Pukul 3 sore hari
Dijalan yang belum jadi
Aku melihat anak-anak kecil
Telanjang dada, telanjang kaki
Asyik mengejar bola
At 3 pm
The road is not yet finished
I see little kids
Naked chest, bare feet
Fun chasing the ball
Kuhampiri kudekati
Lalu duduk di tanah yang lebih tinggi
Agar lebih jelas lihat dan rasakan
Semangat mereka, keringat mereka
Dalam memenangkan permainan
I approached
Then sit on the higher ground
To be more clear see and feel
Their spirits, their sweat
In winning the game
Ramang kecil, Kadir kecil menggiring bola di jalanan
Rully kecil, Ricky lika-liku jebolkan gawang
Little Ramang, little Kadir dribbling on the streets
*Ruli is small, Ricky twists the goalkeeper
Tiang gawang puing-puing
Sisa bangunan yang tergusur
Tanah lapang hanya tinggal cerita
Yang nampak mata hanya para pembual saja
Rubble goalposts
The remaining buildings were evicted
The field is only a story
Apparently the eyes are only the braggarts
Anak kota tak mampu beli sepatu
Anak kota tak punya tanah lapang
Sepak bola menjadi barang yang mahal
Milik mereka yang punya uang saja
Dan sementara kita di sini
The city boy can not afford shoes
City children have no field
Football becomes an expensive item
Belonging to those who have money only
And while we're here
Di jalan ini
Bola kaki dari plastik
Ditendang mampir ke langit
Pecahlah sudah kaca jendela hati
Sebab terkena bola tentu bukan salah mereka
On this road
Football from plastic
Kicked into the sky
Broken the glass of the heart window
Because of the ball is certainly not their fault
Rony kecil, Heri kecil, gaya samba sodorkan bola
Nobon kecil, Juki kecil, jegal lawan amankan gawang
Cipto kecil, Suwadi kecil, tak tik tuk tak terinjak paku
Yudo kecil, Paslah kecil, terkam bola jatuh menangis
Little Roni, little Heri, samba style thrust the ball
Little Nobon, little Juki, jegal opponents secure the goal
Little Cipto, little Suwadi, no tat on the nail
Yudo is small, Fit small, clipped the ball fell crying
Lirik Lagu Iwan Fals : Judul Mereka ada Dijalan
Iwan Fals's Song Lyrics : Their Title Is On The Road
Diatas adalah lirik lagu Vrrgiawan Listanto (Iwan Fals) yang menjadi tembang populer pada Tahun 1992, Lalu ini mengisahkan tentang sulitnya anak –anak miskin di Jakarta mencari tempat bermain bola ketika itu, sehingga mereka menggunakan sisa bangunan yang tergusur sebagai tempat bermain sepakbola.
Anak- anak Desaku sedang bermain sepakbola dalam puing - puing/Kids My village is playing football in the ruins
Above is the lyrics of the song Vrrgiawan Listanto (Iwan Fals) which became popular song in 1992, Then it tells about the difficulty of poor children in Jakarta looking for a place to play the ball then, so they use the rest of the buildings are displaced as a place to playing football.
Lagu ini juga menyebutkan nama – nama mantan pemain sepakbola tim nasional Indonesia dari berbagai masa dan menyamakan gaya permainan anak – anak tersebut yang di tuangkan dalam lagu berbentuk kritikan sosial.
Source Image
Iwan Fals sekarang, penyanyi legendaris Indonesia/Iwan Fals is now the legendary Indonesian singer
The song also mentions the names of former Indonesian national team football players from various times and equate the style of the children's games are poured in the song in the form of social criticism.
Lagu Mereka ada Dijalan ini, telah menginspirasikan saya hari ini dengan apa yang saya lihat dan saksikan di Desa saya.
Their song is on this Road, has inspired me today with what I saw and witnessed in my Village.
Desa Keude Krueng Geukueh, sebagai Ibukota Kecamatan Dewantara, Aceh Utara dengan luas 600 meter persegi dan berpendududuk 4.000 lebih adalah lokasi yang sempit untuk sebuah kawasan pasar Kecamatan.
Keude Krueng Geukueh Village, as the Capital of Dewantara District, Aceh Utara with an area of 600 square meters and a population of 4,000 more is a narrow location for a Kecamatan market area.
Namun begitulah kondisi geografis Desa saya, yang disana juga ada sebidang lapangan yang kini sudah diubah fungsinya sebagai lapangan pasar terpadu.
But that is the geographical condition of my village, where there is also a field which has now been changed as an integrated market place.
Di Lapangan itulah saya melihat segerombolan anak – anak bermain sepakbola di antara bangunan pasar terpadu yang belum dimanfaatkan yang sekaligus menjadi tempat arena bermain anak – anak.
Anak - Anak Desa dengan bakat sepakbolanya/Children of the Village with their soccer talents
It was in the Field that I saw a bunch of kids playing football among unused untapped market buildings that were also a place for children's playgrounds.
Saya Pun terbawa dalam permainan dan bakat sepakbola yang mereka peragakan, sambil menelangsa jauh pada masa – masa lapangan ini menjadi sarana sepakbola yang populer.
I'm also carried away in the game and the footballing talent they are demonstrating, while keeping it away in these field times becomes a popular means of football.
Fachry Husaini, yang kini adalah pelatih Tim Nasional Indonesia usia 16 Tahun yang juga mantan pemain Tim Nasional Indonesia serta pemain PKT Kalimantan Timur, pernah bermain dilapagan ini, Pemain PSMS Medan era 80an seperti Sumardi, Mamek Sudiono, Suharto dan lainya juga pernah bermain dilapangan yang sudah beralih fungsi ini, bahkan sampai mantan pamain Nasional Rudy Wiliam Keltjes dan Jairo Matos, pemain asal Brazil yang bermain untuk PS. Pardedetex, pernah berjibaku dengan sepakbola di Lapangan ini.
