Enjoy the Hanging Bridge in the Village ~ Menikmati Jembatan Gantung di Kampung [ Inggris - Indonesia ]

Yesterday, March 03, 2018. Me and some friends after visiting the school in Lapang, filetrip to the suspension bridge in Leung Baro village, Lapang sub-district, North Aceh district.

Kemarin, 03 Maret 2018. Saya dan beberapa teman usai mengunjungi sekolah di Lapang, melakukan filetrip ke jembatan gantung yang ada di desa Lueng Baro, Kecamatan Lapang, Kabupaten Aceh Utara.

The existence of this bridge is not really in the corners. Due to the fairly close to the main road Medan-Banda Aceh. Only a few get inside of that main road.

Keberadaan jembatan ini bukan benar-benar berada di pelosok. Dikarenakan lumayan dekat dengan jalan utama Medan-Banda Aceh. Hanya sedikit masuk ke dalam dari jalan utama tersebut.

This suspension bridge when viewed from his age, it seems already many years ago built. It can be seen from some boards that are used as roads from this suspension bridge has been replaced with a new board. Marked his age is long so that there are already started damage on the bridge. Not only that, the small holes in the board as a place to stand as it also has been adorned crossing the suspension bridge that this length I forget to measure, hehehe.

Jembatan gantung ini jika dilihat dari usianya, sepertinya sudah bertahun-tahun yang lalu dibangun. Itu bisa terlihat dari beberapa papan yang dijadikan jalan dari jembatan gantung ini sudah di ganti dengan papan baru. Bertanda usianya sudah lama sehingga sudah mulai ada kerusakan-kerusakan di jembatan. Tak hanya itu, lobang-lobang kecil dipapan sebagai tempat berpijak ketika melintasi juga sudah menghiasi jembatan gantung yang panjangnya ini lupa saya ukur, hehehe.

Big river flow just under the bridge sometimes makes the bridge users feel scared when the bridge swayed gently but surely. Especially when the number of motorcycles (red: train for the people of Aceh) that the road in unison on the bridge. So get ready, the bridge will shake and feel a bit extreme for us who are afraid.

Aliran sungai besar tepat berada di bawah jembatan kadang membuat para pengguna jembatan merasakan takut ketika jembatan bergoyang lembut tapi pasti. Apalagi saat banyaknya sepeda motor (red: kereta bagi orang Aceh) yang jalan berbarengan di atas jembatan. Maka siap-siap, jembatan akan goyang dan merasakan sedikit ekstrem bagi kita yang takut.

However, extraordinary through the load carried on the train varies. This bridge to this day can still be utilized and passed by the local community.

Namun, luarbiasanya meski beban yang di bawa kereta berbeda-beda. Jembatan ini sampai hari ini masih bisa dimanfaatkan dan dilalui oleh masyarakat setempat.

This is the third suspension bridge in my level of extreme standards. Because I've been through the first suspension bridge is worse than this, I found in remote parts of Sawang (forgot what the area name, because it was still a period of gray-white, hahaha). In contrast to the second suspension bridge in Langsa Forest Protection Forest. This bridge when I passed fairly spelled without causing users fear bridges. Somehow the next bridge that I will pass.

Ini jembatan gantung yang ke tiga menurut saya tingkat ektremnya standar. Dikarenakan saya sudah pernah lalui jembatan gantung pertama lebih parah dari ini, saya temukan di pelosok Sawang (lupa nama daerahnya apa, karena saat itu masih masa-masa putih abu-abu, hahaha). Berbeda dengan jembatan gantung kedua yang berada di Hutan Lindung Kota Langsa. Jembatan ini saat saya lalui terbilang sempurna tanpa menyebabkan pengguna jembatan ketakutan. Entah bagaimana jembatan selanjutnya yang akan saya lewati.

This is my experience. What about the experience of friends all while riding a suspension bridge? Let's take that story in our own writing.

Ini pengalaman saya. Bagaimana dengan pengalaman sahabat semua saat naik jembatan gantung? Mari abadikan kisah itu dalam tulisan kita masing-masing.