DI AWAL bergabung dengan Steemit, pada 2017 silam, saya mencari beduk di berbagai lokasi di beberapa daerah di Indonesia. Tidak hanya di masjid, tetapi juga banyak terlihat di mal kecil dan besar di berbagai kota. Beduk juga bisa dijumpai di pasar, terutama saat Ramadan 1440 H/2019 lalu. Barangkali sekarang sudah jarang terlihat di pasar.
Di Masjid Rotowijayan, Yogyakarta, beduknya sama seperti beduk yang saya jumpai sebelumnya dengan ukuran yang tidak terlalu besar. Beduk ini sering digunakan, terlihat dari kulit bagian tengah yang sudah licin dan membentuk bekas tabuhan seperti peta di sebuah pulau. Gagangnya juga terlihat licin, pertanda sering berada dalam genggaman tangan manusia.
Beduk menjadi media pengirim pesan di beberapa daerah. Di Aceh, misalnya, beduk dijadikan sarana untuk berbagai pesan; misalnya untuk tanda sudah waktunya berbuka puasa, sahur, imsaq, atau mengabarkan berita kematian. Beduk memang sarana pengirim pesan yang multi fungsi.
Berikut ini beberapa tautan postingan saya sebelumnya tentang beduk:
Di pusat perbelanjaan seperti Thamrin City, Jakarta, juga dipajang beduk setiap menyambut Ramadan dan masih terlihat beberapa bulan setelahnya.
Beduk juga terlihat di hotel seperti di Santika Jakarta atau di hotel Holiday Inn dan sejumlah hotel lainnya, juga di pusat perbelanjaan.
Jadi, beduk memang tidak selalu ditemukan di masjid, kan? Sebab beduk merupakan sebuah simbol dan tradisi yang perlu dilestarikan di mana saja.
Beduk in Rotowijayan Yogya
IN THE EARLY joined wiht the Steem, I searched for beduk (mosque drums) in various locations in several regions of Indonesia. Not only in the mosque, but also seen in many small and large malls in various cities. Beduk can also be found in the market, especially during Ramadan 1440 H (2019) ago. Perhaps it is now rarely seen in the market.
In the Rotowijayan Mosque, Yogyakarta, the beduk is just like a bedug I've encountered before with a size that is not too big. This beduk is often used, visible from the skin of the middle part which is already slippery and forms a wasp as a map on an island. The handle also looks slippery, a sign often in the hands of humans.
Beduk is a message sender in some areas. In Aceh, for example, the drum used as a means for various messages; for example to sign it's time to break the fast, sahur, imsaq, or preach the news of death. Beduk is a multi-functional messaging device.
Here are some links to my previous post about beduk:
In shopping centers such as Thamrin City, Jakarta, also displayed beduk.
Beduk also seen in hotel like in Santika Jakarta or at Holiday Inn Hotel and the other hotel many mall in Indonesia.
So, the beduk is not always found in the mosque, because the beduk is a symbol and tradition that must be preserved anywhere.[]
Bedug ini memang sudah sulit di temui. Kalau dulu di kampung saya, itu kalau sudah tiba waktunya berbuka puasa, sering terdengar suara bedug di menasah. Namun dua tahun belakangan tradisi ini mulai hilang, dan telah berganti dengan suara sirine dari radio fm.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Tahun 1996, saya pernah menulis cerpen berjudul Tambo alias beduk yang dimuat di koran Suara Karya. Itu cerpen pertama saya yang agak “berat”, berkisah tentang tersingkirnya beduk oleh sirine.
Tahun 1996 saja sudah tersingkir, apalagi sekarang.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Betul, sangat di sayangkan, tradisi bedug ini mulai tenggelam seiring perkembangan jaman. Ya, mau tidak mau, adat budaya terdahulu lambat laun musnah, di telan perubahan jaman 😞
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit