Dalam sepakbola, histori dan statistik selalu menjadi acuan dalam setiap analisis para pandit. Namun, bola sepak tetap bukan matematika dengan perhitungan di atas kertas. Bukan pula mitos yang sepertinya “kekal” dan tak mungkin dipecahkan.
Real Madrid adalah salah satu pembuat mitos dan dia juga pemecahnya. Berbagai rekor dibuat klub dari ibu kota Spanyol itu dan dia juga yang mematahkan mitos. Mislanya saja mitos tak pernah ada klub yang berhasil mempertahankan juara Liga Champion sejak format baru digulirkan pada medio awal 90-an, namun tim “putih” ini mengubur mitos itu. Bahkan ia mengulang prestasi nya di “jameun kreue’un” dengan menyabet gelar terbaik Eropa tiga kali beruntun.
Sebulan usai Madrid memutus mitos, Piala Dunia dimulai. Ini adalah piala dunia pertama yang digelar di Rusia. Tak Hanya itu, ajang sepakbola ter akbar sejagad ini juga pertama kalinya di Eropa Timur.
Dalam sejarahnya, Benua Eropa memang telah berulang kali ditunjuk menjadi penyelenggara, namun dari 10 kali menjadi penyelenggara sebagian besar dihelat di negara-negara dari Eropa Barat dan Selatan. Oleh sebab itu World Cup 2018 terasa spesial bagi Eropa Timur.
Ada satu mitos yang masih bertahan sejak gelaran ke tiga Piala Dunia. Sejak Italia juara pada 1938, selalu ada juara dunia baru setiap 5 turnamen selanjutnya.
Pada 1958, Brasil yang kini disebut “rajanya” Piala Dunia memulai langkah besarnya. Lalu pada 1978 juara baru muncul. Argentina dengan Mario Kempes nya berhasil ke puncak dunia. Sedangkan 1998 yang menjadi ajang pembuktian generasi emas Prancis menunjukkan kepada kita bahwa Brasil yang juga setiap gelaran turnamen selalu dipenuhi talenta tak berkutik. Pemain terbaik dunia Ronaldo yang disebut kena “tuba” jelang final tak bisa menolong timnya sekaligus menghentikan Prancis melanjutkan mitos tersebut.
Adapun kini setelah Prancis juara 20 tahun lalu, mitos juara baru menarik ditunggu. Piala Dunia 2018 memang spesial bagi Eropa Timur. Rusia tuan rumah, dan finalisnya Kroasia dari timur Eropa.
Apakah mitos ini kembali terulang ada di generasi emas Kroasia yang dipimpin Luca Modric. Nama tersebut juga salah satu yang membantu timnya memutus mitos juara Eropa di tingkat klub. Dua bulan kemudian dia malah bersiap melanjutkan mitos 20 tahunan yang dimulai sejak 80 tahun lalu. Modric siap bahu-membahu bersama Rakitic, Rebic, Mandzukic, Perisic, Lovren dan Subasic.
Semua mungkin, termasuk generasi emas Prancis yang berisi perpaduan pemain muda dan berpengalaman semisal Mbappe, Pogba, Umtiti, Kante, Varane dan Lloris yang bersiap menuliskan nama dengan tinta emas di negaranya.
Namun malam ini saya bersama negara pecahan Yugoslavia itu melanjutkan mitos selalu ada juara baru setiap 20 tahun sejak 1938. Kroasia yang hanya berpenduduk setara dengan Provinsi Aceh kini bersiap menunjukkan kepada dunia bahwa harus selalu menaruh rasa hormat pada lawan dan terus berjuang hingga akhir.
Kroasia juara, akan ada sejarah baru juga yang tercipta. Mereka akan menjadi juara baru dan bergabung dengan genk Uruguay, Italia, Jerman, Brazil, Inggris, Argentina, Perancis dan Spanyol.
Selamat berjuang Vatreni menjadi negara ke sembilan yang menjuarai World Cup!!!
semoga tahun ini ada juara baru.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Congratulations @cutlem! You received a personal award!
Happy Birthday! - You are on the Steem blockchain for 1 year!
Click here to view your Board
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Congratulations @cutlem! You received a personal award!
You can view your badges on your Steem Board and compare to others on the Steem Ranking
Vote for @Steemitboard as a witness to get one more award and increased upvotes!
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit