Cerita di Balik Pendakian Pertama, Yihaaa...!!

in travel •  7 years ago 

Pendakian Pertama

Pendakian panjang Bur Lancuk Leweng di sebuah desa Asir-Asir Kota Takengon, Aceh Tengah menjadi pendakian pertamaku menyusuri lebatnya hutan, menapaki terjalnya jalur pendakian yang saat itu masih berupa jalur biasa yang dipenuhi dengan tanah liat. Hingga menembus gelapnya malam hanya dengan beberapa cahaya senter berdiameter kecil yang menerangi setiap langkahku. Tak luput jua dari kencangnya hembusan angin disertakan suhu udara yang mencapai 8° Celcius yang menembus tubuh hingga merasuk ke tulang membuatku serasa akan kandas di pertengahan jalan.

Ini merupakan pertama kalinya aku mendaki gunung hanya dengan perlengkapan seadanya namun cukup untuk membuat tubuhku terasa begitu terbebani dan juga lelah. Bagaimana tidak! Tas Carrier berisi perlengkapan kemah berupa tenda dome, sleeping bag, hammock, dan logistik/makanan yang mencapai berat hingga (±) 15 Kg, aku tenteng sendirian di punggung bagian belakangku. Namun tak membuatku menyerah hanya karena hal seperti ini, semangatku yang bergelora semenjak hari keberangkatan menuju kota Takengon telah membara layaknya tak sabar ingin melepas teriakan kencang di puncak gunung agar alam mendengar bahwa aku telah datang menemani mereka dari kehidupan semesta.

Kala itu perjalanan ku dimulai dari kota Petro Dollar, yakni sebutan bagi kota kecil Lhokseumawe yang dahulu kala merupakan kota penghasil kekayaan alam terbesar di Indonesia yang mampu membangun Nusantara. Perjalanan ini di ikuti beberapa anggota Komunitas Steemit Indonesia sebanyak 6 orang.

Member Of Hiking From Indonesian Steemit Community

  • @levycore as Bang Levy berperan sebagai tuan rumah, karena tanah Gayo merupakan kampung tercinta beliau. hehehe :D
  • @birrulibmc as Birrul berperan sebagai tour guide (Menurutku sih. hahaha :D)
  • @fahmitapakba as sang maestro pendaki berperan sebagai tour guide senior berpengalaman dalam bidang hiking
  • @kakilasak as Bang Ucok berperan sebagai tour planner yang cuma ingin menghabiskan masa liburan kerja dengan nanjak. Yakin sanggup bos? @kakilasak Hahahahah
  • @abduhawab berperan sebagai turis dari Turkey bagiku sih :D Tapi aku salut sama ni bapak, umur boleh tua, jiwanya anak muda. Semangat ya pak!!! @abduhawab Hahahaha
  • @alfarisi as alfa sebenarnya sih aku tak memiliki peran apa-apa, tapi aku menjadi penenteng tas carrier/tas gunung dengan beban belasan kilo bosquu,pegel-pegel deh nih badan. Tapi tak apalah, yang penting gaspollll Hahahaha :D

Perjalanan Pun di Mulai, Yihaaa...!!

Sebelum memulai perjalanan, awal mulanya aku dan teman-teman lainnya berkumpul terlebih dahulu di satu tempat untuk memulai perjalanan bersama. Agar terlihat lebih seru dan asyik, kami membawa camera sebagai alat pengabadian momen yang mungkin saja akan menjadi indah. Maklum saja, kami adalah laki-laki yang mau eksis juga dong di sosmed masa kini. Hahahah :D Setelah semuanya berkumpul, aku, mereka, dan kuda besiku tercinta langsung gaspol menuju Kota Takengon melalui jalan KKA yang orang bilang sih jarak tercepat untuk menempuh ke negeri di atas awan (Takengon).

