Kapan Laut Kita Bersih?

Sore hari yang masih cerah. Saya dan beberapa teman menikmati hamparan laut lepas nan indah sekaligus damai itu. Melihat begitu banyak penunggu ombak yang asyik bermain di bibir pantai Pelabuhan, Krueng Geukuh; begitu ramai orang menyebutkannya.

Itulah laut yang menjadi tempat dimana orang-orang berlibur, melepaskan penat, mencari inspirasi hingga menghapuskan kerinduan pada mantan yang kini sedang bahagia (huhuuhu, sadis benar rasanya).

Laut juga menjadi tempat yang paling damai untuk kita lampiaskan semua kegalauan dan kerisauan hati. Sanggup mendengar dan terus mendengar dengan sesekali ombak menyapa lembut sang pencerita.

Kita bisa melepaskan kekecewaan dengan manusia pada laut yang tenang itu. Kita bisa mengirimkan rindu untuk siapa saja pada laut yang terus bergoyang setiap waktu. Hingga kita juga bisa membuat mimpi bersama saat berada di depan laut yang sama.

Sayangnya, kini laut yang banyak manusia kunjungi mulai resah dengan sampah yang tak indah. Kini laut yang banyak penghuni pagi hingga malam hari, mulai pudar cahaya keindahannya. Kini laut yang katanya tenang, mulai gundah dengan hasil perbuatan manusia. “Membuang sampah tidak pada tempatnya”, itulah pesan yang ingin disampaikan oleh laut kepada manusia. Sekaligus untuk mengambarkan keadaan laut hari ini. Dengan perilaku yang tidak baik karena tidak menjaga kebersihan laut. mMengharuskan laut milik kita bersama ini kehilangan jati diri sebagai tempat yang indah dan sukai banyak insan di dunia.

Oleh sebab itu, mari kita menjadi bagian dari orang yang menjaga kelestarian laut secara nyata. Mencintai laut tidak sekedar menikmati manfaatnya saja, tapi ikut melindunginya dari warna-warni sampah yang tak berguna.

Mari menjaga keindahan laut milik kita bersama. Hingga esok anak dan cucu kita masih bisa menikamatinya (pesan ini adalah pesan layanan masyarakat. Disampaikan oleh para pengunjung laut Pelabuhan, heheh).