Leang-Leang Makassar

in travels •  7 years ago  (edited)

Assalamualaikum Steemian semuanya. Tulisan saya kali ini masih mengenai jalan-jalan ke Makassar.
"Main ke Makassar? Jangan cuma diajak ke Losari" kata seorang teman dari Aceh, sebut saja namanya Anto. Ia bekerja dan menetap di Makassar. Beberapa kali kata-kata tersebut diulanginya dengan berbagai versi namun sama arti, terutama saat kami mengajak kerabat yang datang dari Aceh untuk menikmati wisata di Kota Makassar, Losari.
Anto sangat menyayangkan perihal minimnya pengetahuan wisata kami, mahasiswa semester akhir Unhas yang menetap lebih lama dibandingnya. Beberapa minggu yang lalu, kami diajaknya berkunjung ke Benteng Somba Opu di Kabupaten Gowa. Dan hari ini, Anto mengajak kami ke Leang-Leang. Pernah dengar Leang-Leang? Bagi kami, belum sama sekali.
Dengan hati gembira, senang tak terkira, kami bersama Anto dan juga kerabat yang baru tiba di Makassar meluncur ke lokasi yang dimaksud, Leang-Leang. Setelah makan siang, dari Jalan Perintis Kemerdekaan menuju Jalan Poros Maros-Soppeng, kami menyisiri jalanan yang agak lenggang dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam dan tiba sekitar 1 jam kemudian. Ketika memasuki Jalan Laeng-Laeng, kami disuguhi hamparan hijau sawah dan deretan baru karst yang berdiri tegak. Cantix bingitz kalau kata anak alay.
Taman prasejarah Leang-Leang ini terletak sekitar 11 km dari Kabupaten Maros. Menurut kompas.com edisi 12 Maret 2014, pergunungan karst yang sudah berumur ribuan tahun ini diakui sebagai kawasan karst terbesar kedua di dunia setelah Guangzhou di China. Wow.

image

Sebelum memasuki taman prasejarah Leang-Leang, karena waktu dzuhur telah tiba, kami menyucikan diri dan shalat di masjid yang berseberangan dengan taman. Setelah memanjatkan puji dan syukur kepada Pencipta, kami memasuki halaman taman dan berpose ria di depan batu-batu berserakan yang seakan tumbuh di tanah.

image
image

Bak model yang tengah bergaya di depan fotografer, terik matahari pun tak mampu mengurangi semangat jiwa muda kami, hmm, hmm, sambil sesekali bercanda, kami menyusuri tiap sudut dari tempat yang konon pernah ditenggelami laut ini. Sangat historic, tapi sayang ada beberapa sampah yang terselip di tebing-tebing dan berbagai coretan ulah tangan tak bersahabat.
Melihat ada beberapa pengunjung lain bersama pemandu, Anto mengajak kami bergabung dengan mereka. Pemandu tersebut mempersilahkan masuk ke gerbang gua yang telah dibukanya. Di dalam gua, kami melihat beberapa telapak tangan, lukisan alat berburu, lukisan babi dan sampah dapur yang diduga sebelumnya adalah dapur manusia purba yang tinggal di gua ini sejak 8.000-3.000 SM.

image

image

Sambil mendengarkan informasi yang disampaikan pemandu, tak lupa kami men-capture beberapa lukisab yang ada di gua. Setelah merasa puas, kami memutuskan untuk menyudahi wisata di lokasi ini. Bertambah lagi pengetahuan tentang sejarah di Makassar. "Lain kali jangan cuma ke Losari"
Kemana lagi kita?

Bagi Steemian yang udah ke Makassar. Ayo bagikan cerita lainnya seperti kak @renajuliana89 yang udah berkunjung ke sana dan menceritakan pengalamannya. Ayo adek @ridharinaldi kak @jumaidafajar @Deshavitra @yusna1803
Main-main ke Makassar.

Sampai jumpa lagi di next tulisan saya...
Wassalam.

Authors get paid when people like you upvote their post.
If you enjoyed what you read here, create your account today and start earning FREE STEEM!