Menjadi relawan dalam membentuk mimpi anak-anak SD di Aceh Part. 2

Good afternoon Steemians😊
Let's read at lunch break, because i will continue my writing last night about my experience when Volunteering in an Inspiration Class.

Untuk Part. 2 saya akan mendeskripsikan kegiatan-kegiatan apa saja yang kami lakukan di kelas inspirasi Aceh Besar.

Sebelum memulai kelas, kami terlebih dahulu melakukan senam baby shark dan senam pinguin. Tujuannya adalah memberikan rasa senang dan semangat sebelum siswa/i masuk ke dalam kelas inspirasi. Senam baby shark dan senam pinguin yang sedang hits nya di media sosial tidak berlaku untuk daerah ini, sebab tidak ada satupun siswa yang tahu dengan senam pinguin apalagi baby shark, begitulah keadaan di sekolah ini yang tidak tersentuh oleh internet, sebab untuk jaringan saja susah untuk didapatkan.
Ternyata benar, bahwa mengajar siswa SD jauh lebih sulit dibandingkan siswa tingkat lainnya. Untuk mengatur barisan saja saya kesusahan apalagi ketika saya masuk kelas untuk mengisi jam kosong, tenggorokan saya terasa perih karena mereka sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. ada satu pengalaman lucu waktu saya di dalam kelas sedang menanyakan satu persatu cita-cita mereka. salah satu siswa mendatangi saya dan kemudian mengatakan sesuatu dalam bahasa aceh.
Siswa : ibu, lon ket ik
Saya : apa nak?? Ibu gak ngerti
Siswa : ket ik buk
Saya : bahasa indonesianya apa nak?? Ibu gak bisa bahasa aceh
Siswa : ket ik buk
Saya : owh mau minum ya??
Siswa : han buk, ket ik
Saya : (waduh, apa ini dalam hati saya)saya pun bertanya pada siswa yg lain dan mereka hanya diam. Untungnya ada 1 siswa yang mengerti bahasa Indonesia, dan dia menjelaskan sama saya bahwa dia mau ke kamar mandi untuk pipis. dari pengalaman ini saya dapat kesimpulan bahwa bahasa indonesia belum didapatkan dengan baik dan benar oleh siswa/i yang bersekolah di sekolah pedalaman.

untuk menuju sekolah, jika kita dari Banda Aceh menghabiskan waktu sekitar kurang lebih 1.5 jam dengan kecepatan rata-rata 80 km/jam (sepeda motor). Dan kurang lebih 30 menit dari jalan raya masuk lorong kecil menuju perdesaan dengan jalan berlubang dan jembatan kayu. Dan di desa ini profesi wali muridnya 100% petani.

So, di kelas inspirasi ada 4 relawan, yaitu :

Relawan penggiat, sebagai panitia yang menyelenggarakan kelas inspirasi di Aceh
Relawan Fasilitator, yaitu relawan yang memfasilitasi semua kebutuhan dan keperluan acara mulai dari survey hingga hari H
Relawan dokumentator yang mendokumentasikan kegiatan selama acara berlangsung
Relawan Inspirator yaitu relawan yang sudah bekerja/mempunyai profesi yang nantinya akan menjadi model untuk membentuk mimpi siswa/i di sekolah.
Dan saya adalah relawan fasilitator. Gambar di atas adalah gambar yang diambil ketika inspirator sedang menggambarkan profesi mereka kepada siswa dan siswi. Karena, cita-cita itu tidak hanya guru, dokter, polisi dan tentara masih banyak profesi lainnya yang ada yang mampu membuat mereka nantinya menjadi orang yang bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain maunpun negara.

Diakhir kelas siswa/i diminta untuk menulis cita-citanya di kertas yang berbentuk daun yang nantinya akan dibuat sebagai pohon harapan.

Meskipun inspirator sudah menghabiskan 1.5 jam di kelas untuk membentuk cita-cita Mereka. Masih saja ada siswa yang belum mengerti apa itu cita-cita. Ada yg menulis ingin jadi bola dan jadi kupu-kupu padahal mereka sudah berada di kelas 4 SD. Ini sangat jelas bahwa mereka masih membutuhkan volunteer untuk membuka wawasan mereka untuk melihat dunia demi masa depannya.
kami juga membuat pohon harapan SDN 1 Panca yang bertujuan agar mereka selalu ingat dengan cita-cita mereka, bahkan ketika mereka sudah lulus nantinya ataupun sudah bekerja nantinya. Mereka masih tetap bisa melihat, oh itu dulu cita-cita saya.

Foto ini sebagai penutup dari kelas inspirasi. .
Sampai disini pengalaman saya di kelas inspirasi aceh besar.
Untuk program lanjutan kami masih perlu banyak tangan dari volunteers yang ada diluar sana.

kami segenap relawan kelas inspirasi Aceh Besar