ISRA MIIRAJ menjadi salah satu peristiwa penting bagi umat Islam. Dalam peristiwa ini,
Nabi MUHAMMAD SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Haram, Mekah ke Masjidil Aqsa Palestina dan kemudian menuju ke Sidratul Muntaha di langit ketujuh pada malam hari.
Puncak dari Isra Miraj adalah Nabi Muhammad SAW menerima perintah salat lima waktu. Perjalanan Nabi Muhammad SAW memang lebih menonjolkan aspek akidah dan ibadah. Namun peristiwa ini bisa diintegrasikan dengan aspek saintifik.
Profesor Riset Astronomi-Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin menuliskan, Isra Miraj bukanlah perjalanan antariksa atau perjalanan menggunakan pesawat terbang antarnegara dari Mekah ke Palestina.
Penjelasannya yang bisa dipahami sains,'' kata Thomas.
Thomas menuliskan, Isra Miraj dalam pendekatan saintifik merupakan perjalanan keluar dari dimensi ruang dan waktu. Memang dia mengatakan, cara Rasulullah melakukan perjalanan itu, ilmu pengetahuan tidak bisa menjelaskan, namun dia menegaskan, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan itu bukan dalam keadaan mimpi.
''Penjelasan perjalanan keluar dimensi ruang waktu setidaknya untuk memperkuat keimanan bahwa itu sesuatu yang lazim ditinjau dari segi sains, tanpa harus mempertentangkannya dan menganggapnya sebagai suatu kisah yang hanya dapat dipercaya saja dengan IMAN.