Raung Harimau di Hutan Perbatasan Pidie - Aceh Barat: Trip Keliling Aceh #2

Perbatasan Pidie dan Aceh Barat. Foto: Habil Razali

Sekitar pukul 09:00 WIB, saya dan Muhajir owner akun YouTube @randomchannelaz sudah bersiap berangkat. Tiba-tiba, sebuah pesan daring saya terima dari Isran, teman sekampung. Dia menanyakan posisi kami, sembari mengatakan akan menyusul dan ingin ikut kami dalam trip Keliling Aceh ini.

Saya membalas bahwa masih berada di rumah dan segera berangkat. "Tunggu, 15 menit saja," kata dia. Kami menunggu Isran sembari mengingat barang yang mungkin saja terlupa kami sisipkan dalam tas.

Trip ini kami lakukan bertiga menggunakan dua motor. Saya dan Muhajir mengendarai motor beat keluaran tahun 2015. Isran mengendarai sendiri motor Scoopy keluaran tahun 2017. Dia tanpa boncengan.

Perjalanan kami mulai dari Keumala ke Meulaboh melalui jalur Geumpang - Tutut, pada Selasa, 26 Juni 2018. Kemudian, Meulaboh ke Beutong Ateuh, Nagan Raya. Setelahnya, bakal tembus ke Takengon, Bireuen, dan berakhir di Keumala. Trip ini rencananya kami lakukan selama sepekan.

Belasan menit setelah pesan daring dikirim, Isran datang ke rumah. Setelahnya, perjalanan pun kami mulai. Dari Desa Jijiem, Keumala, Pidie, kami bergerak ke arah Tangse. Setiba di Geumpang, kami hanya berhenti sebentar di warung kelontong untuk membelikan air mineral dan makanan ringan.

Kami sempat lupa untuk mengisi penuh minyak motor. Bahkan, sudah sejauh beberapa kilometer mendaki pegunungan jalur menuju Tutut, kami terpaksa kembali ke pasar Geumpang untuk mengisi bahan bakar. Meski belum habis, kami sengaja mengisi penuh untuk mengantisipasi kekurangan minyak di tengah perjalanan.

Sepanjang jalanan yang kami lalui menanjak. Di beberapa titik, rerumputan bahkan sudah menutupi setengah dari badan jalan. Saat mulai mendaki, hawa sejuk mulai menembus jaket yang kami kenakan. Kami sempat beberapa kali berpepesan dengan penambang yang baru saja pulang.

Sekitar setengah jam memasuki jalanan Geumpang - Tutut, kami terpaksa berhenti sebentar. Dua alat berat tengah bekerja memperluas badan jalan yang mulai menyempit. Dari arah berlawanan, secara kebetulan kami bertemu dengan teman yang hendak menuju Keumala.

Jadilah kami berhenti sejenak di pinggir jalan sembari menikmati makanan ringan dan kopi arang yang kami bawa dari Lhok Keutapang, Tangse. Setelah jalan kembali dapat dilalui, kami melanjutkan perjalanan.

Sekitar 15 menit kemudian, kami tiba di garis perbatasan Kabupaten Pidie - Aceh Barat. Kecepatan motor yang tinggi, membuat kami sempat melewati garis yang dicat putih di badan jalan itu. Maka kami harus putar balik sejauh 100 meter.

Di garis perbatasan, tidak banyak yang dapat dilihat. Selain hutan di kiri dan kanan, aspal, cat putih pertanda batas, dan satu papan ucapan selamat datang. Di sana, kami asik berfoto di tengah garis perbatasan. Melompat ke sana kemari sambil terus bilang, "Pidie, Aceh Barat". Kalimat itu terus kami ulangi sambil melompat garis perbatasan.

Saking cerianya, kami seperti tidak diterima oleh penghuni hutan di sana. Saat Muhajir dan Isran tengah asik merekam video, saya duduk sebentar di pinggir jalan menghadap ke hutan. Dari arah hutan yang lebat, saya mulai mendengar suara yang sering saya dengar di channel Natgeo.

Entah benar atau tidak, pendengaran saya menangkap suara raungan harimau. Saya bahkan menyuruh Isran dan Muhajir mendengarnya. Saat keduanya mendengar, suara raungan harimau semakin membesar dan dekat. Dengan spontan, kami segera mengendarai motor yang kami parkir di tepi jalan.

Kami bergegas meninggalkan garis perbatasan itu menuju arah Meulaboh. Di Kubu Aneuk Manyak, kami singgah sebentar untuk salat Zuhur dan makan siang. Kami tiba di Meulaboh, sekira pukul 17:00 WIB, setelah singgah di beberapa tempat.

Bersambung