Fachry Husaini, Pelatih Sepakbola Indonesia U-16 dan T. Kamaruzzaman, dua pesepakbola yang pernah bermain di Lapangan Desaku/Fachry Husaini, Indonesia Under-16 Football Coach and T. Kamaruzzaman, two footballers who played in my Village Square
Fachry Husaini, who is now the 16-year-old Indonesian National Team coach who is also a former Indonesian National Team player and PKT Kalimantan Timur player, has played in this field, PSMS players in Medan in the 80s such as Sumardi, Mamek Sudiono, Suharto and others have also played in the field. has switched to this function, even to former national pamain Rudy Wiliam Keltjes and Jairo Matos, a Brazilian player who plays for PS. Pardedetex, has struggled with football in this field.
Belum lagi talenta pemain lokal yang pernah sukses dalam sepakbola di Provinsi Aceh, juga pernah mengukir sejarah persepakbolaan Aceh dan mereka lahir di lapangan ini, seperti Sukirmanto yang pernah memperkuat Persiraja Banda Aceh dan PSBL Langsa, Tim Haornas Aceh Tahun 1990 dengan sebagian pemain yang berasal dari pemain yang berlatih di Lapangan ini, seperti T. Kamaruzzaman, Abdul Halim, Maherli, Saifuddin dan lain – lain, mereka telah maembawa nama Dewantara dalam kancah persepakbolaan Nasional.
Not to mention the talent of local players who have been successful in football in Aceh Province, also has made history of football in Aceh and they were born in this field, such as Sukirmanto who once strengthened Persiraja Banda Aceh and Langsa PSBL, Aceh Haornas Team of 1990 with some players coming from players who trained in this field, such as T. Kamaruzzaman, Abdul Halim, Maherli, Saifuddin and others, they have brought Dewantara's name in the national football scene.
Tiba – tiba anak – anak bersorak girang karena gol yang terjadi dari permainan mereka dan membuyarkan lamunan saya tentang kisah lapangan Kruenggeukueh yang penuh sejarah.dan juga homebase dari PS Buana Agung dan PS Dewantara yang merupakan Klub Divisi Utama, bonden Aceh Utara United.
Foto lama PS Buana Agung, Klub yang berhomebase di Lapangan Kruenggeukueh/Old photo of Buana Agung FC , Clubs who are home base at Kruenggeukueh Square
Suddenly the children cheered with excitement because of the goals that occurred from their game and interrupted my daydreams about the story of Kruenggeukueh field that full of history. And also the homebase of PS Buana Agung and PS Dewantara which is Club Division Utama, bonden Aceh Utara United.
Seingat saya, lapangan ini terakhir aktif sebagai sarana sepakbola adalah pertandingan hiburan sepakbola yang dimainkan tim sirkus gajah pada Tanggal 22 Oktober 2014.
Kondisi terakhir Lapangan Kruenggeukueh dalam kondisi bagus saat sepakbola gajah 2014 lalu/The last condition of Kruenggeukueh Field is in good condition when elephant football 2014 ago
As I recall, this last field active as a means of football is a football entertainment match played by the circus team of elephants on 22 October 2014.
Selanjutnya pada Tahun 2015, Lapangan ini dialih fungsikan oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Utara sebagai lokasi pasar terpadu dan untuk sementara lokasi lapangan sepakbola dialihkan kedalam lokasi bekas Pabrik PT. Asean Aceh Fertilezer sudah tdak dipergunakan.
Furthermore, in the Year 2015, this Field is converted by the Government of Aceh Utara District as an integrated market location and temporarily the location of football field diverted into the former site of PT. Asean Aceh Fertilezer has not been used.
Namun sangat disayangkan, dalam beberapa waktu terakhir ini, lapangan sementara tersebut telah dipagari dan tidak dapat dipergunakan lagi sebagai tempat bermain sepakbola.
Lapangan Kruenggeukueh sementara, sebangai pengganti lapangan lama yang kini telah dipagar/Krueng Geukueh temporary field, as a replacement for the old field that has now been fenced
But unfortunately, in recent times, the temporary pitch has been fenced off and can not be used anymore as a place to play football.
Maka pilihan terakhir dari anak – anak yang punya bakat dan hobby sepakbola ini, adalah menjadikan lapangan pasar terpadu yang dahulunya adalah lapangan sepakbola, sebagai sarana mereka bermain sambil menyalurkan bakat mereka.
Then the last choice of children who have talent and hobby of this football, is to make an integrated market field that once was a football field, as a means of playing them while channeling their talents.
Semoga saja nantinya mereka dapat memperoleh sarana bermain sepakbola yang baik, Demi penyaluran bakat mereka dalam olah raga yang mendunia ini dimasa yang akan datang, sehingga dapat lahir kembali pemain – pemain hebat sebagaimana latar belakang lapangan yang penuh kisah haru biru persepakbolaan di Desa saya ini.
Demikian
Hopefully later they will be able to get a good means of playing football, For the sake of channeling their talent in this global sport in the future, so that it can reborn the great players as the background of the field full of blue football story in my village.*
Thereby
Memang lapangan bola dewantara dulunya megah keseantoro daerah. Tapi sayang sekarang sejarah itu sudah di kubur oleh pemerintah kita sendiri, dgn menjadikannya pasar fiktif.
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit
Menyedihkan sekali cucoe ee hmm
Downvoting a post can decrease pending rewards and make it less visible. Common reasons:
Submit