Akan tetapi salah satu kesahalan fatal kami ialah kami tak memperkirakan kondisi cuaca selama melakukan perjalanan menembus hutan belantara yang diselimuti kabut dengan suhu udara entah berapa derajat celcius kala itu. Yang aku tau kondisi saat itu bener-bener dingin hingga membuat seluruh tubuhku terasa begitu kaku seperti aliran darah telah membeku. Bernafas saja sampai mengeluarkan asap padahal itu adalah udara dingin dari gas sisa paru-paru yang dihembuskan keluar (air) akan berikatan dengan molekul air di udara luar sehingga membentuk ikatan hidrogen yang akhirnya membentuk dalam rupa asap putih. Hal ini merupakan dasar fisika umum akibat proses kondensasi (pendinginan) akibat perbedaan suhu pada bagian dalam dengan luar. Sebenarnya ini merupakan hal yang lumrah terjadi dibawah suhu 10° Celcius. Berbeda dengan tempatku yang panas nya ekstrim banget.

Perhentian Pertama

Selama kami melakukan perjalanan, beberapa kali kami coba berhenti untuk menghangatkan tubuh dari dinginnya hutan belantara. Perhentian pertama kami yaitu Puncak Gunung Salak yang telah menjadi tempat terfavorit bagi kamu muda mudi menikmati lukisan alam serta sejuknya udara di tengah belantara hutan dari atas puncak. Akhir-akhir ini tempat ini menjadi booming sebagai salah satu destinasi wisata populer yang baru tercipta sebagai spot tujuan liburan. Kalau di pikir cukup bermanfaat bagi warga sekitar sebagai penunjang perekonomian mereka dengan berjualan. Karena tempat ini menjadi tempat perhentian yang paling diminati bagi wisatwan yang ingin berlibur ke Takengon melalui jalur KKA. So, tidak ada salahnya mereka berlomba menunjang kondisi ekonomi mereka dengan berjualan aneka ragam macam makanan dan juga minuman yang tak lepas dari yang namanya kopi Gayo. Kopi Gayo ini merupakan kopi paling populer di dunia jagat penikmat kopi teman...! termasuk dunia juga telah mengenal kopi yang di produksi dari tanah Gayo ini lho.

Sanger Espresso Coffe

Selain cita rasa dari kopi ini yang sangat nikmat, kopi ini juga di olah oleh tangan-tangan berpengalaman dari para petani kopi yang ada di daerah Aceh Tengah terutama tanah Gayo. Pokoknya dijamin bagi kalian yang belum pernah mencobanya, lalu ingin tahu bagaimana kenikmatan yang terdapat dari kopi ini kalian bisa langsung datang ke tanah Gayo (Takengon), dimana tempat ini menjadi produksi kopi Gayo terbaik yang telah di akui dunia. Nah, berbicara tentang kopi rasanya belum sah bukan jika kita belum mencicipinya? Apalagi dengan salah satu kopi favorit ku yaitu Expresso susu. Cita rasa berbeda dari kopi biasanya tersaji di dalam kopi ini yang begitu nikmat di lidah hingga mampu menghilangkan rasa kantuk (Kata orang-orang sih), tapi menurutku sebenarnya ini hanyalah sugest biasa. Dimana ketika kita memberi sugest terhadap diri sendiri untuk tidak terasa kedinginan, maka disaat itu pula tubuh kita seperti terasa hangat. Padahal kenyataannya tidak, namun karena sugest ini yang merubah penalaran jiwa menjadi berbeda. Aneh bukan? inilah dunia, Hahahaha

Melanjutkan Perjalanan

Oke, perhentian pertama done...! dengan seduhan kopi Gayo ternama. Selanjutnya ialah melanjutkan perjalanan menuju Kota Takengon yang masih beberapa puluh KM lagi jauhnya. Dalam perjalanan ini kami berjuang melewati tiap kelokan, tanjakan, serta turunan dengan kondisi suhu yang super dingin dalam kegelapan hutan. Sepertinya sepanjang perjalanan ini aku belum menemukan satupun lampu jalan yang menerangi lintasan. Hanya lampu dari sepeda motor kamilah yang memberi kehidupan di tengah lintasan ini dalam sepanjang perjalanan. Dinginnya suhu aku tantang tanpa kenal yang namanya menyerah, begitu juga dengan beberapa temanku lainnya yang berjuang menembus kondisi ini. Akan tetapi ada salah satu temanku yang membuatku geleng-geleng kepala. Yakni @kakilasak as Bang Ucok yang tak memakai selapis jaket pun di tubuhnya akhirnya harus kandas di pertengahan jalan untuk mengenakan jaket cadanganku. Beliau kandas karena tak tahan dinginnya suhu yang sudah merajalela menembus pori-pori hingga mencapai tulang.

Akhirnya kamipun terpaksa berhenti karena sudah tak sanggup menahan dingin. Beberapa dari mereka ada yang mencoba membakar sepuntung rokok sebagai penghangat sementara, adapula yang menambah ketebalan jaket mereka dengan mengenakan jas hujan. Termasuk aku yang menambah jaket di tubuhku karena sudah tak tahan. Begitu juga dengan Bang Ucok mencoba mengenakan jaket cadanganku sebagai penghangat tubuh. Lalu kembalilah kami dengan sisa-sisa perjalanan hingga akhirnya tiba di Kota tujuan. Kala itu jam telah menunjukkan pukul 00.00, kami mengelilingi kota untuk mencari perlengkapan seperti makanan tambahan. Lalu barulah kami menuju rumah @levycore as Bang Levy untuk mempersiapkan segalanya. Setibanya kami disana, kami di sambut hangat oleh keluarga besar beliau dengan di seduhkannya kopi Gayo yang masih panas, dan itu luar biasa nikmatnya karena di olah oleh mereka sendiri. Namun dalam melakukan pendakian ini, kami membutuhkan ijin dari kepala Lurah setempat akan kunjungan kami kesini, maka dari itu keluarga beliau meminta ijin langsung kepada pak Lurah bahwa kami akan melakukan pendakian menuju Bur Lancuk Leweng (Dalam bahasa Gayo).

Tiba di Kota Tujuan & Lanjut ke Pendakian

Kiranya beberapa jam kami beristirahat sembari mempersiapkan segalanya, jam pun telah menunjukkan pukul 02.00. Langsunglah kami melakukan perjalanan dengan berjalan kaki beberapa ratus meter menuju lokasi tanjakan pertama. Dengan menghidupkan senter sebagai penerangan jalan, kami telah berada pada jalur utama menuju puncak. Maka pendakian pun telah di mulai dari sini. Perlahan tapi pasti, lelah juga menghampiri. Dentuman jantung yang memompa semakin cepat membuat tubuh ini terasa hangat. Padahal saat itu suhu sudah mencapai puncaknya. Tapi lelah buka menjadi hambatan bagi kami, gelapnya malam dengan lebatnya hutan tak membuat kami gentar akan pendakian ini. Langkah demi langkah kami lewati dengan menapaki setiap tanah yang masih becek sehabis hujan semakin menambah perjuangan kami menanjaki lintasan ini.Beberapa kali kami beristirahat karena sudah kelelahan, beberapa kali pula kami mengabadikan foto sembari menikmati keindahan malam kota Takengon dari ketinggian.

Puncak Yang di Nanti

Selama hampir dua jam kami menanjak, akhirnya sampai pula kami pada puncaknya. Dan disinilah aku mengucapkan syukur atas segala nikmat yang telah diberikan Tuhan. Dari atas ini aku dapat melihat bagaimana luar biasanya Tuhan menciptakan alam seluas ini. Malam tak menjadi hambatanku untuk menikmati keindahan, namun pagi juga menambah kekagumanku tehadap semesta. Jujur, ternyata dunia ini begitu mengagumkan jika dilihat dari atas. Sulit kubayangkan bagaimana proses terciptanya semesta ini. Tapi inilah bukti bahwa Tuhan itu sang Maha Kuasa yang mampu menciptakan segalanya yang tak mampu di buat oleh manusia manapun di dunia ini. Tak lepas dari rasa syukur ku terhadap dunia yang aku tempati hanya sementara ini. Aku yakin bahwa ini hanya secuil lukisan Tuhan yang dipersembahkan kepada kita sebagai makhluk hidup berakal yang menempati dunia ciptaan-Nya.

Terima kasih kepada kalian yang berusaha lelah bersama, perjuangan menanjak ini sungguh luar biasa yang pernah aku rasakan. Tanpa kalian, perjalanan ini takkan ada arti sama sekali. Dari inilah aku tahu bahwa begitu luasnya kehidupan diluar sana yang bisa aku rasakan tanpa beban apapun. @levycore @birrulibmc @kakilasak @abduhawab @fahmitapakba

Mountains are the best teachers in the study of ego, patience and limits...!!


Follow me at :

Thanks For Reading This Post, If You Like, Upvote and Keep Resteem


-Komunitas Steemit Indonesia-

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

Sungguh pengalaman yang tak akan terkikis dalam ingatan, dan hanya para pejiwa besar yang mampu mengatasinya.
Luaarrrr biaasaaaa😂😂😂.

Bener bang, seumur hidup aku ini adalah pengalaman yang paling luar biasa. Aku belum pernah nanjak, dan sekali nanjak rasanya luar biasa banget walaupun tenaga ku terkuras habis pas nyampek di lhok hahah. Tapi luar biasa. Aku jadi pengen nanjak lagi kemanapun 😂😂😂 @fahmitapkba

Tanggal 13 ini kita mau naik burni klieten,,
@alfarisi mau gabung..??

Mantap sekali tu @alfarisi.
Pendakian pertama dengan para steemians.

Terima kasiih banyak bang :D @podanrj

Salah satu pendakian tergilaaaa... Malam kurang tidur, kerjaaaa, sore bererak diiringi rintik hujan. Sampai asir asir tengah malam. Masih hujan daki lagi, bawa kayu pulak. Trus becek mutar2 seolah tak da ending. Jam 4 baru sampai. Bkn puncaknya yg berkesan, tu hanya bonus. Tp perjalannnyaa.. Luwarrr byasaaa haha

Hahahahaha bener banget bang, perjalanan ini luar biasa menantang nya bagi sang @kakilasak yang katanya dari kecil terlalu lasak kaki nya, jadi karna nanjak tengah malah langsung hilang lasaknya :D @kakilasak Ditambah pingkul kayu yakan yg bikin kesusahan jalan sampe ngos2 san hahahah

Kita akan taklukkan yg lebih tinggi lagi. Pendakian yang sangat menyenangkan. @alfarisi anak muda yang tanggung, luar biasa.

Terima kasih banyak bang, semoga di kesempatan lain kita bisa nanjak lagi sama2 ke puncak lainnya :D Ini sangat luar biasa dan tidak bisa saya lupakan. Pengalaman pertama yg begitu luar biassaaaaa @abduhawab

Yihaaa :D

Wkwkwkwkwkwkw

wow, parjalanan pendakian yang luar biasa 😉
great post 😋😋😍😍😆😆 @alfarisi

terima kasih banyak bang rezi :D @rezizulfian

Mantap jiwa. Mungkin sesekali kita bisa ikut tour bersama-sama bg @alfarisi....

Salam hangat dari saya.

Terima kasih banyak bang. Dengan senang hati saya akan ikut jika ngetrip bareng bang hahaha @said-nuruzzaman

Perjalanan menyayangkan, salam perkenalan dari saya karena baru bergabung di Steemit.

Salam kenal kembali mbak ;) @rimasteem

Yeaaaaahhhhhh,, mantaaaappppo

Yuukkk ikut bang hahah

Luarr biasaaaa,,, @alfarisi

Terima kasih banyak nanda @nanda05

Seorang pendaki, ulet, fisik ok, tahan perih dan biasanya romantis
Mantap keren

Hhahah abg ini bisa saja :D @kunrishartanto

Mantap bg senior.
Salam dari abu

Aduhhh bang saya masih di bawah umur loh hahaha, seharusnya abg manggil saya adik aja :D @abupasi.alachy

postingan yang bagus kawan, semoga kedepannya lebih baik lagi dengan ide-ide yag lebih sempurna... jangan lupa follow me @pojan, Upvote dan berikan juga komentar yang positif.

https://steemit.com/life/@pojan/karena-dia-kita-bahagia-

Terima kasih banyak kwan

sangat keren

Terima kasih banyak

Powerfull bro..
Semoga komunitas steemit indonesia juga berkembang pesat dan tinggi setinggi gunung itu..hehe

amin amin amin, semoga semua itu dapat jadi kenyataan bang. Terima kasih telah mendo'akan yang terbaik buat komunitas ini :) @mujadpricelv

Congratulations! Artikel anda masuk peringkat 10 kategori Tulisan Dengan Bayaran Terbanyak, di 10 Besar Tulisan Hari Ini di https://steemit.com/peringkat/@puncakbukit/10-besar-tulisan-hari-ini-selasa-3-oktober-2017 .. *-)