Part 1

Bandung 2 maret 2019

Aku merasa menjadi manusia paling bodoh sebagai lelaki aku gagal menjadi lelaki sejati karna sikap dan kelakuan bodoh yang mengendalikan otak dan tubuh ku.

Sedikit mundur kebelakang, semua bermula dari aku yang memutuskan untuk merubah kedudukan ku di hati seorang wanita yang awalnya hanya sebatas teman. Kami sudah lama kenal, aku dan dia berteman lebih dari lima tahun, dan juju raku menyimpan perasaan lama jauh dari sebelum aku menjadi seorang teman yang dekat dengannya, dia baik, perawakan wanita yang sempurna menurutku.

Sejak dulu aku selalu berusaha ada disaat apapun untuknya, sampai pada saatnya ada kejadian di hidupnya yang dapat merubah ku menjadi seseorang yang lebih untuknya. Setahun lalu, dia memiliki kekasih dengan hubungan yang mereka jalani sedikit tidak biasa dari orang lan, ya aku tau karna aku adalah tempat dia bercerita, dulu. Tidak seperti sekarang, penyesalan mungkin ada diantara kami, namun cinta sudah melekat yang dapat menutup rasa sesal itu.

Aku tidak sadar jika aku adalah seorang yang egois setelah memilikinya, yang awalnya aku tidak pernah mengekang, yang selalu membuatnya tertawa ria “katanya”. Tapi sekarang aku adalah orang lain, orang yang tidak pernah mendengar ceritaya, raut sedih di wajahnya semua sekarang karna ku, karna ke egoisan ku, kecemburuan ku, hingga aku menjadi manusia bodoh yang menyia-nyiakan seorang wanita yang ku perjuangkan dengan keberanian ku, berani meninggalkan pertemanan ku dengannya, merubah diriku dan ternyata aku salah, aku tidak bisa menjadi kekasih yang baik, aku gagal karna ke egoisan ku.

Aku tau saat ini dia marah, benci dan mungkin tak ingin melihat ku, iya aku sangat tau, karna aku pernah menjadi sahabatnya, hari ini aku sadar menjadi kekasih sekaligus menjadi teman baiknya lagi itu sulit, dan aku hanya gagal menjadi kekasihnya, aku menyingkirkan teman baiknya, saat ini aku menjadi sosok lelaki yang paling tidak di harapkannya dengan sikap ku seperti ini.

Andai waktu bisa di putar kembali, aku akan sedikit memutar waktu untuk menjadi lelaki hebat, lelaki yang tidak pernah menyakiti perasaannya, aku selalu ingat kapan aku menyakitinya.

Keberanian ku untuk mengatakan segalanya padanya saat ini mulai hilang bahkan mungkin tidak ada, tak dapat ku mengerti mengapa aku menjadi seperti orang lain untuknya

……