordable price.

By hiring a daily, they do not have too much to spend on store rental costs, capital can be used up for shopping merchandise. The profits they can earn between 15 to 20% of the issued capital, this is a lucrative outcome.
In conclusion, traditional markets must be maintained by each region in order to anticipate economic shocks. Why is that? Because of the experience that has occurred, when there is economic shock, many companies are bankrupt, so are the malls on the lid, so there are many layoffs (Termination of Employment), but for them traditional traders "still exist trading".

That's it.