Bagi sekutu militer NATO Amerika Serikat, hari yang baik ialah ketika Presiden AS Donald Trump melupakan keberadaan mereka. Sebaliknya, pada hari-hari buruk, Trump menyebut aliansi itu “sama buruknya dengan NAFTA,” mempertimbangkan apakah itu dapat mengakibatkan Perang Dunia III dan memicu pertanyaan tentang masa depannya.
Hari Selasa (19/3) mungkin masuk dalam kategori hari buruk bagi NATO. Sekali lagi, Trump menunjukkan bahwa ia tidak memahami aliansi tersebut, atau setidaknya mengabaikan semua yang ia ketahui tentang aliansi NATO.
Selama konferensi pers dengan Presiden sayap kanan Brazil Jair Bolsonaro, Trump mengatakan: “Saya juga bermaksud menunjuk Brazil sebagai sekutu utama non-NATO, atau bahkan mungkin, jika Anda mulai memikirkannya, mungkin sekutu NATO. Saya harus berbicara dengan banyak orang, tetapi mungkin sekutu NATO.”
Hal ini mungkin saran yang menarik, jika saja Brazil terletak di suatu tempat antara Yunani dan Inggris. NATO adalah singkatan dari North Atlantic Treaty Organization (Pakta Pertahanan Atlantik Utara), aliansi Eropa-Amerika Utara yang dalam banyak hal dirancang untuk kedua wilayah tersebut.
Untuk menambahkan Brazil, Trump tidak hanya harus “berbicara dengan banyak orang,” tetapi ia juga perlu membuat semua negara anggota NATO setuju untuk mengubah Pasal 10 perjanjian pendirian aliansi tahun 1949, yang menyatakan bahwa hanya negara-negara Eropa yang dapat bergabung, selain Kanada dan Amerika Serikat.
Agar adil, beberapa pihak lain juga menyarankan bahwa mungkin sudah waktunya untuk memodifikasi bagian perjanjian itu dan membuka aliansi untuk anggota baru seperti Australia, Jepang, dan Selandia Baru. Lebih dari satu dekade yang lalu, James M. Goldgeier, anggota Council on Foreign Relations, menulis bahwa menambahkan negara-negara baru dari luar Eropa dapat bermanfaat, “terutama pada saat Eropa mengalami kesulitan dalam memenuhi komitmen pertahanan mereka sendiri.”
Tapi tidak seperti Trump, para pendukung perubahan perjanjian pendiri berpendapat untuk mendukung NATO yang lebih kuat dan berani. Presiden Trump justru sering tampak tertarik untuk melakukan sebaliknya.
Baca Selengkapnya: https://www.matamatapolitik.com/analisis-salah-paham-soal-nato-trump-ingin-masukkan-brazil-jadi-anggota/
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
https://www.matamatapolitik.com/analisis-salah-paham-soal-nato-trump-ingin-masukkan-brazil-jadi-anggota/
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit