Senandung Alam Yang Membuat Rindu

in travel •  7 years ago  (edited)

selamat pagi siang ataupun malam para stemian semua dimana pun anda berada..

Pada kesempatan kali ini saya ingin menceritakan sebuah perjalanan yang lalu dan candu akan rindu

Awal bulan tahun ini tepatnya Maret 2017 lalu, 6 orang mahasiswa termasuk saya berencana untuk berlibur
ke alam liar sembari melepas kejenuhan akan keseharian di perkotaan yang menjemu, kali ini perjalanan takengon atau biasa disebut kota dingin, 3 orang perempuan dan 3 orang laki-laki, tentunya dari kami ada beberapa yang memang sudah sering dengan perjalan seperti ini, kami mengerti akan resiko besar kehadiran perempuan di alam liar yang kami ikut sertakan, tentunya tidak terlepas dari izin dan prasangka orang sekitar akan terjadinya hal yang tak di inginkan, beda ceritanya kalau hanya laki-laki saja karena perjalanan ini memakan waktu 2-3 hari, jadi kami sediakan semua perlengkapan camping, termasuk tenda untuk kami tidur, oleh karena itulah untuk daerah Aceh yang kita ketahui ini sangat menjaga hal itu karna takut akan tertimpa musibah dan kutukan jika ada orang berbuat mesum di alam yang mereka jaga, benar memang itu adalah hal yang memang harus di tegaskan, tapi tak terlintas di fikiran kami untuk melakukan hal yang tidak senonoh itu apalagi untuk saya pribadi yang memang mengerti akan hukum alam dan sopan santun para penjelajah alam
bisa saya contohkan ungkapan kasarnya "jika kami mau berbulan madu, untuk apa kami kesini, kota tempat kami tinggal menyediakan banyak hotel untuk kami tiduri dengan kenyamanan dan fasilitas yang lebih memuaskan, bukan kah begitu"
usaha demi usaha pun kami lakukan, meminta izin untuk camping kepada kepala lorong, tuha peut, geuchik di tempat itu dan akhirnya izin pun kami dapatkan, menjelang azan magrib waktu itu dengan hujan yang turun rintik rintik kami putuskan untuk laki-laki mendaki terlebih dahulu ke atas untuk melihat kondisi tempat, karna kami takut akan hujan besar dan banyak genangan air di atas, para perempuan kami titipkan di rumah warga di bawah jalan pendakian, bukit bukan gunung, kita bisa berjalan selama 30 menit kurang lebih untuk sampai ke atas, di tengah perjalanan ternyata hujan turun makin deras, dan kami paksakan untuk naik keatas, sepertiga hampir sampai ke atas ternyata salah satu teman kami tergeletak dan hampir pingsang (pitam), karna jalan yang becek dan suhu yang sangat dingin, akhirnya kami putuskan untuk turun lagi dan memilih untuk naik ke atas besok pagi, karna memang kondisi di atas yang tidak memungkinkan, kami bermalam di rumah warga yang ada di bawah jalan pendakian, ibu marni namanya, seorang ibu rumah tangga, dia orang yang baik dan bersahabat, kami pun berbincang hangat, namun yang saya sesalkan adalah kekecewaan dari teman perempuang yang tidak tau dengan kondisi di atas bukit dan seolah-olah ngotot untuk tetap camping ke atas bukit malam itu, kami jelaskan baik-baik kepada mereka agar mereka mengerti, dan kami juga kecewa sebenarnya.
Kokok ayam di subuh pagi, kami enggan untuk bangun karena suhu yang sangat dingin memaksa untuk kembali tidur, tapi kami punya tujuan dan akhirnya paksakan untuk bangun dan bersiap-siap, selesai sarapan pagi kami pun naik keatas untuk melepas rasa penasaran dan tentunya tidak boleh ketinggalan berfoto-foto, hahaha, itu sudah seperti hal yang wajib, 'Bur Tuna' namanya, bukit dengan pemandangan elok dan indah, saya tidak pandai menceritakan keindahannya, tapi anda bisa lihat sendiri foto di bawah, dan sepuas berfoto-foto kami pun turun dan pamit kepada ibu marni untuk kembali melanjutkan perjalanan, meski tujuan kami untuk camping di atasnya tidak kesampaian, tapi pagi itu saya merasa bahagia melihat tawa dari teman perepuan yang puas akan tempatnya, itu membuat kami para lelaki tentunya kembali bersemangat, haha, kami lanjutkan perjalanan untuk mengelilingi jalan danau laut tawar, dengan udara yang sejuk dan keindahan di sepanjang jalannya, hampir 1 jam kurang lebih kami melngelilinginya dan sempat singgah di tempat yang tidak kalah cantiknya, 'Pantai Menye' ,lucu rasanya kami sampai disini dan tiba-tiba hujan turun tidak ada tempat untuk berteduh disini dan akhirnya kami pasangkan tenda untuk berteduk ditengah hujan yang tiba-tiba turun sangat deras, akhirnya itu menjadi camping penganti camping di bukit Bur Tuna, haha, intilah konyol yang kami candakan, setelah hujan reda akhirnya kami putuskan untuk pulang, pukul 6 sore waktu itu sampailah kami di perjalanan yang masih daerah takengon kami singgah untuk sholat magrib, dan membuat kesepakatan untuk tidur semalam lagi di rumah saudara salah satu teman kami, diluar dugaan karna memang karna waktu yang tidak memungkinkan kami untuk melanjutkan perjalanan, kami bermalam dan beristirahat dengan santapan ikan bakar, dan api unggun di dapur rumah, wooww, sangat nyaman rasanya, tidak bisa saya jelaskan, sayangnya kami tak sempat berfoto di tempat ini, dan tidurlah kami untuk bangun besok pagi dan lanjutkan perjalanan pulang, Alhamdulillah perjalanan kali ini selesai dengan kenangan yang tersisa dan banyak pengalaman tentunya,
akhir cerita, hari ini saya mengenang kembali perjalanan itu.

IMG_0061.JPG

Saya, Agus dan Fitra.

IMG_9896.JPG

Dirumah ibu Marni menyantap indomie :).

IMG_9918.JPG

Pagi hari di depan rumah jalan pendakian ke atas bukit.

IMG_9941.JPG
Pendakian bukit Bur Tuna.

IMG_9962.JPG
Photo candid wkwk.

IMG_0062.JPG
View dari atas Bur Tuna.

IMG_0063.JPG
Persinggahan di Pantai Menye.

IMG_0069.JPG
Candid lagi, wkwk.

IMG_0093.JPG
Camping Pantai Menye siang hari.

IMG_0127.JPG
Perjalanan pulang.

.
virkt8c322.jpg

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!
Sort Order:  

osadaron sobgula photo. sobgulai photo e amar onek valo legeche.

grazie mille

kamping itu memang sangat menyenagkan, karena kita akan ditemani dengan keindahan alam yang begitu luar biasa indah
@nissa like this

Ya benar sekali, terimakasih

Mantap brader. Perbanyak terus menulis ya..

Thanksyou brader scoot